Breaking News:

Berita Viral

Mamay, Ibu Meninggal Bersama Bayi di Sumedang, Diduga Dicekoki Obat Induksi Meski Lemah, Profesi PNS

Inilah sosok Mamay, ibu yang meninggal bersama bayi dalam kandungan di RSUD Sumedang. Diduga dicekoki obat induksi meski kondisi melemah.

Editor: Suli Hanna
Dok Ardiansyah Afandi
Ardiansyah Afandi (30) berziarah ke makam Mamay Maida (27) di TPU Cipeureu, Desa Buanamekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Senin (2/10/2023). 

Kepada dr Dani, Ardiansyah mengatakan, Mamay pernah diberi tindakan vakum saat melahirkan anak pertama di RS AMC Cileunyi.

Namun, setelah melihat kondisi istrinya, kata Ardiansyah, dr Dani memastikan bahwa bayi dan istrinya sehat. Akan tetapi untuk persalinan, lebih cepat tindakan lebih baik.

Baca juga: Berjodoh Sampai Maut Memisahkan, Pasangan 69 Tahun Ini Meninggal sambil Pegangan Tangan, Bikin Haru

Sang istri meninggal jelang melahirkan anak keduanya karena dugaan pemberian obat induksi
(kiri) RSUD Sumedang dan (kanan) Ardiansyah Apandi (30) bersama anak pertamanya berziarah ke makam Mamay Maida (27), di TPU Cipeureu, Desa Buanamekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Senin (2/10/2023). Sang istri meninggal jelang melahirkan anak keduanya karena dugaan pemberian obat induksi
Sang istri meninggal jelang melahirkan anak keduanya karena dugaan pemberian obat induksi (kiri) RSUD Sumedang dan (kanan) Ardiansyah Apandi (30) bersama anak pertamanya berziarah ke makam Mamay Maida (27), di TPU Cipeureu, Desa Buanamekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Senin (2/10/2023). Sang istri meninggal jelang melahirkan anak keduanya karena dugaan pemberian obat induksi (Dok Ardiansyah Apandi/Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

"Karena itu meski ada waktu hingga empat hari lagi. Saya pilih segera. Dokter memberi rujukan ke RSUD Sumedang," katanya.

Akhirnya Mamay dibawa ke RSUD Sumedang, dengan menggunakan BPJS kelas 1, Mamay diterima.

Saat itu, keduanya sampai di RSUD pukul 19.30. Setelah pemeriksaan, Mamay diharuskan mendapatkan induksi.

Berkaca pada pengalaman lima tahun lalu, Ardiansyah lalu meminta bidan untuk berhati-hati dengan induksi itu.

Jika lebih dari 10 jam tidak ada reaksi, lebih baik vakum atau operasi caesar.

"Saya katakan itu. Tolong dicatat bidan, istri saya pernah susah melahirkan waktu anak pertama, bahkan harus pakai vacum," jelas Ardiansyah.

Ardiansyah menirukan jawaban bidan, "Insyaallah Pak, kita berusaha maksimal, kita bismillah, bismillah."

Saat itu ada empat form induksi yang harus ditandatangani. Induksi diberikan setiap empat jam.

Pukul 09.00, Minggu (1/10), Mamay masuk ruang bersalin. Sebelumnya Ardiansyah tak bisa menemani. Tapi di ruang bersalin bisa.

"Di ruangan itu masih sehat, bisa makan, minum. Tapi yang aneh, bidan di ruangan itu cengengesan, dengerin musik, mainin ponsel," katanya.

Dalam prosesnya, bayi sudah terlihat.

Tapi kondisi istrinya sudah lemah karena kehabisan tenaga. Tetapi, tim medis justru akan menginduksinya sekali lagi dan meminta tanda tangan persetujuan Ardiansyah. "Kok masih dikasih obat?" katanya.

Pukul 12.00, ketika badan Mamay sudah betul-betul tak bergerak, barulah dimasukkan ruang operasi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
bayimeninggalRSUD SumedangPNSMamay Maida
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved