Berita Viral
Kabar Pony, Orangutan 21 Tahun Lalu Dijadikan Pelacur, Sampai Kini Masih Trauma Lihat Mantan Tuan
Masih ingat dengan Pony? Orangutan yang kisah malangnya sempat menghebohkan Indonesia pada tahun 2003.
Editor: Galuh Palupi
TRIBUNTRENDS.COM - Masih ingat dengan Pony? Orangutan yang kisah malangnya sempat menghebohkan Indonesia pada tahun 2003.
Pony adalah orangutan korban kebejatan manusia yang tega menjadikannya sebagai budak seks.
Pony diculik dari hutan dan dijadikan sebagai pelacur di Kalimantan Tengah oleh tuannya.
Saat ditemukan Boreno Orangutan Survival Foundation (BOSF) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pada 2003, kondisi Pony mengenaskan.

Penampilannya sudah tak seperti orang utan sebab rambut disekujur tubuhnya dicukur habis.
Pun kulitnya terinfeksi, berkat gigitan nyamuk yang membuat Pony tak tahan untuk menggaruk.
Baca juga: Sama-sama Fasih 4 Bahasa Asing, Nasib Muhammad Iqbal Berbeda dengan Rafi Atqiya, Tak Lolos Tes TNI
Mengutip dari Tribun-Medan.com, Selasa (26/9/2023), Pony yang lahir sekira 1996 ditangkap dan dijadikan budak seks di sebuah rumah di Desa Karen Pangi.
Tangan Pony terikat ke dinding sehingga ia hanya bisa berbaring di kasur dalam sebuah ruangan gelap.
Ia juga didandani agar menyerupai manusia, seperti dipakaikan perhiasan, rias wajah, dan parfum.
Mantan tuan Pony, pelaku yang mempekerjakan sang orang utan, memasang tarif sekira Rp38.863 untuk berhubungan seksual.
Sebagai pekerja seks, Pony seakan mengetahui apa yang ia lakukan.
Pony akan menggerakkan pinggulnya seperti menggoda ke arah seorang pria yang mengunjunginya di kamar.
Pony berhasil diamankan, kemudian direhabilitasi pada 13 Februari 2003.

Penyelamatan Pony kala itu berlangsung dramatis.
Sekira 35 perwira militer bersenjata dikerahkan untuk membawa Pony keluar dari rumah tuannya.
Orang-orang yang terlibat dalam bisnis prostitusi itu protes dan menolak menyerahkan Pony karena tak inign kehilangan sumber uang.
Baca juga: Iseng Bongkar Sofa Seharga 6 Juta, Wanita Ini Dibuat Terkejut Lihat Isinya: Astagfirullah!
Untuk menghindari amuk massa, pelaku yang mempekerjakan Pony ikut dibawa bersama Pony dan diizinkan bertemu di tempat rehabilitasi setiap bulan.
Namun, seakan trauma, kehadiran mantan tuannya itu membuat Pony berteriak dan buang air besar.
Kunjungan diberhentikan seketika itu dan penjagaan Pony diperketat.
Kini, setelah dua puluh tahun bebas dari prostitusi, Pony masih berada di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru, Menteng, Kalimantan Tengah.
"Pony menjalani hidup sehat di dalam salah satu kompleks individu kami dalam beberapa tahun belakangan," ujar perwakilan BOS Foundation dalam keterangan tertulisnya.
Meski dalam keadaan sehat, Pony yang diperkirakan berusia 27 tahun ini masih belum bisa dilepasliarkan.
Pony sempat dua kali gagal menjalani pra-pelepasliaran agar mampu terbiasa dengan habitat aslinya.
Pertama, Pony sempat menjalani pra-pelepasliaran di Pulau Bangamat, Palangka Raya, Kalteng pada 2005.
Namun, upaya tersebut gagal karena Pony kesulitan mencari makan sendiri dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Pada Juli 2010, Pony kembali ke pusat rehabilitasi.
Baca juga: Diusir hingga Dipolisikan Mami Eda, Lolly Beber Kondisinya, Nikita Mirzani: Udah Dijabah Doa Gue
Ia sempat sekali lagi dilepaskan ke Pulau Kaja, Kalteng.
Sayangnya, ia justru mengalami malnutrisi dan kondisi kesehatan menurun.
Akhirnya, Pony dikembalikan ke pusat rehabilitasi pada Agustus 2014.
BOS Foundation tetap menaruh harapan besar agar Pony bisa kembali ke alam liar dan hidup seperti orang utan pada umumnya.
"Kami berharap dia mungkin bisa mendapatkan kesempatan untuk tinggal di pulau suaka suatu hari nanti, dan namanya sudah ada di dalam tapi dia sudah ada di daftar tunggu," ujar BOS Foundation.
IRT di Martapura Ditangkap, Pekerjakan 12 Wanita Muda sebagai PSK
Seorang ibu rumah tangga di Banjar, Kalimantan Selatan ditangkap polisi.
IRT berusia 30 tahun itu diduga menjadi muncikari.
Ia mempekerjakan 12 wanita muda sebagai pekerja seks komersial (PSK).
Ternyata IRT ini telah melakoni pekerjaan menyimpang ini selama tiga tahun.
Baca juga: KRONOLOGI Selebgram di Babel Ditangkap, ARD Diduga Jadi Muncikari, Dipesan Lewat WA, Tarif Rp 3 Juta
Seorang ibu rumah tangga di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) berinisial SDA (30) yang nyambi bekerja sebagai mucikari ditangkap polisi.

SDA ditangkap oleh petugas Subdit III Jatanras Direktorat Kriminal Umum Polda Kalsel karena terbukti mempekerjakan 12 wanita muda sebagai pekerja seks komersial (PSK)
Direktur Reskrimum Polda Kalsel, Kombes Erick Frendriz mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal saat petugas mencurigai adanya transaksi seks yang dilakukan oleh SDA melalui media sosial.
"Mendapat informasi tersebut, Tim Resmob Macan Kalsel melakukan penyamaran dengan pura-pura menjadi pelanggan, kemudian memesan wanita untuk dijadikan teman kencan," ujar Erick dalam keterangannya yang diterima, Senin (4/9/2023) malam.
Setelah menunggu beberapa lama, wanita yang dipesan akhirnya datang di salah satu hotel di Banjarmasin.
Petugas kemudian mengumpulkan keterangan dari wanita yang dipesan. Dari situ petugas mengantongi nama SDA yang diduga sebagai mucikari.
Tak lama kemudian, petugas berhasil menangkap SDA di rumahnya di kawasan Tanjung Rema, Martapura.
"Dari pengakuan SDA, aksi ini sudah dilakukan selama tiga tahun, dia memperkejakan sekitar 12 orang wanita," ungkapnya.
Di hadapan petugas, SDA mengaku jika keuntungan dari hasil menjajakan wanita dibagi sesuai kesepakatan.
Baca juga: SOSOK ARD Selebgram Bangka Belitung Diduga Punya Sampingan Muncikari, Postingan Terakhir Disorot

Untuk harga setiap kencan, SDA memasang tarif mulai Rp 600.000 hingga Rp 1.300.000.
"SDA kerap menawarkan wanita muda dengan kisaran usia 20-25 tahun untuk kencan kepada pria hidung belang di situs online, para wanita itu dibandrol dengan harga Rp 600 ribu sampai Rp1,3 juta sekali kencan," pungkasnya.
Akibat perbuatannya, SDA dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) UU No. 21 Tahun 2007 dengan ancaman pidana paling singkat 3 tahun dan paling 15 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120 juta dan paling banyak Rp 600 juta. (Tribun Madura)
Diolah dari artikel di Tribun Madura
Misteri Darah di Purwakarta, ART Berpura-Pura Panik, Ternyata Dialah Pembunuh Dea Permata |
![]() |
---|
Insiden Viral RSUD Sekayu Berakhir Manis: Keluarga Pasien Akhirnya Minta Maaf ke dr Syahpri |
![]() |
---|
Jejak Karier Dokter Syahpri: Dari Konsultan Ginjal Berprestasi hingga Jadi Amukan Pasien RSUD Sekayu |
![]() |
---|
Kekerasan di Ruang Perawatan: dr Syahpri Polisikan Keluarga Pasien RSUD Sekayu, Tak Ada Maaf |
![]() |
---|
Dibentak, Dicaci, Dipaksa Lepas Masker, dr Syahpri Tunggu Ucapan Maaf Keluarga Pasien RSUD Sekayu |
![]() |
---|