Breaking News:

Berita Viral

Pantas Hidup Makmur, Pegawai Tambang Blak-blakan Ungkap Nominal Gaji: Paling Sedikit 60 Juta Ya

Viral para pegawai tambang blak-blakan ungkap berapa nominal gaji yang mereka terima.

Editor: Galuh Palupi
TikTok @akhdiat.usman
Pekerja tambang ungkap nominal gajinya 

TRIBUNTRENDS.COM - Viral para pegawai tambang blak-blakan ungkap berapa nominal gaji yang mereka terima.

Pengakuan itu diunggah di akun TikTok @akhdiat.usman pada Kamis (27/7/2023).

Sejumlah pegawai tambang terekam tengah berkumpul di lokasi mereka bekerja.

Mereka kemudian saling berbicara tentang jabatan dan gaji yang diterima se3lama bekerja di pertambangan.

Para pegawai tambang ini merupakan lulusan dari berbagai perguruan tinggi.

Betah bekerja di sekitaran tambang, gaji yang mereka peroleh tersebut berhasil membuat para netizen kaget.

Baca juga: Dunia Jadi Gelap Curhat Ibu Kevin setelah Tahu UU Nikah, Takut Dipidana: Mau Jadi Artis Tak Sampai

Pekerja tambang ungkap nominal gajinya
Pekerja tambang ungkap nominal gajinya (TikTok @akhdiat.usman)

Bagaimana tidak, dengan jabatan yang mereka pegang kini para pegawai tambang tersebut bisa mendapat gaji paling rendah Rp 60 juta.

"Paling sedikit 60 juta ya, di geotech itu ada 75 juta,itu belum dinas luar ya mas," ucap seorang pegawai.

Masih terbilang muda, para pegawai tambang yang digajih puluhan juta itu menduduiki sejumlah posisi yakni PIT Countrol dan Houling, Geotech Suvervisor, dan Drill Blast.

"Saya Sulaiman PIT Countrol dan Houling, Saya Andreas sebagai Geotech, Saya Kuncoro Drill Blast, Saya Bram sebagai PIT Control dan Houling," papar mereka.

Latar pendidikan mereka pun beragam mulai dari S1 hingga S2 luar negeri.

"Saya alumni Universitas Lambung Mangkurar (Sulaiman), Saya S1 ITB S2 ini jalan Oxford (Andreas), saya S1 ITB dan S2 UNLAM (Kuncoro), Saya S1 ITB S2nya Tanjungpura (Bram)," tambah mereka lagi.

Diketahui para Pegawai Tambang tersebut berasal dari salah satu perusahan ternama di Kalsel.

 

 

* Tiga tantangan kerja di tambang

Kepala teknisi PT Freeport Indonesia (PTFI), Welly Sugiarto Raharjo, MM., IPM. menyampaikan bahwa setidaknya terdapat tiga tantangan dalam berkarir di bidang pertambangan, yakni:

1. Tantangan pertama berkaitan dengan potensi runtuhnya bebatuan yang menjadi tantangan utama ketika bekerja di pertambangan bawah tanah.

Baca juga: Pria di Banjarbaru Begal Mertua Stroke, Pura-pura Jadi Ojol, Ternyata Dendam Diminta Cerai & Diusir

Oleh karena itu diperlukan penciptaan sistem penyanggaan yang kuat pada akses terowongan pertambangan untuk meminimalkan risiko tersebut.

Selain itu, sistem monitoring yang baik juga harus dikembangkan guna menjaga keselamatan para pekerja.

2. Tantangan kedua terdapat dalam proses eksplorasi dan eksploitasi bawah tanah juga memungkinkan adanya risiko infeksi gas beracun.

Welly menjelaskan bahwa semakin dalam tanah yang digali semakin banyak pula kantong gas beracun ditemukan.

Kantong gas beracun ini dapat berakibat fatal bagi para pekerja sehingga setiap penambangan harus dilengkapi dengan sistem regulasi yang baik dan harus memiliki alat pendeteksi gas.

3. Selain itu, para pekerja di penambangan bawah tanah juga perlu diberi pelatihan cara menghadapi situasi mendesak ketika bekerja di terowongan pertambangan.

Mereka akan dilengkapi alat pelindung diri, seperti masker dan tabung oksigen mini yang bisa dibawa bepergian untuk membantu pengendalian risiko keselamatan kerja dalam pertambangan.

BERTARUH Nyawa, Kisah 8 Orang Terjebak di Lubang Tambang Emas Tradisional di Banyumas

Kisah delapan pekerja yang terjebak di dalam lubang tambang emas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Peristiwa tersebut terjadi tepatnya pada Selasa (25/7/2023) malam.

Lokasi tambang emas tradisional tersebut berada di Desa Panurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas.

Lantas bagaimana delapan pekerja itu bisa terjebak ke dalam lubang tambang emas itu?

Baca juga: Keluarga di Banyumas Cemas, Tunggu Kabar Korban Terjebak di Tambang Emas Ilegal, Ingin Kepastian

Sebanyak delapan pekerja tambang tradisional terjebak di dalam lubang tambang emas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sejak Selasa (25/7/2023) malam.

Lokasi tambang emas tradisional tersebut berada di areal persawahan mili pribadi warga seluas 2 hektare di Desa Panurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas.

Polisi memastikan tambang emas tradisional yang ada sejak tahun 2014 itu tak memiliki izin dan dipastikan ilegal.

Mereka saat ini masih terjebak di dalam lubang Tambang Emas Rakyat yang berlokasi di Desa Pancurendang Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Mereka saat ini masih terjebak di dalam lubang Tambang Emas Rakyat yang berlokasi di Desa Pancurendang Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. (Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati)

Saat pembukaan lahan tambang, ada kesepakatan antara pemilik lahan dengan penambang dengan persentase bagi hasil 20 persen untuk pemilik lahan, 20 persen untuk pemodal, dan 60 persen untuk pekerja.

Di lahan seluas 2 hektare itu terdapat 35 lapak tambang dan lima di antaranya tak lagi aktif.

Kades Pancurendang, Narisun mengatakan sejak ia menjabat kades pada tahun 2015, tambang itu sudah beroperasi.

“Pemerintah desa hanya sebatas mengimbau saja, jangan diteruskan. Tetapi ya begitu, masih tetap jalan terus. Saya menyadari kalau itu sudah menjadi bagian dari ekonomi rakyat. Saya juga tidak pernah berani masuk ke sini,” tuturnya.

Ia menjelaskan, warga desa yang bekerja di tambang tersebut hanya sekitar 50 orang.

“Sebagian besar dari Jawa Barat. Saya tidak tahu dari mana saja. Warga di sini jarang yang berani masuk ke dalam,” jelasnya.

Bertaruh nyawa di lubang tambang

Memasuki lubang sempit dengan diameter hanya 80-90 cm menjadi keseharian dari para penambang emas di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

Mereka merangkak memasuki lubang tambang dengan kedalaman 40-60 meter.

Hal tersebut diceritakan oleh penambang emas asli Banyumas yakni Nino (40), Agus (40) dan Darkim (45).

Keberanian dan kenekatan para pekerja tambang emas itu sangat berisiko karena nyawa adalah taruhannya.

Tim SAR menyiapkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023).
Tim SAR menyiapkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023). (DOK BASARNAS CILACAP)

Dengan adanya kejadian tersebut mereka harus berpikir dua kali untuk kembali bekerja sebagai penambang emas.

Nino bercerita kondisi area tambang sangat gelap dan penerangan hanya bergantung pada lampu senter atau head lamp yang digunakan penambang.

Ada tiga alat utama yang mereka andalkan ketika akan menambang. Pertama adalah pipa blower yang berfungsi mengalirkan udara atau oksigen.

Pipa blower inilah yang digunakan juga untuk berkomunikasi dengan petugas yang berada di atas.

Kedua adalah pipa penyedot air, yang digunakan untuk menyedot air selama 24 jam. Jika kondisi mesin panas maka akan segera diganti.

Yang ketiga adalah dril atau alat bor yang digunakan untuk untuk mengebor tanah.

"Kita kasih kode pakai tali dan kompresor untuk udara, termasuk untuk makanan.Jadi ngomong aja langsung pakai pipa blower pipa panjang itu," ujar Nino kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (27/7/2023).

Nino mengaku bisa menambang dalam lubang selama setengah hari. Bahkan ia pernah berada di area lubang tambang selama 24 jam.

"Di dalam itu jalurnya seperti tangga dan didalamnya ada yang namanya 'Raja Tikus' yang akan mengikuti jalur urat-urat emas," katanya.

Baca juga: ASTAGA Pria di Banyumas Akhiri Hidup Sambil Live Streaming, Ungkap Masih Sayang Mantan: Aku Pamit Ya

Menurutnya lubang diameter 90 centimeter hanya disangga kayu-kayu balok. Dalam satu lubang tambang bisa dimasuki sampai 10 orang pekerja tambang dan bekerja tim.

"Di dalam bisa 10 orang, ada yang nge-drill atau nge-bor dan ada yang mengangkut material pakai karung," jelasnya.

Terkait dengan penghasilan dari tambang emas dia memperkirakan dapat uang Rp1 juta sampai Rp5 juta dalam seminggu.

Tim ESDM Jateng menurunkan kamera hold ke lubang galian tambang emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2023).
Tim ESDM Jateng menurunkan kamera hold ke lubang galian tambang emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2023). (DOK BASARNAS CILACAP)

Ia mengatakan pembagian kerja masing-masing orang berbeda-beda. Ada yang bagi material mengolah sendiri dan ada juga yang terima hasilnya saja.

"Kalau sehari ya bisa sampai minim Rp 100.000. Tapi kalau zonk sering juga," jelasnya.

Nino dan kawan-kawannya sudah bekerja 10 tahunan sejak ada penambangan emas pada 2014 silam. Lokasi tambang emas rakyat itu diapit dua sungai yaitu, Sungai Tajur dan Sungai Datar.

Berdasarkan informasi yang diceritakan oleh pekerja tambang lain, Agus (40) butuh modal ratusan juga untuk buka lapak atau buka satu area lubang tambang.

"Satu lapak ratusan juta bisa Rp 300 juta-Rp 500 juta, mahalnya itu karena perlengkapannya juga, kayu dan lain sebagainya," jelasnya.

Meski bekerja di dalam lubang sempit, para penambang bisa melalukan kegiatan lain seperti merokok, makan, minum bahkan ngopi dan tiduran. (Banjarmasin Post)

Diolah dari artikel di Banjarmasin Post

Tags:
TikTokKalimantan Selatan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved