Breaking News:

Berita Viral

ASTAGHFIRULLAH Pasangan Ini Lakukan Asusila di dalam Kereta, Tak Peduli Saat Ditegur 'Tak Tahu Malu'

Viral sepasang kekasih dengan nekat melakukan kegiatan asusila di dalam gerbong kereta api, tak gubris penumpang lain

Kolase EVA/Yonhap News
Pasangan pemuda melakukan hal tak senonoh di dalam gerbong kereta, tak pedulikan sekitar. 

TRIBUNTRENDS.COM - Tak tahu tempat dan waktu, pria dan wanita ini nekat melakukan kegiatan asusila di tempat umum.

Bahkan keduanya tak mempedulikan keadaan sekitar meski banyak orang yang memperhatikannya.

Keduanya sempat ditegur namun tak dihiraukan dan masih melanjutkannya.

Dikutip dari EVA, Sabtu (1/7/2023), tidak jarang pasangan menunjukkan kemesraan di tempat umum.

Baca juga: DEMI Janda, Iptu MIP Tinggalkan Istri dan 2 Anaknya, Propam Janji Penjarakan Buat Video Asusila

Tetapi tindakan yang melampaui batas, bahkan menyinggung, akan membuat orang di sekitarnya sangat tidak nyaman dan dikutuk oleh masyarakat.

Baru-baru ini, pria dan wanita dari Shanghai, China, membuat orang-orang di sekitar mereka marah karena perilakunya tersebut.

Ilustrasi video asusila
Ilustrasi video asusila (Surya)

Media lokal melaporkan, kejadian tersebut terjadi pada 3 Juni 2023 di subway line 11 Shanghai.

Namun, baru-baru ini, video dan foto kejadian tersebut viral di jejaring sosial.

Dalam video yang direkam oleh seorang saksi, pasangan yang masih sangat muda itu berdiri tepat di sebelah pintu masuk kereta bawah tanah.

Seorang pria memakai kaos abu-abu dan gadis itu memakai kaos putih.

Begitu mereka naik kereta, pasangan itu mulai melakukan tindakan asusila.

Seperti mereka berdiri berdekatan, berpelukan dan berciuman dengan penuh gairah.

Tindakan menunjukkan kasih sayang yang berlebihan di tempat umum ini telah menarik perhatian dan keterkejutan beberapa orang di sekitar.

Tetapi berlum sampai pada level ketidaknyamanan.

Penumpang di sekitar hanya terkejut ketika mereka terus menyaksikan pasangan muda itu melakukan hubungan asusila melampaui batas.

Pria itu mendorong gadis itu untuk berdiri di dekat pintu.

Pasangan pemuda melakukan hal tak senonoh di dalam gerbong kereta, tak pedulikan sekitar
Pasangan pemuda melakukan hal tak senonoh di dalam gerbong kereta, tak pedulikan sekitar (EVA)

Lalu dengan santai mengangkat baju pacarnya, meraih ke dalam untuk menyentuh organ pribadi gadis itu.

Setelah beberapa saat, gadis itu berdiri membelakangi pacarnya dan dia terus melakukan adegan asusila.

Baca juga: Diduga Lakukan Kekerasan Asusila ke 41 Santriwati, Pimpinan Ponpes di Sikur Ditahan Korban Trauma

Selama seluruh proses, pria itu selalu menjadi orang yang mengambil inisiatif dalam segala hal.

Namun pacarnya tidak keberatan dan malah membiarkannya.

Tindakan tidak menyenangkan pasangan muda ini tentu saja membuat orang lain yang hadir di trem tidak nyaman dan sakit mata.

Seorang penumpang wanita bahkan tidak tahan melihat pemandangan ini dan mengingatkan pasangan itu untuk berhenti atau turun dari kereta.

Meski begitu keduanya tidak peduli, mengabaikan semua kata dan melihat sekeliling.

Awalnya, video pasangan itu diposting di jejaring sosial Douyin.

Akan tetapi segera dihapus karena mengandung unsur pornografi, melanggar standar komunitas.

Namun setelah itu, video tersebut masih banyak dibagikan oleh netizen di platform jejaring sosial lainnya.

Karenanya, pasangan muda di atas mendapat banyak komentar kritis dan sarkastik dari komunitas online.

Baca juga: DIDUGA Masih SMP dan SMA, 2 Pelajar di Pantai Konawe Ketahuan Berbuat Asusila, Videonya Viral

"Tidak bisa diterima, bagaimana mereka bisa begitu tenang di tengah keramaian."

"Apakah pasangan ini terobsesi dengan seks atau tidak ada rasa malu?"

"Saya tidak percaya ini terjadi di sekitar saya, apakah mereka akan merasa malu setelah gambar-gambar ini tersebar di jejaring sosial?".

Diduga Lakukan Kekerasan Asusila ke 41 Santriwati, Pimpinan Ponpes di Sikur Ditahan 'Korban Trauma'

Seorang pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, ditahan karena diduga melakukan kekerasan asusila terhadap 41 santriwatinya.

Terduga pelaku pun ditangkap pada Selasa (16/5/2023) pukul 20.30 Wita.

Diduga pelaku sudah melakukan kekerasan asusila terhadap puluhan santriwati itu sejak tahun 2016.

Baca juga: Saya Takut Tangis Santriwati, 5 Kali Dirudapaksa Pimpinan Ponpes: Saya Diancam Disiksa di Akhirat

Setelah kasus kekerasan seksual yang melibatkan LM (40), pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Polres Lombok Timur, kembali menahan pimpinan pondok pesantren lainnya berinisial HSN (50), di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Selasa (16/5/2023) pukul 20.30 Wita.

Pelaku diduga melakukan kekerasan seksual (perkosaan) terhadap puluhan santriwatinya, sejak 2016 hingga 2023.

Kapolres Lombok Timur, AKBP Herry Indra Cahyono yang dikonfirmasi disela sela kegiatan Kemenparekraf, Rabu sore (17/5/2023) terkait penangkapan pimpinan ponpes di Lombok Timur.
Kapolres Lombok Timur, AKBP Herry Indra Cahyono yang dikonfirmasi disela sela kegiatan Kemenparekraf, Rabu sore (17/5/2023) terkait penangkapan pimpinan ponpes di Lombok Timur. (FITRI R)

Ketua Koalisi Stop Kekerasan Perempuan dan Anak, yang juga Ketua LBH Apik, Nuryanti Dewi, mengatakan, pihaknya mencatat jumlah korban dari tersangka HSN mencapai 41 orang korban.

Namun, kata dia, baru dua orang korban yang berani melapor.

"Catatan kami, 41 orang korban, kami memberikan perlindungan kepada mereka, karena semua korban masih dalam kondisi tertekan dan trauma," kata Yanti, pada Kompas.com, Kamis (18/2023).

Yanti mengatakan, meskipun penangkapan telah dilakukan, pihaknya masih berproses melakukan perlindungan sepenuhnya pada korban, karena khawatir akan adanya intimidasi yang diterima korban.

Kedatangan LBH Apik sepekan sebelum penahanan, mendorong aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

"Ini upaya kami mendorong penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus ini agar cepat proses penahanan pelaku, termasuk mengecek apakah alat-alat bukti yang diperlukan penegak hukum telah terpenuhi atau tidak," ujar Yanti.

Kapolres Lombok Timur, AKBP Herry Indra Cahyono membenarkan penangkapan dan penahanan terhadap HSN.

Sehingga dua pimpinan ponpes di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, tersebut sama-sama mendekam di sel tahanan Polres Lombok Timur.

"Jadi itu adalah proses hukum, jadi memang kami sudah menetapkan tersangka, kemudian kami lakukan penahanan, tentunya untuk dilakukan proses lebih lanjut," terang Indra, yang dikonfirmasi disela-sela kegiatan Kemenparekraf, Rabu sore (17/5/2023).

Terkait jumlah korban yang mencapai 41 orang, Kapolres menerangkan hal tersebut belum bisa dipastikan, karena korban yang melapor baru dua orang.

Ilustrasi korban tindakan asusila
Ilustrasi korban tindakan asusila (ibtimes.co.in)

"Jumlah korban yang mencapai puluhan, itu mungkin hanya informasi ya, yang pasti melapor ke kami dua orang korban," ujar dia.

Dia berharap kasus ini tidak dikaitkan dengan pondok pesantrennya, karena ini merupakan tindakan kriminal yang dilakukan oknum.

Baca juga: Direstui Nabi Modus Pimpinan Ponpes di NTB, Rudapaksa Santriwati, Korban Lapor Tak Kuat Melayani

"Saya imbau pada masyarakat bahwa ini adalah tindakan pribadi, jadi tidak ada kaitannya dengan pondok pesantren. Sama ketika ada oknum institusi kami berbuat, itu oknum, bukan institusi kami," kata Herry.

Herry juga menerangkan tindakan pimpinan ponpes ini tidak ada kaitannya dengan ajaran sesat.

Meski setiap melakukan perbuatanya pimpinan ponpes ini mengiming-imingi korbannya akan masuk surga jika mengikuti kemauan bejat pelaku atau tersangka.

Saksi-saksi telah diperiksa dan untuk kasus dengan tersangka LM, telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Lombok Timur, untuk segera disidangkan.

(TribunTrends.com/Nafis, Kompas.com)

Sebagian artikel diolah dari Kompas.com

Tags:
berita viral hari iniasusilaChina
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved