Berita Viral
'Kamu Tega!' Murka Ganjar Pranowo, Pengasuh Ponpes Ngaku Cabuli 17 Santriwati: Korbanmu Anak-anak!
Ganjar Pranowo murka saat interogasi pengasuh pondok pesantren yang cabuli 17 santriwati. Para korban dinikahi siri tanpa saksi.
Editor: Monalisa
TRIBUNTRENDS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo marah saat bertemu langsung dengan pelaku pencabulan terhadap belasan santriwati.
Pelaku diketahui adalah Wildan Mashuri Amin (57) pengasuh pondok pesantren di Batang, Jawa Tengah.
Bertemu langsung dengan Wildan Mashuri Amin, Ganjar Pranowo tak bisa menyembunyikan kemarahannya.
Gubernur Jawa Tengah ini tak menyangka, pria yang menjadi pengasuh pondok pesantren malah tega mencabuli santriwatinya.
Baca juga: DIJANJIKAN Berkah Keturunan, 14 Santriwati Dicabuli Pengasuh Ponpes, Dinikahi Siri tapi Tanpa Saksi

Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Ganjar bertanya dengan nada tinggi kepada pelaku.
Sejumlah pertanyaan pun dilontarkan Ganjar kepada pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Batang itu.
"Kenapa kamu tega melakukan itu?
Apalagi korbanmu itu masih anak-anak.
Kamu tidak sadar bahwa itu salah.
Jujur saja sekarang, berapa santri yang jadi korbanmu?" tanya Ganjar dengan nada tinggi.
Diketahui belasan santri yang masih berusia di bawah umur menjadi korban pemerkosaan Wildan.
Aksi bejat itu dilakukan Wildan dari tahun 2019 sampai tahun 2023.
Awalnya, polisi mencatat sebanyak 15 santri menjadi korban Wildan.
Namun saat ditanya Ganjar, Wildan mengaku ada dua alumni santrinya juga menjadi korban.

"Berarti 17 korban, ada lagi tidak.
Jujur saja," desak Ganjar. Ganjar mengaku marah dengan peristiwa itu.
Baginya ini merupakan kasus yang sangat serius di dunia pendidikan.
"Tentu kami marah.
Apalagi korbannya masih anak-anak.
Bagi kami, ini serius karena anak kita itu harus dilindungi, bukan untuk dikerasi dalam bentuk apa pun.
Kami akan langsung terjunkan tim, membuka posko dan trauma healing pada korban," kata Ganjar.
Kasus semacam ini bukan yang pertama.
Sebab pada September 2022, di Batang ada kasus pemerkosaan dengan korban 22 orang.
Pihaknya akan menggandeng Kemenag untuk mengevaluasi pondok pesantren itu.
Bila tidak layak, maka ia akan menutup pondok tersebut.
Sebab di lokasi juga terdapat sekolah madrasah.
Kemudian memperketat pengawasan sekolah dan ponpes.
"Misalnya nanti kita pasang nomor aduan di semua sekolah dan pondok agar semua berani melapor.
Tidak hanya pencabulan, bisa juga bullying dan kejadian tidak sesuai lainnya," jelasnya.
Ia menegaskan masyarakat dan orangtua kini harus lebih waspada.
Komunikasi dengan anak harus ditingkatkan.
Meski begitu, Ganjar meminta kasus ini tidak dijadikan sentimen negatif pada semua pondok pesantren.
Baca juga: SUDAH Final! Herry Wirawan Pemerkosa 13 Santriwati Hingga Hamil Divonis Mati, Kemenag: Efek Jera!
"Ya memang ketika satu dua yang melakukan ini bisa mencoreng semuanya.
Tapi banyak juga ponpes yang hebat, bagus dan orang pengen anaknya ke sana.
Jadi lebih selektif saja saat memilih pendidikan untuk anak," tambahya.
Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, modus pelaku yakni membujuk korban untuk melakukan hubungan dengan alasan akan dapat karomah.
Selain itu, pelaku juga mengelabuhi korban dengan seolah melakukan nikah siri.
Namun nikah hanya dilakukan oleh pelaku dan korban.
"Kami akan terus mengembangkan kasus ini, karena tidak memungkinkan ada korban lain.
Pelaku kami jerat dengan undang-undang perlindungan anak dengan hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Bisa juga lebih karena kejadiannya berulang," tandasnya.
Kata Santriwati yang Menjadi Korban
Seorang santriwati yang menjadi korban pencabulan berinisial S (16) menjelaskan modus yang digunakan pengasuh pondoknya.
Menurutnya pengasuh ponpes menikahi para santriwati secara siri agar dapat mencabuli para korban.
Pelaku mengincar para santriwati yang berparas cantik untuk dijadikan istri siri.
Para korban dipanggil ke dalam sebuah ruangan dan dinikahi secara siri untuk mencegah nasib sial.
Pernikahan siri tersebut tidak didampingi saksi sehingga hanya ada pelaku dan korban di dalam ruangan.

"Hanya bersalaman, lalu mengucap ijab kabul," jelasnya.
Ia mengaku telah tiga kali dicabuli oleh pelaku yang dilakukan di dalam lingkungan pondok pesantren.
Sementara itu, Kades setempat, Solichin membenarkan ada pengasuh pondok pesantren di lingkungannya yang ditangkap polisi.
Solichin tidak begitu mengenal pelaku dan hanya bertemu ketika salat Jumat.
Warga setempat tidak ada yang memondokkan anaknya ke pesantren tersebut karena tidak cocok dengan peraturan yang diberlakukan.
"Santrinya dari luar (dari luar Wonosegoro) semua, warga sini gak ada yang mondok di sini."
"Rata-rata, dari luar dari daerah Batang, Pekalongan, kebanyakan dari Pekalongan, Kajen," terangnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribunnews.com dengan judul "Ganjar Emosi Saat Interogasi Pengasuh Ponpes di Batang yang Perkosa Belasan Santri", Pengasuh Ponpes di Batang Cabuli 14 Santriwati, Korban Dinikahi Secara Siri Tanpa Dihadiri Saksi
Sumber: Kompas.com
Dari Antar Pesanan ke Maut: Kronologi Ojol Terlindas Rantis, Roda Besi Brimob Hentikan Napas Affan |
![]() |
---|
Roda Besi Brimob Renggut Nyawa Ojol, Teriakan Berubah Tangisan, Kapolri Tunduk Meminta Maaf |
![]() |
---|
Malam Mencekam di Jakarta, Ojol Terlindas Rantis Brimob saat Demo, Video Amatir Viral di Medsos |
![]() |
---|
Bukan Orang Biasa, Gaji Salsa Erwina Disebut Selevel Anggota DPR RI, Viral Tantang Ahmad Sahroni |
![]() |
---|
Pekerjaan Sintya Cilla Bikin Denny Sumargo Syok, Rela Beli Minuman Mahal Demi Ketemu DJ Panda |
![]() |
---|