MIRIS Bocah 11 Tahun Jadi Yatim Piatu setelah Ayah dan Ibu Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan
Kisah miris bocah 11 tahun jadi yatim piatu setelah ayah dan ibu meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Anak tersebut lihat ortu terinjak-injak.
Editor: Suli Hanna
Setelah berhasil keluar bersama anaknya, ia berusaha mencari kakak dan iparnya.
"Kurang lebih seperempat jam itu kok tidak keluar-keluar. Tiba-tiba saya dijawil anak mas saya dari belakang," kata Doni menceritakan pertemuannya dengan MA usai berhasil keluar dari Stadion Kanjuruhan.
Doni pun mengaku kaget mendengar MA mengatakan bahwa kakak dan iparnya masih berada di dalam stadion.
Ia mengaku berlari dan mencoba masuk ke stadion, tapi gagal.
Akhirnya, setelah beberapa saat ia melihat kakak iparnya digotong orang-orang melewati pintu keluar.
"Setelah itu ada yang menggotong perempuan, saya lihat celananya seperti mbak ipar saya, ternyata benar," kata dia.
"Saya nggak bisa memastikan masih hidup atau tidak," imbuhnya.
Setelah menemukan kakak iparnya itu, Doni kembali berlari ke pintu stasion dan melihat kakak laki-lakinya digotong.
"Setelah mbak ketemu, saya lari ke pintu lagi. Saya lihat mas saya digotong, lalu diletakkan di samping pintu keluar," kata dia.
Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.
"Jenazah sampai rumah sekitar subuh. Rencananya, dimakamkan di TPU Mergan (Kota Malang) satu liang lahat," kata Doni saat diwawancarai di rumah duka pada Minggu, dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com.
125 orang meninggal dunia
Jumlah korban meninggal dunia dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan per Minggu (2/10/2022) pukul 22.00 WIB tercatat
125 korban jiwa.
Jumlah korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan ini mengalami pembaharuan setelah sejumlah pihak terkait melakukan pemutakhiran data.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, jumlah 125 korban meninggal berdasarkan pengecekan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan Dinas Kesehatan Kabupaten-Kota Malang.