DUA Tahun Kasus Diusut, DPO Pencabulan Belum Ketemu, Kapolres sampai Berlutut di Depan Kiai Jombang
Viral video kapolres temui Kiai Jombang yang diduga sembunyikan anaknya yang jadi DPO kasus pencabulan dua tahun lalu.
Editor: Suli Hanna
Sementara mobil lainnya yang diduga membawa tersangka MSA berhasil lolos.
Upaya gagal, polisi melakukan upaya pendekatan, termasuk mendatangi Kiai MM, ayah dari tersangka MSA.
Kapolres Jombang, AKBP Moh Nurhidayat diminta oleh Polda Jatim sebagai negosiator.
"Benar saya masuk ke dalam pondok pesantrennya sendirian bertemu Mbah Yai di ponpes tersebut," terang Nurhidayat.
Saat berada di pondok pesantren, Nurhidayat menyampaikan maksud kedatangannya.
"Saya sampaikan apa adanya kepada beliau. Lalu ya seperti yang di video yang viral itu. Setelah itu, saya sampaikan ke Polda Jatim hasil pertemuan dengan Mbah Yai.
Mengenai apa keputusan selanjutnya, saya serahkan kepada Polda Jatim, karena peran saya memang hanya sebagai negosiator," urai Nurhidayat.
Mengenai soal keberadaan pelaku, termasuk dugaan pelaku sembunyi di pondok pesantren, Nurhidayat mengaku masih belum mendapatkan informasi lebih lengkap.
"Kalau soal itu memang kita belum dapat informasinya. Termasuk dugaan di pondok pesantren, kami dari Polres Jombang belum pernah melihatnya. Tapi saya yakin Polda Jatim juga memiliki informasi yang lengkap," jelas mantan Wakapolres Gresik ini.
Baca juga: TAHAN Hujatan, Barbie Kumalasari Jadi Pengacara Oknum Guru Ngaji Cabul, Terungkap Misi Tersembunyi

Video Permintaan Kiai Jombang pada Kapolres
Upaya persuasif dilakukan oleh Kapolres Jombang AKBP Muh Nurhidayat untuk menemui pihak keluarga, atau ayahanda MSA, berinisial MM.
Video yang dilakukan Kapolres Jombang itu sempat diabadikan ponsel warga yang menyaksikan momen tersebut.
Sebelum bertatap muka langsung dengan Kiai MM, ayah tersangka MM, Kapolres Jombang berpakaian lengkap pakai peci.
Dalam video berdurasi 1 menit 55 detik itu, Kapolres Jombang itu tampak berlutut meminta agar sang Kiai menyerahkan putranya.
Akan tetapi, Kiai MM menegaskan, kasus yang menyeret nama anaknya itu, sebagai fitnah.
