Breaking News:

'Uang dari Mana' Korban Begal di Sentul Bogor Pilih Tinggalkan RS, Terungkap Satu Keinginannya

Seorang korban begal di Sentul Bogor pilih pergi dari RS dan lanjutkan perawatan sendiri karena biaya terlalu mahal. Terungkap satu keinginannya ini.

Editor: Suli Hanna
TribunJabar
Ilustrasi pembegalan 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang pria korban begal di Sentul Bogor pilih tinggalkan rumah sakit.

Biaya dirasa terlalu mahal, ia memilih melanjutkan perawatan di rumah.

Bagaimana kondisinya kini?

Peristiwa begal sadis yang terjadi di Jalan Alternatif Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor menyisakan cerita pilu.

Di ujung jalan sempit, ditengah-tengah padatnya permukiman warga Desa Sentul, tinggallah salah satu pria yang masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk melanjutkan hidupnya.

Baca juga: Aduh Yang Ditikam OTK, Buruh Cantik Ini Tewas di Pelukan Sang Kekasih, Diduga Bukan Begal & Curas

Baca juga: Tangkis Sabetan Celurit dengan Tangan Kosong, Anggota Brimob Dibegal di Bekasi, Sepeda Motor Raib

Andrian Pamungkas Eman Sulaeman (48) atau yang akrab disapa Tinong, salah satu korban begal di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat
Andrian Pamungkas Eman Sulaeman (48) atau yang akrab disapa Tinong, salah satu korban begal di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat (TribunnewsBogor.com/Reynaldi)

Saat disambangi oleh wartawan TribunnewsBogor.com di rumah kontrakannya yang berwarna hijau dengan kondisi pagar besi yang tidak bisa dikunci, terlihat seorang pria yang sedang tertidur lelap dengan beberapa perban yang menempel di tubuhnya.

Pria itu adalah Eman Sulaeman (48) atau yang akrab disapa Tinong, ia merupakan salah satu korban pembegalan di Jalan Alternatif Sentul, Desa Kadumangu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, pada Senin (21/3/2022), 00.30 WIB dini hari lalu.

Tinong pun dibangunkan oleh istri tercintanya, dalam kondisi lemas, ia membalikkan badannya yang masih dipasang perban pada punggungnya.

"Masih lemes, sakit ini lukanya, belum kering baru dijahit," ucapnya dengan nada pelan di atas kasur pada ruang tamu kediamannya, Jalan Lan Bau RT 05/04, Desa Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat (25/3/2022).

Sebelumnya, Tinong sempat dirawat di RSUD Cibinong selama tiga malam dan saat ini dirinya baru saja kembali ke rumahnya sejak hari Kamis (24/3/2022) siang.

Pasca kejadian malam itu, menurut Tinong, dirinya dan satu orang korban pembacokan langsung dibawa ke RS terdekat dengan menggunakan minibus milik warga sekitar.

Tetapi pihak Rumah Sakit sempat menolak untuk memberikan perawatan pada kedua korban tersebut.

Tinong mengatakan bahwa pada Rumah Sakit kedua yang didatanginya yaitu RSUD Cibinong menerimanya untuk memberikan perawatan.

"Saya dirawat disana ditemenin sama istri, teman saya nggak, soalnya lukanya gak begitu parah, saya gak betah disana, biayanya juga mahal," katanya.

Di Rumah Sakit, Tinong juga sempat menjalani operasi pada luka sayatan di lengan kirinya yang mengakibatkan patahnya tulang dan pada punggungnya yang di mana luka tersebut harus menjalani perawatan khusus.

"Luka di punggung kan bolong, jadi itu dagingnya gak ada, harus ditambal dengan daging lagi, darahnya gak berenti keluar," ucap Tinong.

Karena biaya perawatan dan operasinya yang mahal, akhirnya Tinong memutuskan untuk pulang dan melanjutkan perawatan di rumahnya.

Beberapa luka yang didapatkan oleh Tinong antara lain adalah luka sayatan pada lengan kiri hingga patah tulang, luka bagian punggung, tulang ekor, paha kanan, hingga wajahnya.

Untuk menebus biaya perawatan tersebut, Tinong harus merogoh kocek hingga Rp 20 juta.

Pria yang berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan ini mengaku keberatan dengan biaya perawatan Rumah Sakit yang mahal itu.

"Mau uang dari mana saya, udah abis semua, motor buat ngojek aja diambil sama begal kemarin," katanya sambil mengeluarkan air mata.

Kesediaan Tinong tidak hanya itu saja, BPJS Kesehatan miliknya juga ternyata tidak bisa digunakan untuk meringankan biaya pengobatannya.

"Istri saya sudah kesana kesini buat ngurus BPJS nya supaya bisa di pake,

tapi tetep aja gak bisa,

padahal BPJS saya kelas 1 masih aktif bayarnya juga,

jadi harus bayar rumah sakit pake uang seadanya aja," kata pria yang sudah berprofesi sebagai tukang ojek selama 15 tahun ini.

Dalam hal ini, menurutnya BPJS Kesehatan miliknya tidak bisa digunakan dalam kasus kecelakaan atau musibah tersebut.

Sedangkan, menurut ayah dari dua anak ini, penghasilan setiap harinya tidak menentu, dengan rata-rata pendapatan Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per hari.

Raibnya kendaraan motor yang digunakan oleh dirinya untuk mengais rezeki pada kejadian itu, membuat Tinong semakin kebingungan untuk bekerja kembali bila sudah sembuh nanti.

Ilustrasi begal
Ilustrasi begal (grid.oto)

Pria kelahiran 1973 ini mengungkapkan bahwa motor dengan merek Beat Street itu adalah satu-satunya kendaraan yang digunakan untuk mengojek.

"Tiap hari saya anter jemput istri keja pake motor itu, saya sekolahin anak juga karena motor itu, tapi sekarang ilang diambil," kenangnya.

Selama menjalani perawatan di rumah, Tinong juga selalu meminum obat selama satu kali sehari.

Selain itu, dengan ekonominya yang terbatas saat ini, dirinya akan mengganti perban lukanya pada Senin (28/3/2022) nanti.

Ia menambahkan bahwa saat luka jahitan pada lengan kirinya sudah kering, dirinya akan melakukan pengobatan tradisional untuk lengannya yang patah.

"Buat biaya semua itu dari mana, ada bersyukurnya juga bisa cepat pulang, karena banyak yang nengokin ke sini.

Tangannya ini nanti mau saya urut aja.

Pengennya motor itu balik lagi, buat saya kerja, buat ekonomi keluarga," pungkasnya.

(TribunnewsBogor.com/ Reynaldi Andrian Pamungkas)

Artikel ini diolah dari TribunnewsBogor.com yang berjudul 'Luka Saya Pedih, Bayar Perawatan di RS Tambah Sakit' Curhat Korban Begal di Sentul Bogor.

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Bogorbegaluang
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved