Breaking News:

Berita Viral

Kisah Pilu WNI Melarikan Diri dari Kekejaman Majikan di Malaysia, Diselamatkan Petugas Damkar

Viral kronologi WNI yang melarikan diri dari lantai 29 karena disiksa oleh majikannya di Malaysia, kini diselamatkan oleh petugas damkar.

Editor: Sinta Darmastri
pixabay.com
Ilustrasi kekerasan - Viral kronologi WNI yang melarikan diri dari lantai 29 karena disiksa oleh majikannya di Malaysia, kini diselamatkan oleh petugas damkar. 

TRIBUNTRENDS.COM - Kisah pilu seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia baru-baru ini mengguncang publik. 

Bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), korban mengalami penyiksaan kejam oleh majikannya. 

Dalam puncak keputusasaannya, ia bahkan sampai nekat mencoba melarikan diri dari lantai 29, mempertaruhkan nyawa.

ART nahas yang diketahui berasal dari Sumatera Barat ini telah mengadu nasib di Malaysia sejak Februari 2025, sayangnya, melalui jalur tenaga kerja non-prosedural.

Alur Mengerikan Penyiksaan: Berawal dari Kecelakaan Bayi Kembar

Melalui penelusuran yang dilansir dari Kompas.com, kasus penyiksaan ini akhirnya terkuak pada Jumat, 14 November 2025. 

Sebelumnya, korban bertugas merawat anak kembar dari pasangan suami istri yang menjadi majikannya di Malaysia.

Hubungan kerja yang awalnya biasa saja mulai memburuk secara drastis sejak awal Mei 2025. Kerenggangan ini bermula dari insiden salah satu bayi kembar mereka sempat tersedak saat minum susu. 

Insiden ini berakibat fatal, di mana bayi tersebut harus menjalani perawatan intensif di ICU selama dua bulan. Sejak kejadian inilah, majikan mulai melontarkan sindiran-sindiran tajam kepada korban.

Baca juga: WNI Ditangkap di Tokyo: Sembunyikan 18 Barang Mewah Senilai Rp1 Miliar Setelah Bobol Toko Antik

Dari Omelan Menjadi Kekerasan Fisik Brutal

Pada bulan September 2025, sindiran tersebut berubah menjadi aksi kekerasan yang melampaui batas. 

Majikan mulai memukul korban dengan alasan ia dianggap lambat dalam bekerja dan kerap membuat rumah berantakan.

Korban sendiri mengaku kesulitan merapikan rumah karena hampir seluruh waktunya habis untuk menjaga dua anak kembar yang membutuhkan perhatian penuh. 

Sayangnya, pengakuan ini tidak ditanggapi, dan ia terus menjadi sasaran omelan serta kemarahan majikan.

Puncaknya terjadi pada November, di mana tindak penganiayaan fisik semakin tak terbayangkan. Majikan tak segan mencekik, menghantamkan kepala korban ke dinding, dan bahkan memukul kepala korban menggunakan ponsel.

Bukan hanya itu, majikan juga tega menyiramkan air mendidih ke tubuh korban. Akibat kekejaman ini, korban menderita luka serius di punggung dan lengan kanan. 

Parahnya, ia tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk beristirahat atau mengobati luka-luka yang dideritanya.

Baca juga: Kronologi Leonard Darmawan WNI Meninggal saat Ikut Ajang Lari di Singapura, Kolaps di Tengah Lomba

Keputusan Nekat Melarikan Diri dari Lantai Tertinggi

Dalam kondisi fisik dan mental yang hancur, korban dipaksa menyelesaikan pekerjaan rumah seperti menyetrika baju dan bersih-bersih hingga Jumat, 14 November 2025, pukul 04.30 pagi. 

Majikan hanya memberinya waktu istirahat selama 30 menit, dan dengan kejam mengancam akan menyiram air panas lagi jika ia tidak bangun tepat pukul 05.00 pagi.

Ketakutan korban mencapai puncaknya ketika ia secara tidak sengaja mendengar percakapan sang majikan wanita yang meminta suaminya memanaskan air. Tujuannya: menyiram korban yang mereka lihat sempat tertidur sejenak di dapur melalui rekaman CCTV.

Nyawa yang terancam membuat korban mengambil keputusan paling nekat. Ia diam-diam keluar melalui jendela dan bersembunyi di dekat mesin AC pada selasar luar kondominium lantai 29.

Keberadaannya pertama kali dilihat oleh petugas keamanan, yang sempat menduga korban berniat bunuh diri dengan melompat dari ketinggian. 

Korban kemudian berusaha menyelamatkan diri dengan merosot turun melalui pipa bangunan ke lantai 28. Karena ketukan di jendela kamar lantai 28 tidak berbalas, ia kembali merosot turun hingga mencapai lantai 27.

Pada akhirnya, korban berhasil diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar) dari jendela lantai 27.

Baca juga: Pemuda WNI Ditangkap Polisi Singapura Usai Pamer Alat Kelamin ke Pramugari, Nekat Rekam Sendiri!

Reaksi KBRI: Kekejaman di Luar Batas Kemanusiaan

Setelah mendapatkan pertolongan dan perawatan, korban diantar petugas Damkar ke kantor polisi untuk menunggu perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). 

Kronologi penyiksaan WNI di Malaysia ini dengan cepat sampai ke telinga KBRI, yang langsung menyatakan tindakan tersebut sebagai kejahatan yang tidak bisa ditoleransi.

Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, menyatakan bahwa insiden ini adalah bentuk kekejaman di luar batas kemanusiaan.

"Kasusnya baru saja terjadi pada Jumat (14/11/2025) lalu. Ini kekejaman yang saya kira di luar batas kemanusiaan," tandas kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono dikutip dari Tribunnews.com.

(TribunTrends.com/Grid.ID)

Sumber: Grid.ID
Tags:
WNIMalaysiadamkar
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved