Sering Dipotong Roy Suryo, Penasihat Kapolri Murka: 'Jangan Sok-sokan!' Karni Ilyas Melerai: Cukup!
Bicaranya sering dipotong Roy Suryo, Irjen Aryanto Sutadi, penasihat Kapolri murka: 'Jangan sok-sokan!' Karni Ilyas pun melerai: Cukup!
Penulis: Tim Konten Trends
Editor: Agung Santoso
Ringkasan Berita:
TRIBUNTRENDS.COM - Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi, tampak kehilangan kesabarannya. Suaranya meninggi, gesturnya mengeras—semua bermula ketika pembicaraannya tiba-tiba dipotong oleh Roy Suryo, ahli telematika sekaligus mantan Menpora yang kini berstatus tersangka dalam kasus tudingan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
Insiden panas itu terjadi dalam talk show Indonesia Lawyers Club bertajuk “UJUNG POLEMIK IJAZAH JOKOWI: ROY SURYO CS TERSANGKA, JOKOWI TAK TERSENTUH?” yang tayang Sabtu (11/11/2025) malam. Suasana studio yang awalnya tegang berubah menjadi nyaris meledak ketika perdebatan mulai memanas.
Pada awalnya, Aryanto mendapatkan giliran bicara. Ia berusaha menjelaskan kronologi bagaimana Polda Metro Jaya menetapkan tersangka dalam kasus tudingan ijazah Jokowi—berbeda dengan langkah Bareskrim yang sempat menghentikan penyelidikan atas laporan masyarakat terkait isu serupa.
Namun, penjelasan itu langsung dibantah oleh kuasa hukum Roy Suryo, Abdul Gafur Sangadji. Dengan nada tajam, ia menyatakan bahwa Bareskrim menghentikan penyelidikan karena hasil laboratorium forensik, dan menyinggung bahwa berdasarkan Perpol yang disusun Aryanto sendiri, Labfor seharusnya hanya digunakan pada tahap penyidikan, bukan penyelidikan.
Aryanto balik menegaskan bahwa Perpol tak pernah melarang penggunaan Labfor dalam penyelidikan. Menurutnya, segala bentuk pemeriksaan diperbolehkan sepanjang tidak melibatkan upaya paksa.
Baca juga: Firdaus Oiwobo Sindir Senyum Roy Suryo Cs: Kebahagiaan Semu, Mereka Tak Lama Lagi Akan Ditahan!
Perdebatan keduanya semakin panas, dua kubu saling menguatkan argumen, saling menekan. Di tengah ketegangan itu, Roy Suryo masuk menimpali, memotong jalannya dialog. Bagi Aryanto, itu adalah pemicu. Ia langsung menyela dengan nada tinggi, menegaskan bahwa perdebatan mengenai Perpol tak akan pernah selesai jika terus dipelintir.
Studio sontak hening seketika, menyisakan aura pertarungan argumen yang belum usai.
"Ini kalau kita teruskan, enggak akan selesai Pak sampai besok gitu ya. Saya teruskan, itu intinya saya...," kata Aryanto yang lalu disela oleh Roy Suryo.
"Ya enggak selesai, wong yang bikin aturan dilanggar sendiri," seloroh Roy.
Karena pernyataan Roy itulah, Aryanto lalu tampak emosi.
"Oke, Pak Roy, jangan sok-sokan gitu ya, Pak ya. Jangan suka motong gitu, Pak," kata Aryanto menhardik Roy Suryo.
"Saya enggak motong, saya hanya komentar, kok," ujar Roy cuek.
"Tolong yang kayak baik dikitlah," kata Aryanto.
"Bapak kalau komentar di lain juga ngaco gitu kok," ujar Roy.
"Cukup, cukup," kata Karni Ilyas.
"Saya itu mencoba sabar Pak ya, saya masih ingat bahwa kita tuh negara yang beradab," ujar Aryanto.
Aryanto lalu meneruskan penjelasannya dan menyatakan sebelum menetapkan tersangka, penyidik memeriksa ratusan orang mulai dari saksi dan keterangan ahli.
"Jadi saat Polda Metro menetapkan tersangka, setelah cukup lama kasus ini tidak jelas, saya lega. Artinya memang polisi bekerja mendalami kasus ini," kata Aryanto.
Irjen Pol Aryanto Sutadi bersikukuh Ijazah Jokowi asli, kubu Jokowi: Berani nunjukin aslinya?
Aryanto mengaku tidak sependapat dengan pernyataan sejumlah pakar yang mengatakan untuk memproses hukum kasus ini, mesti disimpulkan dahulu bahwa ijazah Jokowi adalah asli melalui penetapan pengadilan.
"Saya tidak sependapat dengan itu. Penyidik hanya membuktikan di sini bahwa ijazah tersebut tidak palsU berdasarkan semua data yang ada," katanya.
Kuasa hukum Roy Suryo, Abdul Gafur Sangadji menyoroti langkah Polda Metro Jaya yang menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka, namun tidak menunjukkan bukti utama yang dipersoalkan publik, yakni ijazah asli Jokowi.
“Berani nggak Polda Metro Jaya nunjuin ijazah Jokowi?” kata Gafur, Sabtu (15/11/2025).
Ia menegaskan, penelitian yang dilakukan Roy Suryo, Rismon, dan Dr. Tifa tidak bisa disamakan dengan kasus Gusnur dan Bambang Tri.
Menurutnya, kedua perkara itu berbeda jauh dari sisi konstruksi hukum hingga barang bukti.
“Hasil penelitian Mas Roy, Bang Rismon, dan kemudian Dr. Tifa, jangan dipersamakan dengan apa yang dilakukan oleh dua orang sebelumnya, yaitu Gusnur dan Bambang Tri… Basis yang mereka lakukan juga sangat berbeda,” ujarnya.
Gafur menilai penelitian ilmiah tidak bisa disebut menyesatkan.
Justru, katanya, penelitian itu muncul karena publik lama mencari kejelasan sejak kasus Bambang Tri dan Gusnur dua perkara yang juga tidak pernah memperlihatkan ijazah asli Presiden.
“Ternyata tidak pernah dilakukan otentikasi oleh KPU. Ini fakta persidangan, tidak bisa dibantah," katanya.
Menurutnya, KPU hanya melakukan purifikasi terhadap ijazah yang dilegalisir, bukan autentikasi dokumen asli. Ia menilai hal ini menguatkan alasan publik mempertanyakan bukti primer.
“Ya tampilkan saja ijazah Pak Jokowi supaya sama-sama kita lihat. Jangan berdalih di balik ijazah orang. Kenapa primary evidence itu tidak pernah ditampilkan?” ujar dia.
Gafur juga menyoroti standar praktik kepolisian yang biasanya membuka barang bukti saat menetapkan tersangka dalam berbagai kasus.
“Kalau dugaan tindak pidana narkotik, narkotiknya ditampilkan. Kalau dugaan tindak pidana pembunuhan, alatnya ditampilkan. Tetapi kenapa ijazah ini masih misterius?” katanya.
Ia menilai penyidik justru membuat perkara makin tidak terang. Mantan Wamenkumham itu menegaskan bahwa dalam perkara pidana, bukti harus lebih terang daripada cahaya.
“Ini cahayanya sudah terang, tapi alat buktinya harus lebih terang lagi," kata dia.
Blak-blakan Gafur mengingatkan jika ada delapan orang yang kini terseret kasus ini. Karena itu, ia menuntut transparansi penuh.
“Rusak ini sistem hukum pidana kita kalau begini. Criminal justice system kita dirusak oleh aparat penegak hukum sendiri,” ujarnya.
| Menkeu Purbaya Sebut Pertamina Malas, Balasan Politikus PDIP : Terjerembab, Jatuh Sangat Menyakitkan |
|
|---|
| Makna Tersembunyi di Balik Jokowi Dukung Prabowo 2 Periode, Pengamat: Persiapkan Gibran Presiden |
|
|---|
| RESMI! Polda NTB Tetapkan Istri Brigadir Esco Tersangka Pembunuhan Suami, Polisi Bunuh Polisi |
|
|---|
| Pidato Ekonomi Menkeu Purbaya Bikin Heboh, Sang Istri Justru Tampil sebagai Pengkritik Pertama |
|
|---|
| Purbaya Buka-Bukaan! Mengaku Jadi Penentu Langkah Jokowi Selamatkan Ekonomi: Tarik Rp300 Triliun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Roy-Suryo-vs-Aryanto-Sutadi.jpg)