Rekan Kerja Kenang Kebaikan Dosen Untag, Kontras dengan Akhir Tragis saat Sekamar dengan AKBP Basuki

Ketika menunjukkan meja kerja Levi, Eva tak kuasa menyembunyikan kesedihannya.

Laci-laci sudah kosong; seluruh barang pribadi telah diambil oleh kakak Levi. 

Yang tertinggal hanyalah bunga plastik berwarna merah muda, sebuah kalender lipat dan lotion berwarna serupa seolah menjadi saksi bisu rutinitas yang kini tak akan pernah kembali.

“Dulu ada boneka kecil juga,” ujar Eva, “tapi sepertinya sudah diambil.”

Eva masih mengingat hari Jumat, 14 November 2025, sebagai saat terakhir ia berbicara dengan Levi.

Baca juga: AKBP Basuki Dalam Tekanan! Dosen Untag Ternyata Sudah Pindah KK Sejak 2024, Kakak Korban Kaget

Tidak ada tanda-tanda aneh, tidak ada firasat buruk.

“Semua terasa biasa saja… saya tidak menyangka itu pertemuan terakhir,” katanya perlahan.

Walaupun mereka akrab, Eva mengaku tidak mengetahui kehidupan pribadi Levi, termasuk soal kedekatannya dengan seorang polisi berpangkat AKBP.

“Kami beda generasi,” ujarnya. “Saya dosen lama, Bu Levi dosen baru.”

Eva juga mengingat bahwa beberapa waktu terakhir Levi sering mengeluhkan penyakit asam lambung.

Ia kerap meminta izin kepada Bu Wulan, kepala bagian hukum pidana, untuk beristirahat karena sakit tersebut.

SOPAN SANTUN YANG MELEKAT: PENGAKUAN DARI DOSEN SENIOR

Dosen lainnya, Edi Pranoto, mengenang Levi sebagai sosok muda yang sarat sopan santun.

Setiap berjumpa dengan dosen yang lebih senior, Levi selalu menunjukkan rasa hormat yang mendalam.

“Almarhumah itu terkenal dengan sikap takzimnya,” ujar Edi.