Negara Punya Utang Rp 9.138 Triliun, Menkeu Purbaya Masih Tenang, Sebut dalam Level Aman?

Negara memiliki utang sebesar Rp 9.138 triliun, untuk orang awam nomial tersebut sangat besar, namun Menkeu Purbaya masih tenang

TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa posisi utang pemerintah Indonesia yang kini mencapai Rp9.138,05 triliun masih berada dalam kategori aman.

Ia memastikan angka tersebut belum mengkhawatirkan karena masih berada di bawah ambang batas wajar, yakni 39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Dengan rasio tersebut, kondisi fiskal Indonesia dinilai tetap sehat dan stabil menurut standar internasional.

Baca juga: Purbaya Beri Peringatan Keras untuk Prabowo, Ramalan Sang Menkeu Bikin Istana Tegang

“Ini kan Rp9.000 triliun itu sekarang masih di bawah 39 persen dari PDB, kan? Jadi dari standar ukuran internasional, itu masih aman,” ujar Purbaya, Jumat (10/10/2025).

Dalam penjelasannya, Purbaya mencoba menggambarkan situasi utang negara dengan perbandingan sederhana agar mudah dipahami masyarakat.

“Anda bayangkan, kalau saya seorang yang punya uang penghasilan 1 bulan Rp1 juta dibandingkan Pak Sekjen yang punya penghasilan Rp100 juta. Utang saya Rp1 juta itu sama dengan pendapatan saya sebulan,” jelasnya.

“Tapi untuk dia (Sekjen) Rp1 juta itu cuma 1 persatus dari pendapatannya. Dia aman dan bayarnya gampang, saya nggak bisa bayar mungkin atau susah membayar hutangnya.”

Ia menekankan bahwa utang Indonesia tidak bisa dilihat hanya dari nominal totalnya, melainkan harus dibandingkan dengan rasio terhadap PDB.

Menurutnya, semakin besar ukuran ekonomi suatu negara, semakin tinggi pula kapasitasnya untuk menanggung utang.

Purbaya mencontohkan sejumlah negara maju seperti Jerman, yang memiliki rasio utang di atas 80 persen dari PDB, serta Amerika Serikat dan Jepang, yang rasio utangnya bahkan menembus lebih dari 100 hingga 250 persen dari PDB.

Tak ketinggalan, Singapura juga disebut memiliki tingkat utang tinggi, namun tetap mampu menjaga stabilitas ekonominya.

“Jadi acuannya bukan nilai absolut nominal saja, tapi dibandingkan dengan rasio ekonominya. Kita aman, masih di bawah 40. Jadi dengan standar itu kita aman,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan agar isu utang tidak dijadikan bahan untuk menciptakan sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi nasional, sebab dari berbagai indikator, Indonesia dinilai masih menerapkan kebijakan fiskal yang hati-hati dan terukur.

“Tapi ya, jadi hutang itu jangan dipakai untuk menciptakan sentimen negatif ke ekonomi kita.