Purbaya Beri Peringatan Keras untuk Prabowo, Ramalan Sang Menkeu Bikin Istana Tegang

TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan pengakuan, ia mengungkap pernah menakut-nakuti Presiden Prabowo, jika ekonomi tak segera dibenahi, Februari 2026 bisa jadi titik lengsernya kekuasaan Prabowo.

Hal itu disampaikan Purbaya saat berada di panggung Investor Daily Summit 2025.

Dengan nada tenang namun penuh keyakinan, ia membuka kisah di balik keputusannya menempati kursi Menteri Keuangan yang sebelumnya dipegang Sri Mulyani Indrawati.

Ternyata, penunjukan dirinya oleh Presiden Prabowo Subianto bukanlah proses biasa.

Di baliknya, tersimpan peringatan keras yang nyaris terdengar seperti ramalan: Prabowo bisa lengser pada Februari 2026 jika ekonomi nasional tak segera dibenahi.

Baca juga: Ampuh! Cara Purbaya Ambil Alih Kursi Menkeu dari Sri Mulyani, Ancam Lengsernya Prabowo 2026

“Waktu itu saya takut-takutin Pak Prabowo,” ujar Purbaya, setengah bercanda namun sarat makna.

“Saya bilang, kalau ekonomi tidak dibenahi, Februari tahun depan Bapak bisa lengser.”

Purbaya menegaskan bahwa ucapannya bukan sekadar candaan.

Sebagai ekonom berpengalaman sekaligus mantan Ketua LPS, peringatannya itu disertai analisis mendalam dan data yang kuat.

Demo dan Peringatan Krisis

Menurut Purbaya, tanda-tanda kerapuhan ekonomi sudah tampak sejak pertengahan 2025.

Perlambatan yang berkepanjangan menimbulkan keresahan rakyat, puncaknya pada aksi demonstrasi besar-besaran antara 25–30 Agustus 2025.

“Waktu ekonominya melambat, rakyat susah, turunlah demo besar-besaran,” kenangnya.

“Kalau arah kebijakan tidak segera diubah, demo akan terus berlanjut dari minggu ke minggu dan makin parah.”

Ia bahkan memperingatkan, jika kondisi itu dibiarkan, akan terjadi pergantian kekuasaan pada Februari 2026 sebuah prediksi yang ia sebut sebagai hasil hitungan seorang “ekonom sekaligus setengah dukun.”

Tiga Hari Dipanggil ke Hambalang

Pernyataan Purbaya kala itu rupanya tak dianggap sepele oleh Prabowo.

Sang Presiden memanggilnya ke Hambalang selama tiga hari berturut-turut, menjelang pelantikan kabinet.

“Hari pertama saya cuma duduk, dengerin Pak Prabowo ngomong sama orang lain.

Besoknya dipanggil lagi, masih dengerin. 

Dia cuma ngelihat saya,” kisah Purbaya dengan nada jenaka.

Baca juga: Purbaya Pasang Badan untuk Prabowo: Makan Bergizi Gratis Bukan Buang Duit, Tapi Bangun Bangsa!

Barulah pada 7 September 2025, sehari sebelum pelantikan, Prabowo memanggilnya kembali.

Di momen itu, Purbaya kembali mengingatkan risiko besar bila ekonomi tak segera dibenahi.

“Saya bilang, ‘Pak, Februari Bapak bisa lengser.’ (Prabowo menjawab) ‘Oh gitu ya?’ Itu rahasia sukses saya,” ujarnya disambut tawa hadirin.

Siklus Tujuh Tahunan dan Ramalan Ekonomi

Menurut Purbaya, analisanya didasarkan pada siklus ekonomi tujuh tahunan yang selalu berulang dalam sejarah Indonesia tujuh tahun masa ekspansi, lalu satu tahun krisis.

Ia mencontohkan: kejatuhan Soeharto pada 1998, lengsernya Gus Dur, hingga krisis 2008 di masa SBY.

“Kita punya pola, tujuh tahun ekspansi, setahun resesi. Kalau pengambil kebijakan salah langkah, krisis pasti datang.”

Purbaya menyebut masa pemerintahan Jokowi juga sempat terguncang pada 2016, namun berhasil bertahan.

“Saya Sering Diminta Pendapat, Tapi Gratis”

Menariknya, Purbaya mengaku sudah lama memberi masukan ekonomi kepada pemerintahan sebelumnya tanpa bayaran.

“Saya kasih masukan dari zaman SBY dan Pak Jokowi juga, tapi nggak dibayar, gratis,” ujarnya sambil tersenyum.

Kini, setelah menjabat Menteri Keuangan, ia menegaskan bahwa pengalamannya itu menjadi landasan memperbaiki arah ekonomi nasional.

Bagi Purbaya, tugasnya bukan sekadar menjaga kas negara, tapi juga menstabilkan sosial dan politik lewat kebijakan ekonomi yang tepat.

“Kalau ekonomi tidak kita ubah sekarang, gelombang itu bisa menelan siapa pun.

Tapi selama masih ada kesempatan memperbaiki arah, kita bisa hindari Februari kelam itu.”

***

(TribunTrends)