Breaking News:

Politik Viral

Usai Disebut 'Buku Sampah', Publik Menanti Langkah Balasan Roy Suryo Cs soal Jokowi’s White Paper

Relawan Jokowi sebut Jokowi's White Paper merupakan buku sampah. Publik menanti respon Roy Suryo, dokter Tifa dan Rismon Hasiholan Sianipar

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Tribunnews
JOKOWI'S WHITE PAPER - Kolase foto buku Jokowi's White Paper karya Roy Suryo cs yang lagi viral. Relawan Jokowi sebut Jokowi's White Paper merupakan buku sampah. 

TRIBUNTRENDS.COM - Isu tentang dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali mengguncang ruang publik.

Setelah bertahun-tahun menjadi bisik-bisik panas di dunia maya, kini kasus itu memasuki babak baru tak hanya di meja penyidikan, tetapi juga di arena wacana ilmiah dan opini publik.

Di tengah riuh penyelidikan yang belum usai, tiga sosok yang selama ini dikenal vokal Dr. Tifauzia Tyassuma (Dokter Tifa), Roy Suryo, dan Rismon Hasiholan Sianipar tampil ke hadapan publik dengan karya baru yang memantik perdebatan nasional.

Mereka memperkenalkan sebuah buku berjudul “Jokowi’s White Paper”, karya yang mereka sebut sebagai hasil kajian digital forensic, telematika, dan neuropolitika atas keabsahan dokumen serta perilaku kekuasaan.

Baca juga: Foto Jokowi dan Iriana Picu Spekulasi Liar, Ajudan Klarifikasi Kondisi Terbaru Sang Mantan Presiden

Buku bersampul putih itu pertama kali diperkenalkan di sejumlah kota, salah satunya di Universitas Gadjah Mada (UGM), almamater sang presiden sendiri. 

Tak disangka, buku tersebut langsung mencuri perhatian publik bahkan disebut laris manis pada cetakan perdananya.

Namun, sambutan hangat itu tidak datang dari semua pihak.

Di sisi lain, Andi Azwan, Wakil Ketua Jokowi Mania (Joman), dengan tegas menyebut Jokowi’s White Paper sebagai karya yang tak layak disebut ilmiah.

“Buku ini buku sampah. Memang nggak ada data pembandingnya. Isinya kebencian. Kalau buku itu dibuat dengan unsur kebencian ya bukan karya ilmiah.

Akademis dari mana. Ada nggak seorang akademis bicara seperti preman,” ungkap Andi Azwan di Solo, Selasa (7/10/2025), dikutip dari Tribun Solo.

JOKOWI'S WHITE PAPER - Kolase foto Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dan buku Jokowi's White Paper karya Roy Suryo cs yang lagi viral.
JOKOWI'S WHITE PAPER - Kolase foto Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dan buku Jokowi's White Paper karya Roy Suryo cs yang lagi viral. (Tribunnews.com/Facebook)

Pernyataan itu jelas bertolak belakang dengan klaim para penulis yang menegaskan buku mereka ditulis berdasarkan riset akademis yang mendalam.

Salah satu penulisnya, Roy Suryo, bahkan semakin yakin dengan dugaan yang diangkat dalam buku tersebut.

Menurutnya, salinan ijazah yang menjadi dasar penulisan buku dan salinan yang ia dapatkan dari KPU Pusat ternyata berasal dari sumber yang sama sesuatu yang, bagi Roy, memperkuat keraguannya atas keaslian dokumen itu.

Menanggapi hal itu, Andi Azwan memilih merespons dengan nada santai.

“Saya sih ketawa-ketawa aja. Bahwa ijazah beliau ada.

Bahwa ijazah beliau memang diterbitkan UGM dan bahwa ijazah beliau asli karena ada legalisir.

Masalah beliau mengatakan itu plot twist beliau,” ujarnya dengan nada ringan.

Baca juga: Santai Tapi Menohok! Begini Cara Purbaya Menjawab Keluhan Menantu Jokowi Soal Dana yang Dipotong

Andi mengaku baru saja bertemu langsung dengan mantan Presiden Jokowi di kediamannya pada hari yang sama.

Meski isu ijazah tengah ramai, ia menegaskan pertemuan itu tak membahas perkara tersebut.

Sebaliknya, mereka berbicara tentang soliditas relawan Jokowi yang kini ikut mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Yang jelas saya dengan beliau tidak mempermasalahkan. Saya dengan beliau hanya melaporkan juga semua solid relawan Jokowi, relawan Prabowo-Gibran sangat solid.

Kita semua terpanggil secara organik, tidak diarahkan atau diorkestrasi oleh siapa pun. Kita berjuang karena hati nurani kita,” jelasnya.

Ia menambahkan, semangat dan program yang dibangun Jokowi kini tengah diteruskan oleh Prabowo dan Gibran.

“Bagaimana kebaikan beliau terhadap masyarakat Indonesia yang dilanjutkan pemerintahan Prabowo dan Mas Gibran itu tetap kita dukung penuh full speed.

Semua teman-teman relawan bekerja untuk membantu semua kegiatan pemerintah dapat terlaksana dengan baik,” tambahnya.

Peluncuran Buku yang Sarat Ketegangan

Peluncuran Jokowi’s White Paper semula dijadwalkan berlangsung di Ruang Nusantara, University Club (UC) UGM), pada Senin, 18 Agustus 2025. 

Namun, drama dimulai ketika pihak kampus mendadak membatalkan izin pemakaian gedung hanya beberapa jam sebelum acara.

Tak mau menyerah, tim penyusun buku akhirnya memindahkan lokasi ke UC Coffee Shop, masih di area kampus.

Namun di tengah konferensi pers, aliran listrik dan pendingin ruangan tiba-tiba dimatikan, memaksa panitia berdebat dengan pihak kampus.

Meski penuh rintangan, acara akhirnya tetap selesai bahkan menarik perhatian besar dari media dan publik.

Di hadapan wartawan, ketiganya menjelaskan bahwa buku tersebut ditulis dengan tujuan akademis dan berisi rangkuman hasil penelitian mereka terkait dugaan pemalsuan ijazah Jokowi.

Isi dan Metodologi Buku

Dalam peluncuran itu, Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Dokter Tifa memaparkan inti dari isi buku mereka.

Roy mengisahkan, buku ini menelusuri awal mula munculnya polemik ijazah Jokowi sejak tahun 2013 saat Jokowi disebut pernah menyebut IPK-nya di bawah 3 namun tetap bisa lulus dari Fakultas Kehutanan UGM.

“Ada penjelasan tentang telematika tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 2013 yang mengawali semuanya ketika seseorang (Jokowi) mengaku lulusan UGM tetapi IPK-nya di bawah 3.

Dan itu menimbulkan pertanyaan di masyarakat,” jelas Roy, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.

Roy juga menjelaskan bahwa buku ini berisi analisis ilmiah dari ketiganya, meliputi Error Level Analysis (ELA), digital forensik, serta neuro politica dan behavioral neuroscience.

Rismon dalam bagiannya menyoroti aspek teknis citra digital dari ijazah Jokowi.

“Di situ dibuktikan tidak ada stempel di atas foto ijazah Joko Widodo. Itu confirm karena diperiksa nilai-nilai numerik yang merepresentasikan tiap piksel di setiap citra digital,” katanya.

Ia juga menganalisis file ijazah berformat .jpg yang diunggah kader PSI, Dian Sandi Utama, dan menyimpulkan adanya tanda-tanda “tempelan digital”.

“Kita buktikan tidak asli. Kita membandingkan dengan tiga metode yaitu ELA dengan adaptive brightness scaling, ELA dengan CLAHE, dan overlapping detection.

Jadi di sini kita dapatkan sebaran-sebaran yang dicurigai merupakan tempelan-tempelan secara digital,” lanjutnya.

Perbandingan pun dilakukan dengan ijazah milik Frono Jiwo, teman seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM. Dari hasil itu, kata Rismon, ditemukan perbedaan signifikan antara keduanya.

“Dari metode yang diuji itu, memang terjadi perbedaan antara ijazah yang (milik) Frono Jiwo dan Jokowi. Jadi tidak identik dengan yang disampaikan oleh Dirtipidum (Bareskrim Polri),” ucapnya.

Sementara itu, Dokter Tifa menggunakan pendekatan neuropolitika untuk menganalisis sisi kepribadian Jokowi sebagai pemimpin.

“Jadi pemimpin yang mungkin bukan lulusan sarjana bisa kelihatan dari gesturnya apakah layak disebut sarjana atau tidak. Itu ada ilmunya,” tutur Tifa.

Harga dan Distribusi

Buku Jokowi’s White Paper dijual dalam dua versi:

  • Edisi collectible (premium full color 700 halaman) seharga Rp500 ribu.
  • Edisi ekonomis (black and white) seharga Rp250 ribu.

“Kita buat cetak ada dua versi yaitu edisi collectible yaitu full color dan 700 halaman lalu penuh dengan gambar-gambar warna-warni, kertasnya premium.

Kita jual seharga Rp500 ribu. Lalu ada versi yang lebih ekonomis agar semua masyarakat bisa memiliki, kertasnya black and white.

Itu saja bedanya, kertasnya standar, kita jual Rp250 ribu,” terang Dokter Tifa.

Ia menegaskan buku ini tidak hanya diterbitkan di dalam negeri, tapi juga akan disebar ke 25 negara.

“Buku ini akan beredar dengan cepat ke 25 negara. Unstoppable,” ujarnya tegas.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunSolo)

Tags:
JokowiRoy SuryobukuDokter Tifa
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved