Politik Viral
Roy Suryo Bicara Pedas Soal Pertemuan Jokowi-Ba'asyir: Gerakan 'MBG' Menasihati Bapaknya Gibran
Viral! Roy Suryo sindir pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba’asyir, tokoh agama yang pernah mendekam di penjara karena kasus terorisme.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Langit Solo siang itu tampak teduh, namun suasana di kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mendadak berubah hangat.
Di tengah aktivitas yang berjalan biasa, sebuah mobil Toyota Camry hitam berhenti tepat di depan rumah mantan presiden tersebut, Senin (29/9/2025).
Dari dalam mobil, keluar sosok yang tak asing Abu Bakar Ba’asyir, tokoh agama yang pernah mendekam di penjara karena kasus terorisme.
Kehadirannya bukan dalam rangka kunjungan resmi, melainkan membawa pesan pribadi untuk sang presiden yang kini telah purnatugas.
Kunjungan tak terduga itu, yang berlangsung sekitar 30 menit, sontak menarik perhatian publik.
Diketahui, pertemuan tersebut berlangsung tertutup sejak pukul 12.37 WIB, meninggalkan banyak tanda tanya dan spekulasi tentang apa yang dibicarakan di dalam rumah sederhana itu.
Baca juga: Kondisi Jokowi Diungkap Ajudan, Pantas Absen saat HUT TNI, Dokter Wanti-wanti Sang Mantan Presiden
Roy Suryo Sebut Ada “Gerakan MBG” di Balik Pertemuan
Tak butuh waktu lama, berbagai analisis pun bermunculan. Salah satunya datang dari Pakar Telematika Roy Suryo, yang menilai bahwa kunjungan Ba’asyir membawa makna tersirat.
Hal itu diungkapkan Roy ketika mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta, pada Senin (6/10/2025).
Menurutnya, kunjungan tersebut sarat simbol dan mengandung pesan moral yang tajam.
“Jadi, kemarin kita mengapresiasi juga ya sebuah kejadian tapi sebenarnya kita pertanyakan itu tujuannya apa?” ujar Roy.
“Karena ada gerakan namanya MBG. MBG dilakukan oleh Abu Bakar Ba’asyir. MBG itu menasihati bapaknya Gibran ya,” tambahnya sambil berkelakar.
Roy menyebut istilah “Gerakan MBG” singkatan dari Menasihati Bapaknya Gibran sebagai bentuk sindiran terhadap pertemuan dua tokoh besar itu.
Ia bahkan menilai bahwa Jokowi, sebagai ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, memang perlu mendapatkan nasihat keagamaan.
“Ya, ini dia (Jokowi) dinasihati dan harus bertobat,” ungkap Roy Suryo tanpa basa-basi.

Jokowi: “Saya Kaget, Beliau Menasihati Saya untuk Mengabdi pada Islam”
Pertemuan tersebut berlangsung sederhana namun sarat simbol.
Tepat pukul 12.35 WIB, Abu Bakar Ba’asyir datang dengan langkah perlahan.
Jokowi yang mengenakan kemeja batik lengan panjang dan celana hitam tampak sudah berdiri di depan rumah untuk menyambutnya.
“Assalamualaikum,” sapa Abu Bakar Ba’asyir.
“Waalaikumsalam. Ngaturaken sugeng rawuh, monggo-monggo,” jawab Jokowi sembari mencium tangan sang ulama sebuah gestur penghormatan yang jarang terlihat di ruang publik.
Baca juga: Perjalanan Roy Suryo Peroleh Salinan Ijazah Jokowi dari KPU, Sebut Ada Kejanggalan Fatal
Keduanya kemudian berjabat tangan erat sebelum masuk ke dalam rumah.
Usai pertemuan, Jokowi hanya memberi keterangan singkat kepada wartawan.
“Ya, sangat kaget saya kedatangan beliau. Intinya beliau menasihati saya untuk mengabdi pada Islam,” ujar Jokowi singkat, lalu bergegas masuk ke rumah.
Abu Bakar Ba’asyir: “Pak Jokowi Ini Orang yang Kuat, Mudah-Mudahan Jadi Pembela Islam”
Sementara itu, Abu Bakar Ba’asyir menegaskan bahwa kunjungannya bukan untuk urusan politik, melainkan semata-mata menjalankan kewajiban sebagai seorang ulama.
“Saya hanya menasihati. Orang Islam itu wajib menasihati rakyat, pemimpin dan orang kafir,” ujar Ba’asyir dikutip Tribun Solo.
“Pak Jokowi ini orang yang kuat. Mudah-mudahan jadi pembela Islam yang kuat. Itu saja,” lanjutnya.
Menurut Ba’asyir, nasihat itu diberikan dalam rangka menegakkan hukum Islam.
Ia juga menyebut telah menyurati Presiden Prabowo Subianto, dengan pesan yang sama: agar Indonesia diatur dengan hukum Islam.
“Nasihatnya supaya kembali mengamalkan hukum Islam dengan baik. Sebab saya sedang berjuang minta supaya negara ini diatur dengan hukum Islam. Presiden pun saya nasehati lewat surat. Itu saja,” terangnya.
Baginya, memberi nasihat bukanlah pilihan, melainkan kewajiban seorang ulama.
“Nasihat itu kewajiban seorang ulama menasihati. Menasihati rakyat, menasihati pemimpin, menasihati orang kafir.
Mau tidak mau Allah yang menentukan bukan saya. Itu saja, tidak ada tujuan lain,” tuturnya dengan tenang.
Pertemuan yang Sarat Makna
Meski berlangsung singkat, pertemuan antara mantan presiden dan mantan napi terorisme ini menciptakan gelombang diskusi yang panjang di masyarakat.
Bagi sebagian orang, momen itu menunjukkan sisi lain Jokowi yang rendah hati di hadapan seorang ulama, sementara bagi yang lain, ini menjadi sinyal moral bahwa pemimpin tetap harus diingatkan siapa pun dia.
Sebagaimana disampaikan Jokowi sendiri dengan nada reflektif:
“Sangat kaget saya kedatangan beliau. Intinya beliau menasihati saya untuk mengabdi pada Islam.”
Pertemuan ini pun menjadi salah satu peristiwa paling tak terduga di akhir 2025 perjumpaan antara kekuasaan dan dakwah, antara politik dan pesan spiritual yang menusuk dalam diam.
***
(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari Tribunnews)
Tawa Pahit di Balai Kota: Pramono Terima Pemotongan Rp15 T, Purbaya Seloroh Ingin Tambah Potongan |
![]() |
---|
Dua Jam di Kertanegara! Jokowi-Prabowo Bahas Isu Panas, Luhut dan Istana Buka Suara |
![]() |
---|
Geger di Bank Mandiri! Menteri Purbaya Muncul Tanpa Pemberitahuan, Direksi Langsung Siaga |
![]() |
---|
Setelah Bertemu Jokowi, Prabowo Panggil Dua Menteri: Benarkah Ayah Gibran Minta Perlindungan? |
![]() |
---|
Di Balik Pertemuan Jokowi–Prabowo, Mensesneg Bocorkan Sedikit Isinya, Silaturahmi yang Tak Biasa |
![]() |
---|