Menguak Sengketa Lahan yang Menjerat Dua Desa di Bogor, Akankah Berujung Pelelangan?

TRIBUNTRENDS.COM - Dua desa di wilayah Kabupaten Bogor, yakni Desa Sukamulya dan Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, kini berada di ujung tanduk. 

Keduanya terancam dilelang setelah terjerat polemik sengketa lahan sitaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Permasalahan ini berawal dari sengketa lahan sitaan yang melibatkan terpidana Lee Darmawan alias Lee Chin Kiat. 

Lahan tersebut ternyata menjadi jaminan utang pinjaman ke bank, dan kini statusnya berada di bawah kendali negara.

Klarifikasi dari Kepala Desa Sukamulya

Komar, Kepala Desa Sukamulya, membenarkan bahwa sebagian wilayahnya telah disita oleh negara berdasarkan putusan pengadilan. 

"Betul ada tanah yang memang dikuasai, diaku sama BI luasnya 377 hektar itu berdasarkan inkrah putusan kalau saya liat di tahun 1992," ungkapnya.

Namun, ia menegaskan bahwa luas lahan yang disita tidak mencakup keseluruhan desa. Lahan yang disita tersebut hanya sekitar 23 persen dari total luas Desa Sukamulya yang mencapai 1.611 hektar. 

"Bukan (satu desa), karena kan luas wilayah Sukamulya itu luasnya sekitar 1.611 hektar," jelas Komar, meluruskan anggapan yang beredar.

Sanggahan dari Sekretaris Desa Sukaharja

Senada dengan Komar, Adi Purwanto, Sekretaris Desa Sukaharja, juga mengakui adanya lahan seluas lebih dari 400 hektar yang disita oleh negara. 

Meski demikian, ia menemukan ketidaksesuaian data yang diklaim BLBI dengan catatan resmi desa.

Menurut Adi, data C desa yang lama telah diperbarui pada tahun 1987. 

"BLBI kalau mengacunya pada C Desa tahun 60 ya silahkan, tapi di tahun 87 Desa Sukaharja sudah melakukan pemutahiran data soal pertanahan keluarlah C desa baru, itu kurang lebih kepemilikan Lee Darmawan yang ada di C Desa kurang lebih 80 hektar," terangnya.

Perbedaan data ini menjadi titik krusial yang membuat polemik ini semakin rumit. 

Permasalahan yang sudah berlangsung selama 33 tahun ini nampaknya masih belum menemukan titik terang, menimbulkan pertanyaan besar mengenai nasib kedua desa tersebut di masa depan.

(TribunTrends.com/TribunBogor.com)