Life Style
Tak Banyak yang Tahu Kepribadian Otrovert, Bukan Introvert, Ekstrovert atau Ambivert, Kamu Termasuk?
Tahukah kamu bahwa ada kepribadian bernama otrovert, ini bukan, introvert, ekstrovert atau ambivert lho.
Penulis: Sinta Manila
Editor: Tim TribunTrends
TRIBUNTRENDS.COM - Tahukah kamu bahwa ada kepribadian bernama otrovert, ini bukan, introvert, ekstrovert atau ambivert lho.
Selama ini, topik mengenai kepribadian kerap terbagi dalam tiga kategori utama.
Yakni introvert, ekstrovert, dan ambivert. Namun, belakangan muncul istilah baru yang disebut “otrovert”, sebuah tipe kepribadian yang dianggap berbeda dari ketiganya.
Baca juga: Awal Mula Perceraian Chikita Meidy, Bisnis Tutup, Dugaan Suami Terjerat Judol Hingga Selingkuh
Istilah ini diperkenalkan oleh psikiater Dr. Rami Kaminski, yang menjelaskan bahwa ada individu yang tidak sepenuhnya dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga klasifikasi umum tersebut.
Otrovert hadir sebagai konsep tambahan untuk menggambarkan karakter unik yang berada di luar kerangka kepribadian konvensional.
Kata otrovert berasal dari bahasa Spanyol otro yang berarti “lain” atau “berbeda”, merujuk pada perasaan “otherness” atau ketidakberpihakan pada kelompok sosial tertentu.
Simak lebih jauh mengenai kepribadian otrovert seperti dikutip dari Mind Potential Power di bawah ini!

Ciri Utama Kepribadian Otrovert
Berbeda dari introvert yang merasa nyaman menyendiri, atau ekstrovert yang berenergi dari interaksi sosial, otrovert memiliki karakteristik unik yang membuatnya seperti “orang luar” dalam sebuah kelompok. Beberapa ciri khasnya antara lain:
Tidak merasa menjadi bagian dari kelompok
Otrovert sulit menyesuaikan diri dengan norma sosial atau identitas kolektif. Mereka bisa hadir di tengah keramaian, namun tetap merasa asing dan tidak terhubung secara emosional.
Pemikir orisinal
Karena tidak terikat dengan groupthink atau pola pikir mayoritas, otrovert cenderung menghasilkan ide-ide segar.
Bahkan sering kali dianggap nyeleneh atau kontroversial.
Tokoh seperti Ignaz Semmelweis yakni dokter yang menentang praktik medis tradisional dan memperkenalkan pentingnya cuci tangan, sering dijadikan contoh tipikal pemikiran otrovert.

Empatik dalam interaksi personal
Otrovert mungkin tidak nyaman dengan dinamika kelompok besar, tetapi mereka bisa sangat peka dan penuh empati saat berinteraksi satu lawan satu.
Nyaman dalam kesendirian
Mereka tidak membutuhkan rasa kebersamaan atau identitas kolektif untuk merasa utuh.
Justru, berada di kelompok besar sering membuat mereka lebih kesepian.
Menolak konsensus mayoritas
Bagi otrovert, kebenaran tidak ditentukan oleh suara terbanyak.
Mereka lebih mengandalkan logika dan penilaian pribadi, meskipun berisiko dianggap menentang arus.
Mandiri dan tidak suka kerja tim
Pekerjaan yang membutuhkan otonomi lebih cocok bagi otrovert. Kolaborasi kelompok bisa terasa melelahkan bagi mereka.
Menolak ritual sosial
Otrovert menjalani kebiasaan pribadi, tetapi enggan mengikuti tradisi kolektif seperti upacara, ritual keagamaan, atau perayaan nasional yang dianggap tidak relevan.
Humor absurd
Mereka sering menggunakan humor, terutama yang sifatnya sarkastik atau self-deprecating, untuk menjaga jarak dari keseriusan kelompok.
Perbedaan Otrovert dengan Introvert dan Ekstrovert
Sekilas, otrovert bisa terlihat seperti introvert karena sama-sama menyukai kesendirian.
Namun, bedanya, introvert masih bisa merasa menjadi bagian dari kelompok tertentu, sementara otrovert justru menolak keterikatan itu.
Di sisi lain, otrovert bisa tampak ramah dan supel seperti ekstrovert (pseudo-extroverted), tetapi energi yang mereka keluarkan dalam interaksi sosial tidak berbuah keterikatan. Kelompok besar hanya mempertegas rasa keterasingan mereka.
Dengan kata lain, otrovert bukan berada di tengah spektrum introvert-ekstrovert seperti ambivert, melainkan berada di luar spektrum itu sendiri.
(TribunTrends.com)