Jeritan Hati Ibunda Tasya Farasya: Memohon Ahmad Assegaf Lepaskan Anaknya dari Siksaan

TRIBUNTRENDS.COM - Kisah rumah tangga Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf kian terbuka dengan detail yang mencengangkan.

Di balik gemerlap kehidupan selebgram papan atas, ternyata tersimpan luka mendalam yang membuat sang ibunda, Alawiyah Alatas atau yang akrab disapa Ibu Ala, tak kuasa menahan air mata. 

Saking pilunya, ia sampai harus memohon langsung kepada menantunya, Ahmad Assegaf, agar melepaskan putri tercintanya dari jeratan pernikahan yang penuh penyiksaan.

Permohonan itu diyakini terlontar jauh sebelum Tasya resmi mendaftarkan gugatan cerainya ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Baca juga: Rumah Tangga Tasya Farasya: Dugaan Penggelapan Ahmad Assegaf & Proyek Rumah Mewah yang Terbengkalai

Dalam nada getir, Ibu Ala diduga menyampaikan kepada Ahmad agar berhenti menyakiti Tasya dan segera menceraikannya. 

Baginya, tak ada lagi alasan untuk mempertahankan sebuah rumah tangga yang sudah ternodai, apalagi jika hanya menyisakan derita untuk sang anak.

Dan benar saja, hanya dua hari setelah peristiwa memilukan itu, Tasya resmi mengajukan gugatan cerai pada 12 September 2025.

Lebih mengejutkan lagi, menurut keterangan kuasa hukum Tasya, ternyata sebelum gugatan itu diajukan, Ahmad sudah terlebih dahulu menjatuhkan talak secara agama.

“Ibu Tasya sejak tanggal 10 September sebelum gugatan ini kami ajukan, telah bercerai secara agama, sudah ditalak oleh tergugat, mantan suaminya,” ungkap Sangun Ragahdo, pengacara Tasya.

Fakta ini sontak menimbulkan pertanyaan besar di tengah publik: mengapa justru Tasya yang diceraikan, padahal dugaan pengkhianatan dan kesalahan ada pada Ahmad?

Di balik perceraian itu, terbongkarlah sederet fakta mengejutkan. Ahmad Assegaf diduga kuat menggelapkan uang perusahaan Tasya hingga menyentuh angka fantastis, yakni sekitar Rp23 miliar.

Baca juga: Sindiran Telak Sahabat Ahmad Assegaf Pada Tasya Farasya, Menghancurkan Harga diri Bapak Anak-anaknya

Tidak cukup sampai di situ, Ahmad juga disebut tak pernah memberi nafkah lahir dan batin yang layak selama tujuh tahun pernikahan mereka.

Pengacara Tasya, Mohammad Fattah Riphat, menegaskan, “Ibu Tasya juga merasakan bahwa tidak mendapatkan nafkah lahir dan batin secara layak selama ini.”

Yang lebih memilukan, ketika Tasya menuntut nafkah untuk kedua buah hatinya, nominal yang diajukan sungguh kecil—hanya Rp100.

Angka yang sebenarnya lebih simbolis daripada realistis, seolah menggambarkan betapa minimnya tanggung jawab seorang ayah yang telah menelantarkan keluarga.