TRIBUNTRENDS.COM - Untuk mendukung persiapan siswa kelas 8 SMP/MTs dalam menghadapi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2025, Kemendikdasmen telah menyediakan soal-soal materi literasi membaca beserta kunci jawabannya.
Materi ini ditujukan khusus bagi orang tua dan guru sebagai panduan mendampingi siswa belajar secara efektif.
ANBK sendiri merupakan program evaluasi yang diselenggarakan pemerintah dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan di seluruh Indonesia.
Asesmen ini menyasar siswa pada jenjang kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA/SMK sederajat.
Berdasarkan jadwal resmi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, pelaksanaan ANBK untuk siswa kelas 8 SMP/MTs direncanakan berlangsung pada tanggal 25 hingga 28 Agustus 2025.
Salah satu aspek utama yang diukur dalam ANBK 2025 adalah literasi membaca, yaitu kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, hingga merefleksikan berbagai jenis teks yang disajikan.+
Baca juga: Mengapa Penting Bagi Kita Mengetahui Bahwa Setiap Negara Memiliki Tata Cara?60 Soal ANBK Kelas 8 SMP
Kompetensi ini sangat penting agar siswa mampu menavigasi informasi dengan baik, terutama dalam menghadapi tantangan pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
Agar lebih siap menghadapi asesmen, siswa kelas 8 dianjurkan untuk mulai berlatih mengerjakan soal-soal ANBK secara rutin. Jenis soal yang biasa muncul meliputi pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan isian singkat.
Dengan membiasakan diri berlatih berbagai tipe soal tersebut, siswa dapat meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri saat menghadapi ANBK.
Soal ANBK SMP, MTs 2025 Literasi Membaca
Perhatikan bacaan berikut untuk menjawab soal nomor 1-5
Nenek, Ani, dan Secarik Batik
Di dalam bilik rumah yang sederhana, seorang nenek tampak sedang mengajari cucunya untuk membatik. Ani, begitu nama panggilan cucu nenek, begitu takjub melihat gerakan-gerakan tangan neneknya yang masih saja cekatan meskipun usianya sudah tak lagi muda. Semangat nenek seolah tak pernah luntur. Nenek memegang canting dengan sangat hati-hati. Dia menggoreskan tetes-tetes cairan coklat kental yang keluar dari canting ke secarik kain putih.
Peluh di tubuh nenek nyaris membuat pakaiannya basah kuyup. Karena sudah mulai lelah, nenek memutuskan untuk beristirahat. Melihat nenek hendak meletakkan canting, Ani tiba-tiba berkata padanya. “Nenek istirahat dulu. Biar Aku yang membatik. Aku juga ingin belajar agar bisa pandai membatik seperti, Nenek.”
Nenek tersenyum melihat kesungguhan cucunya yang ingin belajar. Dengan rasa bahagia, nenek menyerahkan canting itu kepada Ani. “Iya, tapi hati-hati. Di dekatmu ada kompor dan malam yang mendidih.” jawab nenek sambil berdiri dari kursinya. Dengan cepat, Ani langsung mengambil canting itu dan mulai membatik.
Ya, Ani tidak sabar ingin segera mengoleskan cairan malam itu pada desain batik pesisir yang sudah dibuat oleh nenek. Ani ingin membuktikan kepada nenek bahwa dia adalah orang yang mewarisi kepandaian nenek dalam membatik. Tanpa sadar, baju Ani mulai basah oleh peluhnya sendiri.
Dia mulai sering menggeliat karena otot-ototnya terasa kaku. Ani harus fokus dan berhati-hati agar cairan malam yang dioleskannya tetap berada dalam motif batik yang sudah digambar. Beberapa kali Ani tampak kesulitan mengoleskan cairan malam itu. “Ahhh…susaaah sekali!” ucap Ani dalam hati. Ani begitu lelah. Rasanya, dia sudah tidak sanggup lagi melanjutkan. Tiba-tiba, ketika mencoba meregangkan otot-otot kakinya, ujung jari kaki Ani menyenggol kompor yang menopang cairan malam yang mendidih!
Cairan itu tumpah membasahi lantai. Kulit kaki Ani sedikit terciprat. Beruntung, cairan malam itu tinggal sedikit. Meskipun sedikit, cipratan itu sudah cukup untuk membuat Ani menangis terisak. Nenek yang sedang berada tidak jauh dari situ bergegas menolong Ani.
Setelah mengobati luka Ani, nenek berkata, “Ani, membatik itu butuh kesabaran dan ketekunan. Untuk menghasilkan batik yang bagus, kita tidak bisa mengerjakannya dengan buru-buru. Kita harus bisa menikmati proses membatik.” Dengan rasa bersalah, Ani menjawab, “Maaf, Nenek. Tadi, aku tidak sabar ingin segera menyelesaikannya. Aku juga memaksakan diri untuk tetap membatik meskipun sudah lelah. Jadinya, aku malah menumpahkan malam.”
Nenek pun memeluk Ani. Dalam dekapan nenek, Ani berjanji untuk lebih bersabar ketika membatik. Dia akan berusaha untuk menikmati setiap prosesnya. Ya, tak ada batik yang berkualitas jika tidak dibuat dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
1. Nenek menggoreskan tetes-tetes cairan coklat kental pada secarik kain putih. Dari mana tetes-tetes cairan itu berasal?