TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah video memperlihatkan sosok Ahmad Husein, yang dikenal sebagai inisiator demonstrasi besar-besaran di Pati sekaligus perwakilan dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun Facebook bernama Mas Kw pada Rabu, 20 Agustus 2025, Husein terlihat sedang berada di sebuah dealer sepeda motor.
Ia tampak memperhatikan beberapa unit kendaraan, dan tertarik pada motor Beat berwarna merah.
Unggahan tersebut disertai keterangan berbunyi, "Artis Pati Mas Husein mau update motor."
Hingga saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Husein terkait beredarnya rekaman tersebut.
Baca juga: Ahmad Husein Damai dengan Sudewo: Dari Teriak Lengser, Kini Dituding Terima Suap Bupati Pati
Video itu pun langsung memicu gelombang komentar dari warganet.
Banyak yang menyindir dan meragukan konsistensi perjuangan Husein setelah sebelumnya menjadi simbol perlawanan terhadap Bupati Pati, Sudewo.
"Perjuangan mu untuk masyarakat Pati ternyata cuma sebatas ukuran kantong celana mu," ujar salah satu warganet.
"Perjuanganmu luntur karena duit," timpal warganet lainnya.
Komentar-komentar tersebut memperlihatkan kekecewaan sebagian masyarakat yang merasa dikhianati oleh figur yang sebelumnya begitu vokal menyuarakan kritik terhadap pemerintah daerah.
Polemik ini mencuat tak lama setelah Husein memutuskan membatalkan rencana aksi unjuk rasa lanjutan yang dijadwalkan pada 25 Agustus 2025.
Keputusan mengejutkan itu diumumkannya sehari setelah mengklaim bahwa dirinya telah berdamai dengan Bupati Pati, Sudewo.
Menurut pernyataan Husein, kesepakatan damai tercapai setelah ia melakukan panggilan video dengan Sudewo pada Selasa, 19 Agustus 2025.
Ia menyebut bahwa dirinya tidak lagi memiliki tuntutan terhadap sang bupati, termasuk desakan untuk lengser dari jabatan.
Padahal, hanya sehari sebelumnya, tepatnya pada Senin, 18 Agustus 2025, Husein sempat menyatakan dengan lantang bahwa dirinya siap menggelar aksi akbar pada tanggal 25 Agustus 2025.
Ia bahkan menyebut akan menghadirkan massa dalam jumlah besar sekitar 50 ribu orang, guna menekan DPRD Kabupaten Pati agar segera menuntaskan pembahasan Pansus Hak Angket terkait pemakzulan Sudewo.
Perubahan sikap Husein dalam waktu singkat inilah yang kini menuai kecurigaan publik. Banyak yang mempertanyakan integritasnya, terlebih setelah video dirinya melihat-lihat motor baru beredar luas di dunia maya.
Tuduhan Suap
Perubahan sikap Ahmad Husein tak pelak menimbulkan spekulasi liar.
Publik menudingnya telah menerima suap atau imbalan tertentu dari pihak bupati. Menanggapi hal itu, Husein memilih santai.
“Biarin saja, besok kelihatan (apakah saya disuap atau tidak). Wong omahku yo elek wae kok (rumahku juga jelek-jelek saja kok),” ucapnya.
Baca juga: Koordinator Demo Pati Cuek Dituding Terima Suap dari Sudewo, Ahmad Husein Singgung Soal Rumah
Dengan keputusan ini, dinamika politik di Pati kian menarik untuk diikuti.
Publik kini menanti apakah gerakan masyarakat tetap berlanjut tanpa Husein, atau justru meredup setelah inisiator utamanya memilih berdamai dengan Bupati Sudewo.
AMPB Akan Dilegalkan
Meski mundur dari aksi jalanan, Husein berencana mengurus legalitas nama AMPB agar dapat menjadi organisasi resmi.
Namun, ia memastikan bahwa dirinya tidak lagi ikut campur dengan gerakan yang kini masih berjalan.
Reaksi dari Rekan AMPB
Sementara itu, dua koordinator lain di AMPB, yakni Teguh Istiyanto dan Supriyono alias Botok, menegaskan bahwa mereka tetap konsisten memperjuangkan pemakzulan Bupati Sudewo.
“Bahwa AMPB bukan suatu organisasi, melainkan kumpulan pejuang yang sifatnya kolektif, tidak bertumpu pada satu tokoh atau satu orang saja.
Jika Mas Husein menyatakan keluar dari kelompok kami, sudah tidak satu gerbong perjuangan lagi, kami hormati,” kata Teguh.
Mereka menilai, langkah Husein hanyalah keputusan pribadi. Perjuangan akan terus dilanjutkan melalui pengawalan proses Pansus Hak Angket di DPRD Pati, bukan dengan demo susulan.
“Kami sepakat tetap menyampaikan aspirasi masyarakat Pati untuk segera melengserkan Sudewo,” tegas Supriyono.
Kasus ini menunjukkan dinamika gerakan rakyat yang kompleks. Dari semangat melawan kebijakan pajak yang dianggap memberatkan, kini AMPB menghadapi perpecahan internal.
Ahmad Husein memilih berdamai dengan bupati, sementara rekan-rekannya masih teguh memperjuangkan pemakzulan lewat jalur hukum dan politik.
Publik kini menunggu, apakah perjuangan ini akan tetap berjalan murni atau justru semakin keruh oleh kepentingan politik.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)