Ketua Umum Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Provinsi Jambi, Ivan Wirata, juga turut memberikan tanggapan serius terhadap insiden ini.
Ia menilai bahwa kegiatan drum band memiliki nilai edukatif tinggi bagi anak-anak, dan insiden semacam ini dapat berdampak buruk secara psikologis.
“Kegiatan drum band ini sangat positif, ya, khususnya untuk perkembangan anak didik kita, namun sayang dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” ucapnya.
Ivan menegaskan bahwa drum band bukan sekadar pertunjukan, tetapi sarana pendidikan karakter, kebersamaan, dan gotong royong.
Ia juga menyoroti peran orang tua yang telah mendukung anak-anak dengan menyiapkan kostum dan kebutuhan lainnya.
“Di usia mereka itu sangat rentan sekali perkembangan psikologinya, jangan sampai mereka traumatik,” ujarnya.
“Kalau mau cari muka sama atasan boleh saja, tapi jangan sampai merugikan orang lain,” tambah Ivan.
Sebagai bentuk dukungan, Ivan yang juga menjabat Wakil Ketua I DPRD Provinsi Jambi menyatakan akan mengatur waktu untuk mengunjungi tim drum band MTsN 7.
“Kita akan cari waktu untuk berkunjung,” katanya.
Prestasi MTsN 7 yang Tak Boleh Dikesampingkan
Perlu diketahui, insiden ini terjadi tak lama setelah kabar membanggakan datang dari dunia drum band Muaro Jambi.
Tim drum band daerah tersebut baru saja meraih juara umum pada Kejurda Open PDBI Provinsi DKI Jakarta, yang digelar 20–28 Juli 2025 lalu.
Karena itu, Ivan menilai, kejadian seperti ini bisa mencederai semangat dan kreativitas anak-anak.
“Pak Bupati BBS, insya Allah, bijaksana.
Saya yakin beliau akan kroscek ulang kepada pihak kecamatan dan juga Kadis Pendidikan Muaro Jambi yang juga Ketua PDBI Muaro Jambi.
Kenapa insiden ini bisa terjadi, mungkin ada miskomunikasi antara camat dan stafnya," tuturnya.
"Namun apa pun itu, jangan terulang lagi lah kasihan anak-anak gara-gara ulah oknum staf,” pungkasnya.
(TribunTrends.com/ TribunJambi.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)