Berita Viral

Dibentak, Dicaci, Dipaksa Lepas Masker, dr Syahpri Tunggu Ucapan Maaf Keluarga Pasien RSUD Sekayu

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PASIEN ANIAYA DOKTER - Kejadian Pelepasan Masker terhadap dokter Syahpri. Keluarga pasien dikabarkan hingga kini belum meminta maaf kepada sang dokter.

TRIBUNTRENDS.COM - Dokter Syahpri menegaskan, hingga detik ini, keluarga pasien yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadapnya belum juga menunjukkan tanda-tanda permintaan maaf.

Padahal, kasus ini sudah mencuat di media sosial, menjadi sorotan publik, bahkan resmi dilaporkan ke pihak berwajib.

Namun, itikad baik dari pihak terduga pelaku belum juga terlihat.

Ketika ditanya wartawan terkait kemungkinan adanya permintaan maaf secara pribadi dari keluarga pasien, dr. Syahpri hanya memberikan jawaban singkat.

“Belum,” ucapnya tegas.

Ia menambahkan, dirinya bersama tim dokter RSUD Sekayu telah mengambil sikap tegas menghadapi insiden yang ia sebut sebagai pengalaman pahit ini.

Baginya, kejadian tersebut adalah tamparan keras bagi seluruh tenaga kesehatan.

Di tengah peran vital sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, masih saja ada oknum yang sanggup melakukan kekerasan terhadap para nakes.

Baca juga: Penyebab Keluarga Pasien Caci Maki Dokter RSUD Sekayu, Kecewa Soal Pelayanan, Bayar VIP Rasa BPJS

Sudah Dilaporkan ke Polisi

Dokter RSUD Sekayu Muba yang diduga menjadi korban kekerasan saat bertugas kini resmi melaporkan keluarga pasien ke Polres Muba.

Dari video yang diunggah akun TikTok @plgkehilangan pada Rabu (13/8/2025), terlihat dr. Syahpri yang didampingi rekan sejawat mendatangi SPKT Polres Muba.

Dengan kemeja hitam, ia tersenyum tenang ke arah kamera, mengangkat jempol, dan berkata singkat,

“Aman, aman, InsyaAllah aman.”

Hingga kini, penyebab pasti awal mula ketegangan antara pihak dokter dan keluarga pasien masih belum terungkap.

Namun, Syahpri memastikan langkah hukumnya sudah diambil.

“Saya mewakili seluruh nakes di Indonesia, jangan sampai ada ‘Syahpri-Syahpri’ lainnya,” tegasnya.

Menurutnya, tindakan tegas perlu dilakukan agar peristiwa serupa tidak kembali terulang, karena dapat membahayakan keselamatan tenaga kesehatan, baik itu perawat, dokter umum, hingga dokter subspesialis.

“Menjadi dokter itu tidak mudah. Biayanya mahal, waktunya panjang, dan harus rela jauh dari keluarga,” ujarnya.

PASIEN ANIAYA DOKTER - Kejadian Pelepasan Masker terhadap dokter Syahrpi. Penjelasan Keluarga Pasien, Viral Maki dan Paksa dr Syahpri Lepas Masker, Bayar Kamar VIP Seperti BPJS (Kolase TribunNetwork)

Viral Dipaksa Buka Masker

Sebuah video berdurasi 41 detik yang memperlihatkan suasana di ruang perawatan RSUD Sekayu mendadak viral, memantik reaksi luas di media sosial.

Video unggahan akun Muba Akor itu menunjukkan momen ketika seorang dokter yang tengah memeriksa pasien dipaksa oleh keluarga pasien untuk melepas masker yang dikenakannya.

Dokter menolak dengan alasan mematuhi SOP rumah sakit, yang mewajibkan tenaga kesehatan selalu mengenakan masker saat bertugas.

Namun, situasi memanas ketika diduga salah satu keluarga pasien memegang bagian belakang leher dokter dan memaksanya membuka masker.

Akhirnya, dokter tersebut membuka masker, meski masih terlihat ada tekanan dari pihak keluarga.

Baca juga: Alasan Keluarga Pasien di Sumsel Maki dan Paksa Dokter Lepas Masker, Ibu Diabetes Komplikasi

Klarifikasi dari Pihak Keluarga Pasien

Menanggapi hebohnya video tersebut, Ismet Syaputra perwakilan keluarga pasien akhirnya angkat bicara.

Ia mengungkapkan kekecewaannya karena sang ibu yang dirawat di ruang VIP harus menunggu hingga empat hari untuk mendapatkan penanganan dokter.

“Kami datang hari Jumat, rujukan dari Klinik Smart Medica. Ibu saya dirawat karena diabetes komplikasi.

Kondisinya membaik, sadar, demam turun, gula darah stabil setelah dirawat di RSUD Sekayu. Tapi kami diminta menunggu dokter sampai hari Selasa,” ujar Ismet, Rabu (13/8/2025).

KELUARGA PASIEN MARAH - Tangkapan layar dari YouTube Tribun Sumsel, Rabu (13/8/2025). Keluarga pasien di Musi Banyuasin, Sumsel, buka suara setelah video maki dan paksa dokter buka masker viral. (YouTube Tribun Sumsel)

Menurut Ismet, pelayanan yang diterima jauh dari harapannya.

“Kami memilih pelayanan umum atau VIP karena ingin pelayanan maksimal. Kalau dokter tidak ada saat akhir pekan, apa bedanya dengan BPJS. Sedangkan VIP saja seperti ini,” ungkapnya.

Kemarahan Ismet memuncak ketika ia mengetahui hasil pemeriksaan dahak sang ibu sudah tersedia sejak Sabtu, namun baru dicek pada Selasa.

“Bagaimana saya bisa bersabar melihat ibu saya terbaring sakit. Saya tersulut emosi dan meminta dokter melepas masker untuk memastikan beliau benar dokter atau bukan,” ungkapnya lagi.

Ia menegaskan, pengalaman ini menjadi catatan penting bagi rumah sakit.

"Kalau statusnya VIP, mestinya penanganan dan fasilitasnya juga maksimal, bukan malah menunggu berhari-hari,” ujarnya.

***

(TribunTrends/Sripoku)