Berita Viral

Viral Pria Tulis Surat Resign di Selembar Tisu Toilet: Simbol Bagaimana Kantor Memperlakukan Saya

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VIRAL DI MEDIA SOSIAL - Seorang pria tulis surat resign di selembar tisu toilet, terungkap alasannya. Foto diolah dari world of buzz pada Jumat, 18 April 2025.

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang headhunter asal Singapura, Angela Yeoh, menyampaikan seruan tegas dan menyentuh kepada perusahaan serta para pengusaha untuk memperlakukan karyawan dengan lebih baik dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan beretika.

Seruan ini muncul setelah ia menyaksikan secara langsung sebuah insiden pengunduran diri yang tidak biasa namun sarat makna, yang menggugah kesadarannya akan kondisi dunia kerja saat ini.

Dalam sebuah unggahan di LinkedIn yang mendapat perhatian luas, Angela membagikan kisah nyata seorang kandidat yang mengajukan surat pengunduran diri dengan cara yang tak lazim, menggunakan selembar kertas toilet.

Baca juga: Pulang 1 Menit Lebih Awal, Wanita Ini Langsung Dipecat dari Perusahaan, Tapi Malah Dapat Kompensasi

Kandidat tersebut menuliskan alasannya secara lugas dan menyakitkan.

"Saya merasa seperti kertas toilet, digunakan saat dibutuhkan, lalu dibuang tanpa dipikirkan."

Ungkapan ini, meski sederhana, memuat kekecewaan mendalam dan menjadi simbol dari perasaan tak dihargai yang dirasakan oleh banyak pekerja di berbagai industri.

Angela mengaku bahwa pernyataan tersebut membekas kuat dalam benaknya. 

“Kalimat itu benar-benar tertanam di benak saya. Itu menggambarkan bagaimana dia merasa selama bekerja,” ujarnya. 

Ia pun mengajak para pemimpin dan pemangku kebijakan perusahaan untuk tidak mengabaikan dampak emosional dan psikologis dari lingkungan kerja yang toksik, serta pentingnya membangun budaya kerja yang berlandaskan apresiasi dan rasa hormat.

Lebih dari sekadar retensi, Angela menekankan bahwa penghargaan kepada karyawan mencerminkan nilai-nilai fundamental perusahaan terhadap manusia. Dalam kata-katanya:

“Buat karyawan Anda merasa sangat dihargai, sehingga ketika mereka memilih untuk pergi, mereka melakukannya dengan rasa syukur, bukan dengan dendam. 

Pengalaman seperti ini tidak mencerminkan kurangnya loyalitas, melainkan memperlihatkan budaya perusahaan yang sesungguhnya.”

Seorang pria tulis surat resign di selembar tisu toilet. (World of buzz/TribunTrends)

Ia juga menambahkan bahwa apresiasi tidak boleh dipandang sebagai strategi semata, melainkan sebagai bentuk pengakuan terhadap martabat seseorang, baik atas kontribusinya maupun keberadaannya secara utuh sebagai individu.

“Apresiasi bukan hanya alat retensi. Ini mencerminkan seberapa besar seseorang dihargai, bukan hanya atas apa yang mereka lakukan, tapi juga siapa mereka. 

Jika seseorang pergi dengan perasaan diremehkan, saatnya untuk introspeksi. 

Perubahan kecil dalam cara kita mengapresiasi bisa memberikan dampak besar. Mulailah dari sekarang.”

Baca juga: Manajer HRD Ini Curi Rp 33 Miliar dari Perusahaan, Ciptakan 22 Karyawan Palsu dan Ambil Gajinya

Pesan Angela menjadi pengingat penting di tengah dunia kerja modern yang kerap terlalu fokus pada hasil dan efisiensi, namun sering lupa pada nilai-nilai kemanusiaan. 

Ia mengajak semua pihak untuk membangun budaya organisasi yang mengedepankan empati, pengakuan, dan rasa hormat, demi menciptakan tempat kerja yang tidak hanya produktif, tetapi juga berkelanjutan dan penuh makna bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.

Sementara itu di lain sisi, seorang wanita di China syok karena mendadak dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja.

Penyebabnya hanya karena dirinya pulang 1 menit lebih awal dari waktu yang seharusnya.

Namun tak lama setelah itu, wanita ini malah mendapatkan kompensasi.

Baca juga: Kondisi Kejiwaan Dedi Mulyadi Dipecat Gegara Baju Lebaran, Kepala SDN Sawahkulon Purwakarta Ikhlas

Dikutip dari mStar, Selasa (15/4/2025), seorang wanita telah memenangkan gugatan perburuhan terhadap mantan majikannya.

Gugatan itu ia menangkan setelah  wanita ini dipecat karena meninggalkan pekerjaan satu menit lebih awal selama enam hari dalam sebulan.

Wanita itu, yang dikenal sebagai Wang, telah bekerja di perusahaan tersebut, yang berpusat di Guangzhou, provinsi Guangdong, China, selama tiga tahun.

Ia memiliki 'rekam jejak kinerja yang cukup baik'.

Akhir tahun lalu, Wang ditelepon oleh seorang manajer sumber daya manusia, diberitahu bahwa rekaman kamera pengawas kantor menunjukkan dia pulang satu menit lebih awal selama enam hari dan diberi surat pemecatan.

Ilustrasi pengadilan - Seorang wanita asal China syok karena mendadak dipecat dari perusahaan karena pulang 1 menit lebih awal, berakhir dapat kompensasi (iPleaders Blog)

Frustrasi dengan masalah tersebut, Wang mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan tempat dia bekerja awal tahun ini. 

Pengadilan akhirnya memutuskan bahwa pemecatan Wang adalah ilegal, dan perusahaan diperintahkan untuk membayar kompensasi kepadanya. 

Namun, jumlah kompensasi yang diperintahkan tidak diungkapkan.

Pengadilan menjelaskan bahwa meskipun Wang meninggalkan kantor satu menit lebih awal dari waktu berakhirnya kantor, tindakannya tersebut tidak dapat dianggap sebagai 'bolos kerja' atau pelanggaran serius.

Lebih jauh lagi, perusahaan tidak pernah memberi Wang peringatan apa pun tentang perilakunya.

Ataupun mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut sebelum memutuskan untuk menghentikan layanannya secara tiba-tiba.

Putusan pengadilan juga menyatakan bahwa pemecatan Wang tidak sah karena dilakukan tanpa bukti kuat dan tidak mengikuti prosedur yang tepat.

Nasib Karyawan Dipecat Gara-gara Sholat Terlalu Lama

Nasib seorang karyawan yang dipecat gara-gara dianggap sholat terlalu lama.

Ia kemudian menyadari mengapa rekan-rekannya yg lain tak pernah sholat.

Mereka meninggalkan sholat wajib dan hanya sholat Jumat saja.

Dikutip dari mStar, Minggu (9/3/2025), biasanya, sebuah perusahaan akan memberhentikan atau mengakhiri hubungan kerja karyawannya karena alasan-alasan seperti masalah disiplin, pelanggaran perilaku, pelecehan asusila, dan pelanggaran lain yang dianggap serius.

Namun, unggahan terbaru seorang pengguna media sosial cukup menyita perhatian saat ia mengungkap bahwa dirinya baru saja dipecat oleh majikannya karena terlambat menunaikan sholat.
 
"Ini pertama kalinya saya bekerja, tetapi saya dipecat karena 'sholat terlalu lama'. 

Atasan saya tidak memberi saya peringatan, dia langsung memecat saya," tulis seorang wanita.

Nasib seorang karyawan yang dipecat gara-gara dianggap sholat terlalu lama (mStar)

Tanpa membagikan informasi lebih lanjut tentang perusahaan tempatnya bekerja, ia menggambarkan tindakan majikannya yang dianggap berlebihan.

Belum lagi tidak mendapatkan penjelasan terlebih dahulu.

"Saya sholat kurang dari 20 menit setiap waktunya tiba. 

Saya ingin bertanya kepada anda, saudari-saudari, menurut anda berapa lama saya sholat? 

Apakah masuk akal jika saya dipecat karena alasan ini?

"Ada staf lain yang beragama Islam, tetapi saya tidak pernah melihat mereka pergi sholat selain sholat Jumat," imbuhnya.

Melihat kolom komentar, warganet pun memberikan beragam reaksi dan pendapatnya terkait unggahan itu.

Namun, secara umum disarankan agar individu mengambil tindakan hukum karena perlakuan tidak adil oleh atasan.

Terlebih jika menyangkut masalah ibadah.

"Sayang sekali. Kalau perempuan kan nggak sampai 20 menit. 

Standar aja. Mau pakai telekung, pakai jilbab lagi itu kan butuh waktu lama.

"Saya menghadapi situasi ini. 

Staf lain tidak sholat sehingga mereka membuat kegaduhan, jadi saya perlu waktu untuk sholat. 

Jadi saya harus sholat di akhir waktu.

Lalu masuk lagi untuk waktu berikutnya dan melanjutkan doa.

"Langsung ke kantor ketenagakerjaan. 

20 menit itu nggak lama. 

Saya kerja kantoran, laki-laki kan cuma sholat Jumat.

Jadi bos yang non muslim nggak tahu dan nggak peduli sama waktu sholat wajib," begitu komentar salah satu netizen.
 
Sebagai informasi tambahan, Departemen Tenaga Kerja Semenanjung Malaysia telah mengeluarkan pedoman pelaksanaan sholat selama jam kerja sebagai referensi oleh karyawan dan pemberi kerja.

Pedoman tersebut menyatakan bahwa pemberi kerja harus memberikan waktu istirahat kepada karyawan Muslim untuk melaksanakan sholat.

Yaitu setidaknya 20 menit untuk waktu sholat, dan setidaknya satu jam 30 menit untuk sholat Jumat.

Disebutkan pula, pelaksanaan kewajiban shalat bagi karyawan muslim dapat disesuaikan oleh pengusaha dengan kesesuaian waktu istirahat.

***

(TribunTrends.com/Jonisetiawan/Nafis)