TRIBUNTRENDS.COM - Pebisnis skincare asal Bali, Maharani Kemala baru-baru ini curhat di media sosialnya terkait tudingan yang menyebut dirinya menyogok Rp10 miliar ke polisi demi memenjarakan Nikita Mirzani.

Seperti yang diketahui, saat ini, Nikita Mirzani tengah menjadi tersangka setelah berseteru dengan bos skincare Reza Gladys atas kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan pemerasan.

Dalam hal ini, Maharani Kemala membantah menggelontorkan uang Rp10 miliar untuk memenjarakan Nikita Mirzani.

Maharani langsung membantah keras tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa dia tidak pernah mengeluarkan uang sebesar itu untuk tujuan memenjarakan Nikita.

Dalam unggahan yang cukup viral di media sosial, Maharani dengan tegas menyatakan bahwa tuduhan itu sangat tidak masuk akal, terutama mengingat situasi ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik.

"Ekonomi Indonesia juga lagi nggak baik-baik aja, masa dibilang nyogok polisi. Polisi mana yang disogok Rp 10 M? Kasihan citra polisi," tulisnya, yang dikutip oleh Kompas.com pada Selasa (11/3/2025).

Pernyataan ini menunjukkan betapa frustrasinya Maharani menghadapi tuduhan yang menurutnya tidak berdasar dan bisa merusak citra kepolisian.

Maharani juga menantang pihak yang menyebarkan tuduhan, khususnya akun @suaranetizen, untuk dapat membuktikan klaim mereka dengan bukti yang jelas dan akurat.

"Akun suara netizen belum balesin DM aku sampai sekarang. Minta bukti dong. Jangan memperkeruh suasana," tulisnya, menekankan agar publik tidak terjebak dalam informasi yang tidak terbukti kebenarannya.

Lebih lanjut, Maharani Kemala mengungkapkan bahwa Rp10 miliar adalah jumlah yang sangat besar.

Menurutnya, nominal tersebut saat ini jauh dari kemampuannya untuk digunakan sebagai suap.

Sebagai seorang pengusaha, dia menjelaskan bahwa jika dia memiliki uang sebesar itu, dia lebih memilih untuk berinvestasi dalam membeli sawah di Tabanan daripada menggunakannya untuk tujuan yang tak bermoral.

"Rp 1 miliar itu gak gampang, kalau di brand dulu gampang bisa mami dapat." ungkap Maharani

"Tapi, ini kan namanya brand baru perlu biaya untuk marketing, bahan baku, kemasan, riset yang paling mahal." lanjutnya.

"Tiba-tiba aku di framing ikut mendanai," ujar Maharani,