"Cuma ya memang kita harus cerai dulu sesuai kesepakatan kita bersama. Ini sama-sama berat sih," lanjutnya.

Mendengar ucapan Galiech, Asri lantas memintanya mengingat peristiwa yang terjadi empat hingga lima tahun lalu.

"Kejadiannya sudah empat, lima tahun yang lalu Mas. Iya kan?" tanya Asri pada Galiech yang kemudian disusul anggukannya.

"Sudah tahu kejadiannya seperi apa, Mas Galiech juga tahu. Sadar juga melakukan itu?" cecar Asri lagi.

Galiech mengangguk lagi sembari menyahut singkat.

"He em," sahutnya.

Bagi Asri, keputusan cerai ini telah dilakukan secara matang.

"Nah ini sudah dipikirin empat lima tahun, kita sudah ke psikolog keluarga juga," tandas Asri seolah tak ingin membuat mantan suaminya berlarut-larut dalam penyesalan.

Diakui Galiech, perceraiannya dengan Asri baru terasa berat setelah dijalani.

"Ya memang sangat disayangkan ya, dari pagi saya bangun sudah dalam perasaan tidak enak. Tapi ya sudah lah, ternyata pas dijalanin berat ya. Sangat berat," ucap Galiech.

Diungkapkan Galiech, perceraiannya semakin berat saat teringat akan anak-anaknya.

"Apalagi kalau beberapa kali nama anak kita disebut, saya teringat pada saat mereka lahir. Kita rawat ya, ternyata cuma sampai di sini aja," sambungnya.

Asri yang berdiri di sisi Galiech tampak beberapa kali menyeka air matanya yang tumpah.

Ia mengucapkan terima kasih pada Galiech karena telah memberikannya buah hati.

"Makasih Mas Galiech, sudah kasih buah hati, anak-anak," tuturnya sembari berusaha menenangkan diri.

Menanggapi sang mantan istri, Galiech juga mengungkap kenangannya pada Asri tak akan pernah hilang.

"Buat Mbak Asri, saya sekarang panggilnya Mbak Asri ya. Kenangan 17 tahun itu tidak akan mungkin hilang akan selalu ada di hidup saya," tandas Galiech terlihat kepayahan menyusun kata-katanya.

(TribunTrends/Tribunnews)