Toni Sugiarto merupakan sahabat ayah Dedie sehingga dia mengaguminya sejak kecil.
Untuk mewujudkan cita-cita menjadi polisi, Dedie sempat mengikuti seleksi Akabri Kepolisian di Rindam (Residem Induk Kodam) III Siliwangi. Namun dia tidak lolos ke tahap selanjutnya.
"Ya, tidak nasib jadi polisi. Tetapi dalam perjalanan karir, saya menjadi anggota KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Jadi, sedikit miriplah ya. Selama 13 tahun saya di KPK, tugas-tugasnya seperti di Kepolisian," bebernya.
Dedie mengungkapkan orang tuanya tidak pernah mengarahkan dia untuk menjadi polisi.
"Orang tua saya tidak banyak menuntut ya. Mereka itu orang-orang yang realistis. Ibu-bapak saya hanya berpesan: sekolah saja yang benar dan setinggi-tingginya. Itu yang membekali saya menuntut ilmu. Pesan dari orang tua sudah saya laksanakan dengan baik, mudah-mudahan mereka bahagia," ungkapnya.
Baca juga: Profil Muhammad Haris Bupati Terpilih Probolinggo 2024, Program 100 Hari Kerja, Pembangunan Daerah
Ayah Dedie merupakan seorang ahli teh. Dia sekolah ilmu teh di beberapa tempat seperti Inggris (London), Jerman (Hamburg kalau tidak salah), dan Srilanka.
"Kakek saya pemilik perkebunan teh dan ayah saya meneruskan usaha di bidang eksportir teh. Maka beliau sekolah ilmu teh di beberapa tempat," imbuh Dedie.
Dedie mengaku tidak berniat meneruskan usaha orang tuanya. Ayah-ibunya memberi kebebasan kepada dia memilih, yang penting sekolah setinggi-tingginya dan bekerja di tempat yang baik.
"Orang tua saya berpesan, tanamkan kebaikan kepada setiap orang karena kebaikan itu datang dari kebaikan sebelumnya," tambahnya.
Terkait aktivitas di dunia politik, Dedie mengaku mendapat dukungan dari sang istri Sari Deviyanti Andayana dan dua anaknya.
"Istri dan anak-anak mendukung. Anak saya cuma dua. Anak pertama sudah nikah dan tinggal di Roterdam, Belanda. Suaminya kerja di perusahaan audit Pricewaterhouse. Sementara anak kedua kerja di perusahaan BUMN di Jakarta," ucapnya.
Kalau dilihat dari tuntutan keluarga, lanjut Dedie, mereka sudah dewasa dan punya kehidupan sendiri.
"Jadi sehari-hari saya tinggal berdua istri. Insyallah, tidak ada beban, kita sama-sama mendorong dan mendukung untuk kebaikan-kebaikan," tandas Dedie.
(TribunTrends/TribunBogor/TribunSumsel)