Untuk membantu biaya hidup, ia berjualan es keliling.
Dia mengambil es lilin di daerah Kerambitan, cukup jauh dari rumahnnya.
Setelah lulus SMP, dia masuk Sekolah Pendidikan Pertanian Menengah Atas (SPPMA).
Tiga tahun kemudian ia lulus dan segera mencari pekerjaan.
"Kalau diingat-ingat memang hidup harus selalu disyukuri. Karena dengan kondisi apapun kita masih bertahan. Intinya kita harus tetap berusaha, bekerja keras, dan bekerja jujur. Satu lagi yang tak boleh dilupakan adalah memohon doa kepada leluhur dan mohon doa restu kepada orang tua," kata Made Dirga.
Kerja Sambil Kuliah
Setelah lulus SMA, I Made Dirga bekerja di sebuah dealer sepeda motor di Jalan Gajah Mada, Tabanan, Bali.
Ia bekerja selama beberapa bulan saja di dealer tersebut lalu pindah kerja di hotel tahun 1987.
Hotel tempatnya bekerja adalah Hotel Melia Bali Nusa Dua yang merupakan hotel bintang lima dan five star diamond.
Di sana ia bekerja hingga tahun 2005.
"Setelah kerja di hotel, saya baru bisa kuliah. Jadi saya kerja sambil kuliah saat itu. Saya kemudian kuliah di STISIP Margarana," ujarnya.
Dirga menuturkan, waktu kerja di hotel dirinya selalu menyempatkan waktu untuk pulang ke rumahnya di Banjar Sakeh, Desa Sudimara.
Seiring waktu berjalan bakat politik yang secara tidak langsung ia pelajari ari sang ayah, Ketut Gereh, dia asah dan kembangkan.
Baca juga: Profil I Komang Gede Sanjaya, Bupati Terpilih Tabanan 2024, Sempat Raih Satyalancana Wira Karya
Saat masih kerja di hotel ia ditunjuk menjadi bagian dari anak ranting PDIP Tabanan pada tahun 1990-an.
Selanjutnya dia menjadi Ketua PAC Tabanan, dan pengurus DPC PDIP Tabanan.