TRIBUNTRENDS.COM - Jika mengetahui ada shaf shalat renggang dan membiarkan, apakah berdosa?
Sering kali saat ikut shalat berjemaah di masjid atau mushala, kita mendapati shaf yang acak-acakan.
Akan tetapi saat ingin mengingatkan takut keliru dan dibilang sok ngatur, akhirnya mau tidak mau membiarkan.
Baca juga: Apakah Harus Mengusap Wajah Setelah Baca Doa Qunut Subuh? Rawan Keliru Buya Yahya Beri Penjelasan
Apakah membiarkan shaf yang renggang dan berantakan termasuk dosa?
Karena tidak semua orang mampu mengingatkan bagaimana shaf shalat benar diatur.
Mengenai hal ini, Ulama Buya Yahya memberikan penjelasan bagi orang-orang yang tahu shaf berantakan tapi diam saja.
Disebutkan oleh para ulama dalam mazhab Syafii, bahwa jika melakukan shalat harus memperhatikan shaf.
"Jika kita membuat shaf yang kedua dan shaf pertama masih ada yang kosong satu saja, maka itu menjadikan sebab tidak mendapatkan pahala berjemaah." jelas Buya Yahya.
Termasuk ini adalah kekurangannya menjadikan sebab kita kehilangan pahala shalat berjemaah.
Akan tetapi itupun dengan catatan, mungkinkah kita untuk menyempurnakan shaf tersebut.
"Artinya mudaha kalau kita ingin menyempurnakan shaf tersebut.
Tapi kalau ternyata susah untuk menyempurnakan shaf tersebut." jelas Buya Yahya.
Mungkin saja, shafnya panjang yang bolong diujung, kita tidak mungkin lari ke ujung.
Allah Maha Mengetahui maka Insyallah akan memaafkan kita.
Tatapi kalau itu terjadi di depan kita kemudian memilih diam saja.
Dan justru membangun shaf di belakangnya maka anda kehilangan pahala shalat jemaah.
"Kemudian masalah kerengganggan shaf, lagi-lagi jika ada kemampuan untuk merapatkannya tapi tidak dilakukan, maka anda termasuk kehilangan pahala berjemaah." jelas Buya Yahya.
"Tapi kalau anda tidak punya kemampuan, seperti anda bukan orang terpandang disitu, dan anda bukan orang situ.
Kalau anda tiba-tiba mengatur anda bisa ditendang sama orang.
Karena tidak semua orang paham makna ini." jelas Buya Yahya.
Oleh sebab itu Buya Yahya menegaskan untuk para imam jika sudah dipilih jadi imam.
Tugas pertama adalah anda merapatkan dan meluruskan barisan.
Karena hal itu dicontohkan Rasulullah SAW.
"Sampai Nabi mengatur barisan shalat seperti mengatur barisan dalam perang.
Dan Nabi mengatakan, luruskan di antara pundak-pundakmu, Nabi menyentuh pundak jemaah di belakangnya.
Artinya anda kalau jadi imam, anda punya tanggung jawab besar di dalam meluruskan dan merapatkan barisan.
Dan hal itu jangan dianggap sepele." jelas Buya Yahya.
Dengan begini dapat disimpulkan bahwa untuk jemaah jika mengetahui bahwa ada shaf yang renggang jika mampu dan bisa mengingatkan maka lakukan.
Jika tidak, maka barisan dan shaf itu adalah tanggung jawab besar dari seorang imam shalat.
(TribunTrends.com/MNL)