“Kami diriwayatkan di Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Buraidah RA bahwa suatu ketika Rasulullah mendengar salah seorang sahabatnya berdoa dengan lafal,
‘Allâhumma innî as’aluka bi annî asyhadu annaka antallâhu, lâ ilâha illâ antal ahadus shamad, alladzî lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakullahû kufuwan ahad.’
Rasulullah SAW lalu menyambutnya, ‘Kau telah memohon kepada Allah dengan nama (agung) yang mana Dia akan memberikan karunia-Nya bila diminta dengan nama tersebut,
dan Dia akan mengijabah seseorang yang berdoa memanggil-Nya dengan nama tersebut,'"
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Bacaan Arab yang dilatinkan:
Allâhumma innî as’aluka bi annî asyhadu annaka antallâhu, lâ ilâha illâ antal ahadus shamad, alladzî lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakullahû kufuwan ahad.
Artinya: “Tuhanku, aku memohon (pertolongan) kepada-Mu. Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah. Tiada tuhan selain Engkau Yang Maha Esa, tempat bergantung yang tiada melahirkan dan tiada dilahirkan, serta tiada apapun yang menyamai-Nya.”
Dalam penjelasanya ustaz Adi Hidayat melanjutkan hadist nabi yang artinya.
Nabi mempertaruhkan jiwanya, untuk menyampaikan makna yang sangat dalam ini
"Saya bersumpah karena Allah, yang menggenggam jiwa saya, orang itu tadi telah memohon pada Allah dengan menyembutkan nama yang paling tinggi.
Nama itu kalau disebutkan dalam doa, maka Allah akan seketika menjawab doanya dan jika dia meminta maka akan dikabulkan segala permintaanya."
(Tribuntrends/Tribunnewsmaker.com/MNL)