Guru tidak memberi Batasan berpikir kepada siswa, tujuannya agar siswa menjadi lebih percaya diri untuk memunculkan ide-ide baru dan berpikir di luar kebiasaan.

Kebiasaan berpikir bebas dan memunculkan ide-ide baru ini menjadi cikal-bakal siswa mampu berpikir kreatif.

[Pembahasan;]

Guru sebagai pihak yang diberi peran penting mendidik siswa dituntut untuk bisa mengenalkan dan mengembangkan pemikiran kreatif siswanya.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, seorang guru dan tenaga pendidik bisa memberikan evaluasi secara berkala kepada siswa pada setiap proses pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pengertian dari pemberian evaluasi itu sendiri, yakni proses menilai sesuatu secara kualitatif dan kuantitatif.

Nantinya, diharapkan pemberian evaluasi ini bisa melatih siswa agar terbiasa mengembangkan ide dan bisa memunculkan pemikiran yang kreatif.

Namun sayangnya, saat ini masih ada beberapa kalangan guru yang kurang peduli dengan pemberian evaluasi.

Padahal, evaluasi pembelajaran sangat efektif bila dilakukan secara berkala. Berbeda jika hanya dilakukan di akhir pembelajaran atau tidak ada evaluasi, karena kemampuan penyerapan materi setiap siswa berbeda.

Meskipun demikian, guru tetap harus mengawasi dan membimbing siswa serta memberikan arahan dan batasan-batasan tertentu dalam menyampaikan idenya.

• Pancing Kreativitas Siswa dengan Cara Berikut Ini

Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Cara berpikir setiap manusia tentu berbeda, begitu pula penguasaan terhadap materi dan cara berpendapat.

Untuk itu, guru juga perlu memberikan pancingan agar siswa terpacu meningkatkan kemampuannya.

Pemberian evaluasi untuk menghasilkan sebuah karya pemikiran kreatif tentu tidak mudah.

Siswa perlu membiasakan diri dengan brainstorming dan mengubah sudut pandang berpikir diluar kebiasaan. Pemberian evaluasi dari guru juga berpengaruh terhadap kemunculan ide kreatif siswa.

Sebagai seorang guru, hendaknya memberikan evaluasi berupa tes uraian bebas dengan cara yang menyenangkan.