Sebab, pintu di rumahnya di Desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, rata-rata ukurannya tak sampai 2 meter.
Kesulitan lain sepatunya kekecilan yakni ukuran 50. Padahal kakinya berukuran 52 dan sulit mencarinya di Indonesia. Jikalau pun ada itu di luar negeri.
"Saya beli di pasar online diketawain, karena cari sepatu ukuran 52.
Jadi 6 bulan terpaksa pakai sepatu sempit, kakinya sakit dan sering lecet," kata Sagil.
Baca juga: Viral Kisah Pasangan Upgrade Berdua, Dulu Kurir dan Jual Kebab, Kini Kompak Jadi Pegawai BUMN
Ia berharap ada pihak yang membantunya menemukan sepatu.
Sebab, pekerjaan orang tuanya yang serabutan tidak sanggup membeli sepatu dari luar negeri.
Dibilang raksasa
Ketika duduk di kelas dua SD 36/III Beliu, Sagil mengalami pertumbuhan yang relatif cepat.
Anak-anak sebaya dengannya pun heran dan mengejek Sagil.
"Saya diejek besar kayak raksasa.
Tapi saya diam saja, tidak masalah dengan ejekan itu," kata Sagil.
Baca juga: Sekolah Sambil Gendong Adik, Bocah SD Ini Ditawari jadi Anak Angkat Pj Bupati, Ayah Kandung Dilema
Menurutnya, ejekan dari teman sebaya tidak menyakitinya. Dia tetap sayang dengan teman-temannya.
Sagil mengatakan, dia sangat suka berolahraga, terutama sepak bola.
Untuk olahraga lain seperti voli dan basket, dia mengaku ingin bermain, tetapi tidak ada lapangan.
Lantaran suka olahraga, Sagil kerap mewakili sekolahnya bertanding bahkan beberapa juara satu tingkat kecamatan dan masuk tiga besar di tingkat kabupaten.
"Saya pernah juara lempar turbo dan olahraga atletik lainnya. Kadang juara 1 kadang juara 2," kata Sagil.
***