TRIBUNTRENDS.COM - PPP membuka pendaftaran untuk bakal calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Majalengka 2024.
Tak disangka, kantor DPC PPP Kabupaten Majalengka langsung didatangi dua milenial yang ingin mendaftar.
Siapa dua sosok yang mendaftar tersebut?
Baca juga: Sosok H Nalib Zainudin, Pensiunan TNI Daftar di Nasdem Maju Pilkada 2024, Dijuluki Bocah Bekasi
DPC PPP Kabupaten Majalengka membuka penjaringan bakal calon Bupati-Wakil Bupati untuk diusung di Pilkada Majalengka 2024.
Namun, beberapa jam setelah Lajnah Pilkada DPC PPP Kabupaten Majalengka dilaunching kira-kira pukul 14.00 WIB terdapat dua sosok yang langsung mendaftarkan diri.
Kedua sosok tersebut adalah kalangan milenial yang telah mendaftar sebagai bacabup ke PAN dan PKB, Aldi Dwi Prastianto serta Endah Hendrawati.
Aldi tampak lebih dulu mendatangi Sekretariat DPC PPP Kabupaten Majalengka, kemudian disusul Endah, dan disambut langsung Ketua Lajnah Pilkada DPC PPP Kabupaten Majalengka, Iing Abdul Khozin.
Ditemui usai pendaftaran tersebut, Aldi mengakui, PPP merupakan partai politik ketiga yang didatanginya untuk mendaftar sebagai bacabup Majalengka.
"Sebagai anak muda, saya harus banyak sowan ke senior-senior di parpol, karena saya tidak ada apa-apanya dibanding parpol ini," kata Aldi Dwi Prastianto saat ditemui di Sekretariat DPC PPP Kabupaten Majalengka, Jalan Pemuda, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Senin (6/5/2024).
Aldi mengaku bersemangat untuk menjalin komunikasi dengan banyak parpol dalam rangka menyambut agenda politik, yakni Pilkada Serentak 2024.
Ia juga tengah mempertimbangkan apabila terdapat parpol lain yang membuka penjaringan kandidat untuk diusung dalam Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Majalengka.
"Kami akan melihat dulu apabila ada parpol lain yang membuka pendaftaran calon kepala daerah, mungkin akan dipertimbangkan untuk mendaftar lagi," ujar Aldi Dwi Prastianto.
Namun, menurut dia, yang terpenting saat ini telah mendaftar di tiga parpol berbasis Islam, dari mulai PAN, PKB, hingga PPP, dan berharap dapat mendaftarkan diri di salah satu parpol Islam lainnya.
Ia mengatakan, hal itu dikarenakan untuk membangun Kabupaten Majalengka pun tidak bisa sendiri, tetapi membutuhkan kolaborasi antara eksekutif dan legislatif yang dalam hal ini ialah parpol.
"Seperti halnya parpol yang menunggu instruksi DPW maupun DPP dalam setiap kebijakannya, dan saya optimistis bisa meraih rekomendasi sebagai Cabup Majalengka dari salah satu parpol tersebut," kata Aldi Dwi Prastianto.
Sementara Endah Hendrawati menyampaikan alasannya mendaftar sebagai bacabup ialah ingin berkontribusi nyata bagi kaum perempuan dan anak muda di Kabupaten Majalengka.
Saat ini Endah menjabat Kepala Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Ia telah mendaftar ke PAN beberapa waktu lalu.
"Banyak yang harus diperjuangkan untuk kaum perempuan maupun anak muda, dan saya meyakini perjuangan ini akan lebih efektif lewat jalur politik melalui pilkada," ujar Endah Hendrawati.
Sosok H Nalib Zainudin, Pensiunan TNI Daftar di Nasdem Maju Pilkada 2024, Dijuluki Bocah Bekasi
Sosok H Nalib Zainudin, pensiunan anggota TNI yang maju di Pilkada Bekasi 2024.
Ia sudah mendaftarkan diri melalui Partai Nasdem.
Selain itu fakta lainnya, H Nalib Zainudin ternyata punya julukan 'Bocah Bekasi'.
Baca juga: Maju Lagi, Edy Rahmayadi Siap Tantang Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024 Rival Dong
H Nalib Zainudin mendatangi kantor DPD NasDem Kabupaten Bekasi untuk daftar sebagai bakal calon bupati (bacabup) Bekasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Senin (6/5/2024).
H Nalib datang langsung menyerahkan persyaratan pendaftaran sebagai bacabup Bekasi.
Dia diterima Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Bekasi, Marjaya Sargan beserta pengurus lainnya.
H Nalib sendiri merupakan warga asli Kabupaten Bekasi, kelahiran Kecamatan Tambun Selatan pada tahun 1971.
Dirinya juga merupakan pensiunan TNI, dengan pangkat terakhir Kapten, sebagai Komandan Sub Denpom TNI Angkatan Darat Kabupaten Bekasi.
Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Bekasi Marjaya Sargan membenarkan kedatangan H Nalib untuk mendaftar sebagai bacabup Bekasi.
Sehingga sejauh ini sudah ada dua bacabup Bekasi dari Partai NasDem Kabupaten Bekasi.
"Hari ini kedatangan H Nalib Zainudin julukan bocah Bekasi. Jadi sejauh ini dua bacabup, satu lagi itu Siti Qomariyah," kata Marjaya kepada TribunBekasi.com.
Dia melanjutkan, partai NasDem melalukan rekrutmen terbuka untuk calon kepala daerah baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota.
Semua kalangan bisa mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala daerah dengan mendatangi kantor DPD NasDem terdekat daerah masing-masing.
"Pendaftaran dibuka sampai besok 7 Mei 2024. Sejauh ini ada dua bacabup bekasi NasDem Kabupaten Bekasi, H Nalib dan Siti Qomariyah," katanya.
Marjaya menambahkan, pihaknya harus mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi Pilkada 2024 ini.
Partai NasDem sendiri memiliki gagasan besar restorasi yang seringkali digaungkan oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Ketua DPW NasDem Jawa Barat, Saan Mustopa.
"NasDem ingin mempunyai calon kepala daerah bukan hanya elektabilitas dan popularitas. Tapi punya integritas tinggi, patriotisme tinggi, komitmen, dan moralotas yang tinggi dalam memimpin Kabuapten Bekasi," katanya.
Maju Lagi, Edy Rahmayadi Siap Tantang Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024 'Rival Dong'
Edy Rahmayadi, mantan Gubernur Sumatera Utara siap maju lagi di Pilkada 2024.
Edy sudah mendaftarkan diri lewat PDIP untuk menantang menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution.
Ia menganggap, Bobby merupakan lawannya dalam Pilkada Sumut 2024 mendatang.
Baca juga: Maju Pilkada Kota Madiun Jatim 2024, Petahana Maidi Didukung 11 Parpol, Mulai PKB, PPP hingga PSI
Mantan Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, terpanggil untuk kembali Pilkada Sumut.
Satu kali periode dianggap belum cukup, dan merasa memiliki potensi untuk memenangi pesta rakyat Sumut tiap lima tahun sekali itu.
Edy Rahmayadi pun siap menghadapi siapa pun lawan politik di Pilkada Sumut, tak terkecuali Booby Nasution, Wali Kota Medan, yang juga menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Edy pun tidak mempersoalkan status Bobby sebagai menantu Jokowi, dia hanya menganggapnya sebagai rival di kontestasi politik lima tahunan ini.
"Saya melihat Bobby bukan karena menantu pak presiden, saya melihat Bobby karena dia (bermarga) Nasution, dia orang Medan dan dia berhak ikut dalam kontestasi menjadi gubernur, untuk itu rival dong," kata Edy dikutip dari Kompas.com.
Menurut Edy, semua terserah rakyat Sumut, apa pun hasil Pilkada harus dihormati.
"Kalau nanti rakyat Sumatra Utara melihat Bobby lebih pantas dari Edy ya saya hormat dong, saya akan menjadi rakyat Sumatra Utara," ucapnya.
"Tapi kalau rakyat Sumatra Utara melihat pantas Edy, tak boleh ada yang mengganggu, saya akan perjuangkan itu," imbuhnya.
Disinggung soal ada persepsi yang menyebut melawan Bobby sama dengan melawan istana, menurut Edy, Pilkada Sumut tidak berkaitan dengan Istana.
"Nggak ada itu. Kan ini bukan lawan istana, ini lawan kontestasi untuk menjadi gubernur, nggak ada urusan istana, istana maimun?" ucapnya.
Sebelumnya Edy Rahmayadi telah memantapkan diri maju di Pilgub Sumut.
Dia telah mengambil formulir pendaftaran Pilgub Sumut di lima partai, yakni PDIP, PKS, PKB, Demokrat, dan Nasdem.
Sedangkan Bobby sejauh ini sudah mendapatkan surat penugasan dari Partai Golkar.
Selain itu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga telah menyampaikan secara lisan siap mendukung Bobby bila maju di Pilgub Sumut.
Untuk mewujudkan angannya ikut Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon gubernur Sumut ke kantor DPD PDIP Sumut, di Jalan Jamin Ginting, Medan, Senin (6/5/2024).
Untuk Pilkada Sumut 2024, Edy meminta restu partai berlambang banteng itu untuk maju sebagai bakal calon gubernur Sumut.
Sementara, pada Pilkada Sumut 2018, mantan Pangkostrad itu perpasangan dengan Musa Rajekshah (Ijeck), melawan kader yang diusung PDIP, yaitu Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Saat itu, Edy-Ijeck diusung PAN, PKS, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Gerindra. Sementara, Djarot-Sihar diusung PDIP dan PPP.
Saat mengembalikan formulir, Edy memuji partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri itu.
Edy menyebut, PDIP merupakan partai besar dan mampu membesarkan bangsa Indonesia.
Mantan orang nomor satu di Sumut itu mengaku mendaftar lewat PDIP karena kesamaan visi, terutama saat memerintah Sumut.
"PDIP ini partai besar, partai yang sudah lahir membesarkan, melahirkan bangsa ini. Partai besar ini pasti saya lamar, oh hebat kah partai ini? Kalau enggak hebat, saya tak melamar di sini," ujar Edy.
"Terbukti, lima tahun saya menjadi gubernur, PDIP yang sebenarnya tidak mengusung saya, begitu dia lihat visi, dipelajari visi, dikerjakan misi bersama dan dikawal. Oleh karena itu, saya mendaftar di PDIP," lanjutnya.
Pujian juga dilontarkan Ketua DPD PDIP Sumut, Rapidin Simbolon, kepada Edy.
Rapidin mengatakan, selama Edy memimpin Sumut, sinergitas antara Fraksi PDIP di DPRD Sumut dan Edy berjalan dengan baik. Padahal, saat itu PDIP bukan partai pengusung Edy.
Secara pribadi, Rapidin menilai mantan Ketua PSSI itu layak dicalonkan PDIP, namun semua keputusan ada di tangan Megawati.
"Kalau bapak nanti menjadi calon tetap dari PDIP untuk Gubernur Sumut, terus terang, kami akan all out. Seluruh kekuatan partai ini untuk memenangkan bapak," ujar Rapidin.
"Seorang pemimpin (itu harus) jujur, bertanggung jawab, berintegritas. Nah, kalau saya secara pribadi, menilai Pak Edy (ada) di semua kriteria itu," kata Rapidin.
(TribunTrends.com/TribunJabar)