Berita Viral

Bagikan Takjil, 11 Remaja di Jaksel Ini Malah Nyalakan Petasan & Flare, Berujung Tes Urine, Narkoba?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar saat 11 remaja diamankan usai berbuat onar saat berbagi takjil dengan menyalakan petasan di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (5/3/2024).

TRIBUNTRENDS.COM - Sebanyak 11 remaja di Jakarta Selatan menjadi viral karena membagikan takjil.

Namun bukan hanya itu saja, ternyata mereka juga membuat kegaduhan dengan menyalakan petasan hingga flare.

Apesnya, kini ke-11 remaja tersebut diamankan pihak kepolisian dan menjalani tes urine.

Baca juga: Nasib 15 Warga di Gunungkidul, Keracunan setelah Makan Takjil Buka Bersama, Sakit Perut dan Muntah

Sebanyak 11 pelajar SMA yang melakukan konvoi sambil menyalakan petasan hingga meresahkan warga, di Kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, akhirnya diciduk polisi.

Belasan remaja itu, diamankan Polsek Pesanggrahan, pada Jumat (5/3/2024) sore.

"Tadi kira amankan 11 orang pelajar dari smk di tanah kusir dan rombongan yang ada di Ciledug Raya," tutur Kapolsek Pesanggrahan Kompol Tedjo Asmoro, Jumat (5/3/2024).

Kapolsek Pesanggrahan Kompol Tedjo Asmoro di Mapolsek Pesanggrahan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat (5/3/2024).

Belasan remaja itu lanjut Tedjo, melakukan aksi konvoi berkedok bagi-bagi takjil kepada para pengendara di Jalan Ciledug Raya.

"Atensi Bapak Kapolda Irjen Pol Karyoto jelas, untuk selalu patroli kita laksanakan guna mengantisipasi mencegah konvoi adik-adik yang membagi takjil seperti itu," papar dia.

Tak hanya konvoi, para remaja tersebut juga menyalakan kembang api dan petasan, dan mengganggu pengguna jalan.

"Untuk sementara itu tadi mereka belum buat keributan ya, hanya sebagian yang menyalakan kembang api, flare asap warna merah," jelas Tedjo.

Usai diamankan, para pelajar tersebut kemudian dibawa ke Mapolsek Pesanggrahan, untuk ditindaklanjuti.

11 pelajar itu juga menjalani tes urine, agar memastikan mereka terbebas dari penyalahgunaan narkotika.

"Tindak lanjutnya sementara kita dalami, kita cek urine, orangtua kita panggil, pihak sekolah nanti kita menunggu arahan Bapak Kapolres. Karena penekanan Pak Kapolres untuk kita amankan terlebih dahulu," ucap Tedjo. 

Ngakunya Bagi-bagi Takjil, 140 Pelajar Ini Justru Bikin Onar, Dua Positif Sabu, Ditangkap Polisi

Ratusan pelajar diamankan Polres Metro Jakarta Pusat karena menggelar konvoi kendaraan bermotor dengan membawa bendera serta menyalakan petasan, Selasa (2/4/2024) sore.

Sebanyak 140 pelajar ditangkap dari empat lokasi berbeda.

Empat lokasi tersebut, yaitu Fly Over Roxy di Sawah Besar, TL Carolus di Senen, Bundaran HI di Menteng, dan Fly Over Jalan HBR Motik di Kemayoran.

Saat dimintai keterangan, para remaja itu mengaku ingin bagi-bagi takjil.

Baca juga: Tak Ada Agenda Khusus, Gibran Ingin Istirahat & Nonton TV Usai Nyoblos, Larang Konvoi: Gak Usah!

"Kami mengamankan remaja konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar.

Mereka sering menutup jalan sambil teriak-teriak dan menyalakan petasan,” ujar Kapolres Jakpus Kombes (Pol) Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Rabu (3/4/2024). 

Dari 140 pelajar tersebut, polisi menemukan adanya 73 unit sepeda motor tanpa STNK dan SIM, 26 buah petasan, 18 buah bendera, dan dua orang positif mengonsumsi methamphetamin melalui tes urin.

Ilustrasi remaja konvoi di jalanan. (TribunTimur)

"Atas nama DA (16) dan MAK (22), diduga menggunakan sabu mengandung zat methamphetamin,” tutur Susatyo.

Ke depannya, Polres Jakpus beserta seluruh Polsek-nya akan menggalakkan patroli demi mengantisipasi kegiatan serupa.

Aksi para remaja itu dapat mengakibatkan kemacetan dan menimbulkan ketakutan warga yang melintas di jalan raya.

Apalagi, mereka juga seringkali tertangkap saling serang menggunakan petasan maupun bambu untuk memasang bendera.

Di sisi lain, Susatyo turut mengimbau agar orangtua memerhatikan dan mengarahkan anaknya agar tidak sampai salah pergaulan. 

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro saat patroli di Bundaran HI, Menteng, Selasa (2/4/2024). (Dok Humas Polres Jakpus)

Ia juga telah mengarahkan agar jajarannya melakukan patroli saat sore, malam, atau menjelang sahur untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya tawuran.

Lebih lanjut, Polres Metro Jakarta Pusat telah mendirikan 24 Pos Singgah Patroli Ramadhan di sejumlah titik rawan tawuran.

Baca juga: Takjil Gratis Berujung Petaka, Puluhan Warga Jember Keracunan Usai Makan Takjil, Puskesmas Penuh

Susatyo berharap, wilayah Jakarta Pusat aman dan bebas dari segala gangguan Kamtibmas.

"Apabila ada indikasi orang dewasa maupun remaja yang akan tawuran, segera hubungi Polres Metro Jakpus dan Polsek terdekat untuk ditindaklanjuti,” ujar dia.

Kasus Lain: Takjil Gratis Berujung Petaka, Puluhan Warga Jember Keracunan Usai Makan Takjil

Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Banyak dari masyarakat, khususnya umat muslim yang berlomba-lomba melakukan kebaikan. 

Banyak kelompok maupun organisasi terentu melakukan aksi mulia seperti bagi-bagi takjil untuk warga sekitar.

Namun sayangnya, takjil yang baru-baru ini dibagikan di wilayah Jember justru membawa petaka.

Puluhan warga Desa Mayang, Kecamatan Mayang Kabupaten Jember, Jawa Timur diduga keracunan takjil yang diberikan secara gratis di pinggir jalan pada Minggu (31/3/2024).

Akibatnya, mereka dilarikan ke Puskesmas Mayang dan klinik kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Nonis Kelaparan Minta Takjil di Masjid, Respon Jamaah Membuatnya Jadi Rajin Sedekah

Kepala Desa Mayang Ely Febriyanyo menjelaskan, menjelang buka puasa, ada beberapa warganya yang menggelar kegiatan sosial membagikan takjil di jalan nasional Mayang.

“Namun efek keracunan baru dirasakan sekitar pukul 22.00 WIB,” kata dia pada Kompas.com via telepon.

Gejala yang dirasakan warga, kata dia, yakni mengalami muntah dan sakit perut.

“Dugaan sementara karena keracunan takjil,” ucap dia.

Menurutnya, tak hanya warga yang mengonsumsi takjil tersebut yang mengalami keracunan. 

Pembuat takjil juga mengalami hal yang sama.

“Ini yang masak keluarganya juga ada yang keracunan,” tutur dia.

Warga Desa Mayang Kabupaten Jember dirawat di Puskesmas karena keracunan pada Minggu (31/3/2024).

Bahkan, warga yang keracunan bukan hanya berasal dari Desa Mayang. 

Dari desa lain pun ada yang keracunan karena mendapatkan takjil tersebut saat dibagi.

Baca juga: Beli Pakai Takjil? Emosi Korban, Sopir Truk Sesumbar Beli 6 Mobil yang Ditabraknya, Total Rp 2 M

“Kalau yang dirawat di Puskesmas Mayang ada 15 orang, tapi ada juga yang di klinik, belum tahu jumlahnya,” papar dia.

Ely menegaskan belum bisa memastikan apakah betul penyebab keracunan dari takjil tersebut, sebab masih dalam proses uji laboratorium.

(TribunTrends/Wartakota)