TRIBUNTRENDS.COM - Masakan ibulah yang paling dirindukan ketika beliau telah tiada.

Kisah haru ini datang dari seorang wanita bernama Ainee Mohd Juki.

Setelah ibu berpulang, masakan yang paling dirindukan oleh keluarga yakni serundeng kelapa khas Jawa.

Penyesalan menghampiri Ainee lantaran ia tidak pernah tahu bahan-bahan apa saja yang dipakai untuk membuat masakan tradisional tersebut.

Ibunda Ainee, Halimah Salled, meninggal dunia pada 22 Juni 2019 silam di usia 66 tahun karena serangan jantung.

Baca juga: 4 Tahun Ibu Wafat, Sambal Ayam Terakhir Masih Ada, Anak: Biarlah Saya Simpan Sampai Piringnya Pecah

Menurut pengakuan Ainee, sang ibu memang ahli dalam membuat serundeng kelapa yang menjadi hidangan wajib keluarganya.

Di setiap momen Idul Fitri, serundeng kelapa buatan sang ibu selalu tersaji di meja.

"Butuh waktu lama untuk membuat serundeng ini karena kami ingin memastikannya bisa bertahan lama. Jadi kami anak-anak akan terus bergantian membantu ibu memasak agar tidak gosong," ujar Ainee.

Membutuhkan waktu memasak yang lama, Ainee menuturkan kalau serundeng buatan ibulah yang nantinya paling cepat habis.

"Kami yang sudah besar akan membantu memasak di dapur. Saat semua orang kelelahan, ibu akan sendirian memasak di dapur. Memasaknya lama, tapi kalau sudah matang cepat habis. Jadi mama akan memasak banyak dan dibekukan agar anak cucu bisa makan sepuasnya," lanjut Ainee, seperti TribunTrends kutip dari mStar, Selasa (5/3/2024).

Serundeng menjadi hidangan khas keluarga, Ainee mengaku ia beserta kakak dan adik tidak pernah mencatat bahan atau jumlah pasti bumbu yang digunakan sang ibu.

Namun wanita berusia 30 tahun ini terkejut ketika menemukan sisa-sisa masakan terakhir almarhumah ibu saat sedang membersihkan kulkas di rumahnya pada Idul Fitri 2020 lalu.

Baca juga: Ibu Meninggal, Pemuda Ini Diam-diam Simpan Pasta Tomyam yang Sudah Kedaluarsa: Tak Sempat Masak

"Ibu memasak serundeng di hari terakhir Ramadan 2019. Beliau meninggal pada 19 Syawal 2019. Kondisi ibu selama Ramadan memang kurang sehat, tapi ngortot untuk memasakanya," kata Ainee.

Meski tahu sedang sakit, amlarhumah ibunda Ainee tetap ngotot memasak karena serundeng tersebut merupakan hidangan khas setiap lebaran.

"Sisa serundeng tahun 2019 yang dimasak ibu, saya simpan di kulkas. Saya kaget ketika mengetahuinya. Saya pun memanaskannya dan rasanya masih enak. Ibuku sudah tidak ada, tapi masakannya masih ada," kata wanita asal Muar, Johor, ini.

Jauh di lubuk hati, perasaan Ainee campur aduk menyentuh masakan terakhir sang ibu.

"Bahagia karena masih bisa merasakan masakan ibu dan mengenang banyak momen manis. Masakan ibu walaupun rasanya sami, tapi emosinya yang berbeda. Saya menangis karena sadar, kepergian iu menjadi pujulan berat bagi kami," tuturnya.

Tak ingin resep keluarga hilang, Ainee mencari cara untuk mereproduksi serundeng buatan ibu.

Menurut penuturan anak bungsu dari empat bersaudara ini, sisa kelapa masakan alamarhumah ibu dibawa ke teman sang adik yang merupakan seorang chef untuk mencicipi dan menganalisa bahan apa saja yang dipakai.

"Bahannya biasa saja, kurang lebih sama (dengan resep lain). Tapi yang membedakan yakni jumlah kerupuknya yang lebih banyak untuk mendapatkan rasa yang sama," kata Ainee.

Ia pun senang karena telah berhasil menemukan resep serundeng ibu yang menjadi hidangan wajib di keluarganya.

"Alhamdulillah, kami berhasil menemukan rasa yang kurang lebih sama. Meski ibu sudah tidak ada lagi, kami tetap bisa memasak serundeng karena sudah menjadi tradisi keluarga," papar Ainee.

Ainee pun berhadap semoga cerita kepergian sang ibu bisa menjadi pelajaran.

Baca juga: Ibu Berduka, Putra Kembarnya Meninggal Tersedak Muntahan Sendiri, Dulu Hamil Berkat Bayi Tabung

Masakan sang ibu juga menjadi silaturahmi antara keluarga dan kerabat.

"Saat menikmati makanan yang dimasak ibu, nikmatilah dengan baik dan sopan. Jangan pernah berdebat atau cekcok di depan masakan ibumu. Jangan putuskan hubungan antarsaudara," kata Ainee.

Menurut Ainee, seorang ibu akan sangaat bahagia melihat anak-anaknya senang dan hidup mapan.

"Seorang ibu bahagia melihat anaknya bisa menjadi manusia yang berguna. Bahagiakan ibu dengan menuruti perintahnya, mendengarkan nasihatnya, ngobrol hingga menyajikan masakannya," tutur Ainee.

Menurut Ainee, seorang ibu juga rela berkoban dan menahan lapar agar anak-anak tetap bisa makan.

"Seorang ibu tidak meminta uang, namun ia rela berkoban agar anaknya tidak hidup miskin. Ibu tidak pernah meminta makan di restoran mewah, tapi ia rela mengikat perutnya agar anak tidak kelaparan," pungkasnya.

(TribunTrends/Ninda)