TRIBUNTRENDS.COM - Prabowo Subianto untuk sementara unggul di semua versi hitung cepat atau quick count, setidaknya hingga Rabu 14 Februari 2024 pukul 19.00 WIB.
Namun kubu Ganjar Pranowo ingatkan kubu Prabowo Subianto dan pendukungnya agar tidak cepat-cepat menyimpulkan menang.
Sebab diingatkan, pada Pilpres 5 tahun silam, Prabowo Subianto kadung sujud syukur ternyata ujung-ujungnya dikalahkan Jokowi.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menyatakan kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD tidak menggunakan hasil hitung cepat (quick count) sebagai acuan utama hasil perolehan suara.
Sebab, kemenangan pasangan calon ditentukan oleh penghitungan suara manual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berlangsung hingga akhir Maret 2024.
Adapun saat ini, hasil hitung cepat menunjukkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, unggul dengan perolehan suara bervariasi di atas 50 persen.
"Kita tidak mau menggunakan perang opini atau pembentukan opini di tengah-tengah publik," kata Mardiono di Posko Pemenangan kubu paslon 3, Jalan Teuku Umar Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024) seperti dikutip Kompas.com .
Mardiono menyatakan, hasil hitung cepat tidak boleh diklaim sebagai satu keputusan mutlak.
Ia lantas menyinggung salah satu calon presiden di Pilpres 2019 yang unggul berdasarkan hasil sementara, namun sudah melakukan sujud syukur menyatakan kemenangan.
Ujung-ujungnya, paslon tersebut kalah.
"Kita juga punya pengalaman mulai dari Pemilu 2014 sampai 2019, di mana ada pasangan yang melakukan sujud syukur dan syukuran, menyatakan kemenangannya dan kemudian pada akhirnya itu kalah," selorohnya.
Oleh karena itu, ia meminta hasil hitung cepat tidak dijadikan acuan utama. Ia tidak ingin hasil perolehan suara sementara itu justru menimbulkan kecemasan rakyat yang tengah menjalankan pesta demokrasi.
Mardiono ingin pesta demokrasi dinikmati oleh rakyat secara natural.
"Biarlah rakyat yang berdaulat untuk menjalankan demokrasi ini. Kita semua menghantarkan rakyat, karena rakyat lah yang pegang hak kedaulatan rakyat itu," jelas Mardiono.
Sebagai informasi mengutip berita Kompas.com tahun 2019, Prabowo Subianto yang saat itu mencalonkan diri sebagai presiden, sempat sujud syukur usai mengklaim memenangi Pilpres 2019.