Pada saat itu, Jayadi mengaku menerima bantuan BLT Rp 200.000 sebanyak dua kali.
“Sebelumnya tidak pernah menerima bantuan, hanya beberapa kali kemarin bantuan Rp 200.000 bagi pedagang karena terdampak Covid-19. Setelah itu tidak ada lagi,” ucapnya.
Tak tahu namanya terdaftar
Namun, Jayadi mengaku tidak mengetahui jika namanya terdaftar sebagai penerima bantuan beras miskin 10 kilogram dari pemerintah pusat.
Namanya tercantum diantara 137 warga Desa Gebyog lainnya yang akan menerima baeras 10 kilogram dari Januari hingga Juni 2024.
Saya malah baru tahu dari anda kalau nama saya masuk daftar penerima raskin,” ujarnya.
Minta dialihkan
Lebih lanjutm Jayadi mengatakan tidak pernah ada pemberitahuan atau didatangi petugas pendata soal bantuan beras miskin 10 kilogram.
“Selama ini tidak pernah ada pendataan ke rumah saya.
Pemerintah desa juga tidak pernah mendata kerumah. Saya juga tidak pernah minta didata,” katanya.
Baca juga: Cerita Warga Sebelum Bupati Labuhanbatu Kena OTT, Ada Pedagang Siomay Aneh, Diduga Intel: Jam Rolex
Jayadi mengatakan, meski hanya berjualan sayur, ia menyebut masih banyak warga di desanya yang lebih layak menerima beras miskin daripada dirinya.
Ia mengaku mempersilakan pemerintah desa untuk mengalihkan bantuan raskin itu kepada warga yang lebih membutuhkan.
“Kalau pun ada bantuan saya pikir lebih banyak lagi yang lebih membutuhkan.
Kalau bisa disalurkan ke warga yang membutuhkan,” ucapnya.
Tanggapan Kepala Desa