Sang bayi dikatakan berasal dari Batang Kapas. Adapun kehamilannya disebut diketahui dari hasil USG yang dilakukan di RSUP M Djamil Padang.
Hingga Selasa pagi, unggahan akun tersebut telah disukai oleh 2.497 pengguna dan komentar dalam postingannya telah dibatasi.
Baca juga: HEBOH Bayi Laki-laki Hamil di Sumbar, Awalnya Dikira Kembung, Ternyata Berisi Janin Saudara Kembar
Sementara itu, salah seorang warga Batang Kapas, Janniba Arifah mengatakan, video bayi tersebut beredar di WhatsApp Grub sejak Senin malam.
Ia bilang video itu berdurasi 44 detik dan disertai keterangan "kuasa tuhan anak laki-laki 5 bulan mengandung anak".
Sontak video itu membuat heran anggota grub dan menghebohkan masyarakat Batang Kapas.
"Apalagi beredarnya itu di grub-grub keluarga. Setelah viral, jadi pembicaraan di sini (Batang Kapas), kok bisa terjadi," ucapnya kepada TribunPadang.com.
Di lain sisi, Camat Batang Kapas, Denny Anggara saat dikonfirmasi TribunPadang.com membenarkan peristiwa itu.
Ia menyebut bayi hamil itu adalah buah hati dari pasangan Hendi (27) dan Usmaina (25), warga Kampung Limau Sundai, Batang Kapas.
Denny mengatakan anak tersebut bernama Adnan Arfandi.
"Awalnya cerita dari pihak keluarga, di USG anaknya kembar, namun yang lahir cuman satu orang ini, yang sekarang umurnya lima bulan," ujar Denny, Selasa pagi.
Denny mengatakan, kejadian ini diketahui sekitar sebulan atau dua bulan yang lalu. Saat itu, sang anak merengek dan diketahui perutnya mengembung.
Sesuai anjuran tetangga, anak tersebut dibawa keluarga ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Muhammad Zein Painan.
Lanjutnya, saat itu, pihak RSUD mendiagnosa sejenis tumor. Namun karena keterbatasan alat di RSUD, bayi tersebut akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUP) M Djamil Kota Padang.
Setelah dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, berulang kali bolak balik, akhirnya diketahui ada sejenis janin di dalam perus bayi.
"Disarankan dioperasi, kemungkinan akan dioperasi dalam minggu ini," ujar Denny.
Ia menambahkan kondisi anaknya biasanya, anaknya tidak masalah makan, dan tidak ada masalah lain, cuman memang kondisi perut agak membesar.
Menurutnya, orang tua anak tersebut sempat kesulitan biaya, sebab setelah si anak lahir, telat mendaftarkan anaknya pada BPJS yang dibiayai pemerintah.
Namun setelah dibantu pemerintah kecamatan, anak tersebut kini sudah di daftar BPJS Kesehatan secara mandiri.
"Sekarang sudah BPJS. Dulu itu karena orang tuanya terlambat mendaftarkan," kata Denny.
Diolah dari artikel Tribun-Timur.com dan TribunPadang.com