TRIBUNTRENDS.COM - Nasib pilu kakak beradik di Lubuklinggau, keduanya tewas dalam kecelakaan.
Insiden tersebut terjadi lantaran Ketua KPU Lubuklinggau dianggap lalai dalam mengendarai mobil.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi kemudian menetapkan pelaku sebagai tersangka.
Baca juga: Keinginan Terakhir Yaris Pengantin Tewas Kecelakaan, Antar Undangan ke Atasan, Tak Mau Lewat WA
Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menetapkan Topandri yang merupakan ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Lubuklinggau sebagai tersangka atas kasus kecelakaan yang menyebabkan dua kakak beradik tewas.
Penetapan tersangka tersebut setelah Satlantas Polres PALI melakukan gelar perkara.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Topandri dan olah TKP, petugas menemukan adanya kelalaian yang dilakukan oleh tersangka saat kecelakaan tersebut berlangsung.
“Hasil gelar perkara dinaikkan dari penyelidikan ke penyidikan dan menetapkan pengemudi sebagai tersangka,” kata Kasat Lantas Polres PALI AKP Kukuh Fefrianto, Kamis (28/12/2023).
Kukuh mengungkapkan, unsur kelalaian yang dilakukan oleh Topandri adalah mengendarai mobil Toyota Rush B 2473 POZ dengan kecepatan tinggi saat melintas di Desa Benakat Minyak, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan.
Karena tidak memahami medan, ia pun menabrak sepeda motor honda Beat yang dikendarai oleh CK (13) bersama adiknya A (7) dan B (14).
Akibatnya, CK dan A pun tewas di tempat karena mengalami luka parah.
Sementara, B mengalami patah kaki dan kini sedang menjalani proses operasi.
“Dengan adanya kelalaian tersebut maka ditetapkan tersangka dan Topandri juga ditahan selama 20 hari ke depan,”ujar Kukuh.
Dalam kasus tersebut, Topandri dikenakan Pasal 310 Ayat 1, 3 dan 4 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) dengan ancaman penjara selama 6 tahun dan denda Rp 12 juta.
Diberitakan sebelumnya, dua siswi kakak beradik di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, berinisial CK(13) dan adiknya, A (7), tewas ditabrak mobil Toyota Rush nomor polisi B 2473 POZ.
Baca juga: TANGIS Syifa Pecah di Makam, Baru 3 Hari Nikah, Suami Kini Tewas Kecelakaan, Tak Ada Bulan Madu
Saat kejadian, kedua korban menaiki motor bertiga dan satu korban lainnya, B (14) mengalami luka-luka.
B saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Palembang.
Terungkap bahwa mobil tersebut dikendarai Ketua KPU Kota Lubuklinggau, Topandri.
Saat dihubungi melalui telepon, Topandri mengakui terlibat kecelakaan menabrak sepeda motor yang menewaskan kakak beradik.
Topandri mengatakan, kasus tersebut akan diselesaikan secara damai dan meminta kepala desa setempat untuk mediasi.
Kisah Ambulans Pembawa Korban Kecelakaan Sekeluarga, Sering Jalan Tengah Malam Tanpa Sopir, Horor!
Viral di media sosial kisah mistis tentang ambulans horor yang sering berjalan sendiri tanpa sopir.
Saksi mata kerap melihat ambulans tersebut wira-wiri di jalanan.
Warga pun dibuat ketakutan karena ambulans tersebut dikabarkan sering keliling saat malam hari.
Kabarnya ambulans horor ini dulunya pernah membawa satu keluarga korban kecelakaan yang akhirnya meninggal.
Baca juga: Viral Pasien Kecelakaan Dibawa ke RS Pakai Pikap karena Ambulans Bobrok, Pihak Puskesmas Buka Suara
Dikabarkan, ambulans horor tersebut terparkir di sebuah rumah tua peninggalan zaman kolonial di Bandung.
Sehingga menambah kesan mistis dari mobil darurat tersebut.
Menurut cerita di rumah tersebut, hiduplah satu keluarga Belanda.
Pada suatu hari, anggota keluarga tersebut pergi.
Tak disangka, mereka mengalami kecelakaan yang parah.
Hingga mobil ambulans pun datang untuk membawa mereka ke rumah sakit.
Setelah sampai di rumah sakit dan diberikan pertolongan.
Namun sayangnya semua anggota keluarga Belanda tersebut meninggal.
Jenazah keluarga Belanda itu pun dibawa ke rumah mereka menggunakan mobil ambulans.
Hingga keesokan harinya, mobil ambulans tersebut datang lagi ke rumah Keluarga Belanda tapi tanpa adanya supir.
Penjaga rumah yang masih tinggal di rumah keluarga Belanda itu pun langsung menghubungi rumah sakit.
Sehingga mobil ambulans bisa dikembalikan lagi ke rumah sakit.
Setelah dikembalikan, keesokan harinya lagi, mobil ambulans sudah berada di depan rumah keluarga Belanda lagi.
Seperti sebelumnya, ambulans tersebut berjalan tanpa sopir
Mobil ambulans ini sudah sering dikembalikan lagi ke rumah sakit tapi keesokan harinya akan kembali lagi ke rumah keluarga Belanda tersebut.
Akhirnya, pihak rumah sakit pun memutuskan bahwa mobil ambulans tersebut tidak akan dikembalikan ke rumah sakit lagi.
Ada banyak saksi mata yang melihat bahwa mobil ambulans tersebut berkeliling di malam hari tanpa adanya supir.
Beberapa warga juga kerap melihat mobil ambulans tersebut menyala tanpa ada yang menyalakan.
Para tetangga dari keluarga Belanda itu memutuskan untuk memutus mesin dari mobil ambulans tersebut.
Baca juga: Curhat Sopir Ambulans di Jagakarsa, Ketemu Kuntilanak Duduk di Batu Nisan, Lari Ketakutan: Ya Allah
Namun, anehnya, terkadang mobil ambulans tersebut masih juga menyala.
Beberapa cerita mengatakan pernah melihat adanya penampakan makhluk halus disekitar mobil ambulans tersebut.
Banyak warga yang berkeyakinan bahwa makhluk halus tersebut adalah penunggu dari mobil ambulans.
Saat ini, mobil ambulans tersebut sudah dipindahkan ke kota lain.
Sementara, rumah keluarga Belanda tersebut sudah direnovasi dan dijadikan sebuah distro di Bandung.
Diolah dari artikel Kompas.com