Kapten kapal Jubair berteriak kepada orang-orang di kapal yang mengalami kesulitan itu agar tetap diam.
Kemudian dia meminta tali agar bisa mengikat kedua kapal itu menjadi satu.
Kapten memberitahu penumpang kapal lain bahwa dia akan menarik kapal mereka di belakang kapalnya, dan mereka akan mencari daratan bersama.
Kapten mereka juga mengeluarkan peringatan:
“Jika Anda mencoba melompat ke kapal kami, kami tidak akan membantu Anda.”
Kedua kapal itu mulai bergerak dan kemudian, dua atau tiga malam kemudian, badai menerjang mereka.
Gulungan ombak menghantam kapal hingga merusak mesin kapal yang ditumpangi Jubair.
Kini, dalam kegelapan, kedua kapal terkatung-katung tak berdaya.
Saat itulah tali antara kedua kapal tersebut putus.
Di tengah deru angin dan ombak yang bergolak, Jubair dapat mendengar para penumpang di kapal lain memohon agar mereka tetap hidup.
“Mereka menangis dan berteriak keras, 'Tali kami putus! Tali kita putus! Tolong bantu kami!' Tapi apa yang bisa kami bantu?” kata Jubair.
“Kami akan mati bersama mereka,” sambungnya.
Kapal lainnya hanyut semakin jauh, kata para penumpang, hingga menghilang dari pandangan.
Di kapal Jubair, orang-orang mulai meratap.
“Mereka juga beragama Islam.