Berita Viral

Awan Bocah yang Tewas Dibanting Ayah Kerap Gaul dengan Petugas PPSU, Ingin Jadi Pemadam Kebakaran

Editor: Galuh Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awan bocah yang meninggal dibanting ayah bercita-cita ingin jadi pemadam kebakaran

TRIBUNTRENDS.COM - Kurniawan alias Awan (10) bocah yang meninggal setelah dibanting ayah ini punya hobi bergaul dengan petugas PPSU di Penjaringan, Jakarta Utara.

Sejumlah petugas PPSU pun mengurai kenangan manis bersama Awan ketika mendiang masih hidup.

Veny, salah satu petugas PPSU Kelurahan Penjaringan mengaku sangat terpukul dengan kabar meninggalnya Awan.

Veny mengingat Awan adalah anak yang periang dan senang membantunya bekerja.

Ia sering membantu membawa karung dan sampah yang diangkut oleh petugas PPSU.

Sosok Awan (10), anak yang tewas dibanting ayahnya di Muara Baru. Sering berinteraksi dengan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Veny dan teman-temannya petugas PPSU bahkan punya panggilan sayang kepada Awan.

Baca juga: Ya Tuhan! Anak Dibanting Ayah hingga Tewas, Semua Bermula Gegara Tabrak Tetangga saat Naik Sepeda

"Dia itu bocilnya PPSU gitu, dia itu mainnya sama anak-anak PPSU, jadi dibilangnya bocilnya PPSU," kata Veny di lokasi, Kamis (14/12/2023).

Semasa hidup, Awan kerap kali mendatangi posko petugas PPSU di kantor Kelurahan Penjaringan.

Veny pun sering mendapati Awan berjalan kaki sendirian di ketika dirinya sedang menyapu jalan.

Awan lalu akan membantu membawakan karung maupun sampah yang baru saja dibersihkan Veny dari zona kerjanya.

"Dia kalau manggil kita mami, mami, gitu. Terakhir ketemu itu dia sudah nungguin saya di atas motor, mau ikut (bersih-bersih jalan)," ungkap Veny.

Petugas PPSU Kelurahan Penjaringan lainnya, Konedy bercerita, semasa hidupnya Awan rutin membantu petugas PPSU membersihkan lingkungan.

Biasanya awan senang mengambil karung dan membukanya untuk tempat para petugas PPSU akan memasukkan sampah.

Awan juga sering ditemui dalam kegiatan-kegiatan rutin pembersihan saluran-saluran permukiman.

Bocah itu dikenal tak pernah mengeluh dan sungguh ringan tangan.

"Dia pasti ada di tempat kita kerja, kadang dia nyari-nyari kita di zona-zona kita kerja. Dia sudah paham titik-titik kita kerja di mana dia tahu, nyariin di situ," ucap Konedy.

Bercita-cita Jadi Pemadam Kebakaran

Baca juga: Survei Litbang Kompas, Jawa Tengah jadi Pemilih Bimbang Terbanyak, Beralih ke Ganjar atau Anies?

Sebelum tewas mengenaskan, Awan punya cita-cita menjadi petugas pemadam kebakaran sebelum meninggal dunia.

Awan bocah 10 tahun tewas dianiaya oleh ayah kandungnya Usmanto, korban dikenal sebagai anak disabilitas yang menjadi tulang punggung keluarga, Kamis (14/12/2023) (Kolase Sripoku.com/Kompas.com)

Cita-cita itu sering diungkapkan Awan kepada para petugas PPSU Kelurahan Penjaringan yang sehari-hari berinteraksi dengannya.

Salah seorang petugas PPSU, Konedy mengatakan, Awan selalu mengungkapkan keinginannya menjadi pemadam kebakaran.

"Cita-citanya mau jadi apa, mau jadi pemadam kebakaran," ucap Konedy kepada TribunJakarta.com di lokasi, Kamis (14/12/2023).

Keinginan besar itu juga terlihat dari kebiasaan Awan ketika mengunjungi posko petugas PPSU di Kelurahan Penjaringan.

Menurut Konedy, Awan selalu menonton konten tentang aksi petugas pemadam kebakaran ketika mengunjungi teman-teman pasukan oranye.

"Yang paling kita ingat sama dia itu dia paling senang kegiatan pemadam, dia sering lihat YouTube itu, konten pemadam kebakaran," ucap Konedy.

Diberitakan sebelumnya, Awan tewas dianiaya ayah kandungnya Usman pada Rabu (13/12/2023) siang sekitar pukul 14.00 WIB.

Usman tega memukuli, menendang, dan membanting anaknya lantaran kesal mengetahui korban menyerempet anak tetangga saat bermain sepeda.

Usai menganiaya korban, Usman sempat membawanya ke rumah sakit namun tak tertolong.

Atas kejadian ini, Usman segera diamankan aparat Polres Metro Jakarta Utara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kronologi Awan Meninggal

Innalillahi, seorang bocah laki-laki berinisial K (10) tewas dianiaya ayah kandungnya sendiri di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Korban yang akrab disapa Awan meninggal usai ditendang, dipukuli, hingga dibanting ayahnya Usman (48), Rabu (13/12/2023).

Penganiayaan ini bermula setelah korban yang pada siang tadi sedang bermain sepeda, menabrak anak tetangga.

Karena kesal akan kenakalan anaknya, Usman gelap mata menganiaya korban di gang sempit dekat rumahnya.

Penganiayaan sadis ini terjadi di gang sempit di kawasan Muara Baru, RT 022 RW 017 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca juga: Siswa SMAN 26 Jakarta Aniaya Junior, Kepala Ditutup Kaos & Dipukuli, Kemaluan Luka, Pelaku 15 Orang

Suasana di rumah duka anak dianiaya ayah kandung hingga tewas di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023).

Pengurus RT setempat, Rohman mengungkapkan, awalnya Awan sedang bermain sepeda di gang rumahnya sekitar pukul 14.00 WIB siang tadi.

Tiba-tiba, bocah itu menabrak teman sebayanya hingga kakinya memar.

"Posisi ngebut, namanya anak-anak kayak gitulah anak kecil udah diperingatin juga sama ibu-ibu yang di sekitaran pos RT jangan ngebut, cuma tetap ngebut," kata Rohman di lokasi, Rabu malam.

"Akhirnya nabrak salah satu anak warga sampai kakinya biru," sambung Rohman.

Atas kejadian itu, orangtua dari anak yang ditabrak lantas menegur Awan.

Teguran ini akhirnya sampai ke telinga pelaku Usman hingga membuatnya geram.

Ilustrasi penganiayaan - Seorang ayah aniaya anaknya hingga tewas di Penjaringan, Jakarta Utara.(http://www.ladbible.com)

Usman lalu mendatangi Awan yang masih asyik bermain bersama temannya di gang.

Di sini lah awal mula penganiayaan terjadi dan terekam CCTV di lokasi.

Dari rekaman CCTV, terlihat jelas bagaimana awalnya Usman mendatangi anaknya yang sedang bermain bersama teman sebayanya di lokasi.

Usman kemudian meminta anaknya berdiri sambil memukul anaknya beberapa kali.

Ketika korban Awan sudah berdiri, Usman kembali memukul wajah sang anak.

Belum puas, Usman lalu menendang tubuh anak ketiganya itu hingga korban tersungkur.

Masih belum bisa meredakan amarahnya, Usman mengangkat tubuh sang anak dan membantingnya di jalanan.

Baca juga: TAMPANG Risqi, Pelaku Aniaya Balita Keponakan Pacar hingga Patah Leher, Emosi Gegara Sering Rewel

Korban sempat tak sadarkan diri dan mengeluarkan darah dari hidungnya usai dibanting pelaku.

Setelah melakukan penganiayaan, pelaku sempat melarikan anaknya ke rumah sakit namun nyawa korban tak tertolong.

"Pas posisi diangkat, ibu-ibu di sini kan ngiranya cuma diangkat doang enggak bakal dibanting. 

Eh tiba-tiba dibanting, nggak nyangka juga," ucap Rohman.

Kekinian, pelaku Usman sudah diamankan kepolisian dan diproses di Mapolres Metro Jakarta Utara.

Di sisi lain, jenazah korban Awan sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.

(Sripoku/Tribun Jakarta)

Artikel ini diolah dari Sripoku dan TribunJakarta