TRIBUNTRENDS.COM - Innalillahi, seorang bocah laki-laki berinisial K (10) tewas dianiaya ayah kandungnya sendiri di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Korban yang akrab disapa Awan meninggal usai ditendang, dipukuli, hingga dibanting ayahnya Usman (48), Rabu (13/12/2023).
Penganiayaan ini bermula setelah korban yang pada siang tadi sedang bermain sepeda, menabrak anak tetangga.
Karena kesal akan kenakalan anaknya, Usman gelap mata menganiaya korban di gang sempit dekat rumahnya.
Penganiayaan sadis ini terjadi di gang sempit di kawasan Muara Baru, RT 022 RW 017 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Baca juga: Siswa SMAN 26 Jakarta Aniaya Junior, Kepala Ditutup Kaos & Dipukuli, Kemaluan Luka, Pelaku 15 Orang
Pengurus RT setempat, Rohman mengungkapkan, awalnya Awan sedang bermain sepeda di gang rumahnya sekitar pukul 14.00 WIB siang tadi.
Tiba-tiba, bocah itu menabrak teman sebayanya hingga kakinya memar.
"Posisi ngebut, namanya anak-anak kayak gitulah anak kecil udah diperingatin juga sama ibu-ibu yang di sekitaran pos RT jangan ngebut, cuma tetap ngebut," kata Rohman di lokasi, Rabu malam.
"Akhirnya nabrak salah satu anak warga sampai kakinya biru," sambung Rohman.
Atas kejadian itu, orangtua dari anak yang ditabrak lantas menegur Awan.
Teguran ini akhirnya sampai ke telinga pelaku Usman hingga membuatnya geram.
Usman lalu mendatangi Awan yang masih asyik bermain bersama temannya di gang.
Di sini lah awal mula penganiayaan terjadi dan terekam CCTV di lokasi.
Dari rekaman CCTV, terlihat jelas bagaimana awalnya Usman mendatangi anaknya yang sedang bermain bersama teman sebayanya di lokasi.
Usman kemudian meminta anaknya berdiri sambil memukul anaknya beberapa kali.
Ketika korban Awan sudah berdiri, Usman kembali memukul wajah sang anak.
Belum puas, Usman lalu menendang tubuh anak ketiganya itu hingga korban tersungkur.
Masih belum bisa meredakan amarahnya, Usman mengangkat tubuh sang anak dan membantingnya di jalanan.
Baca juga: TAMPANG Risqi, Pelaku Aniaya Balita Keponakan Pacar hingga Patah Leher, Emosi Gegara Sering Rewel
Korban sempat tak sadarkan diri dan mengeluarkan darah dari hidungnya usai dibanting pelaku.
Setelah melakukan penganiayaan, pelaku sempat melarikan anaknya ke rumah sakit namun nyawa korban tak tertolong.
"Pas posisi diangkat, ibu-ibu di sini kan ngiranya cuma diangkat doang enggak bakal dibanting.
Eh tiba-tiba dibanting, nggak nyangka juga," ucap Rohman.
Kekinian, pelaku Usman sudah diamankan kepolisian dan diproses di Mapolres Metro Jakarta Utara.
Di sisi lain, jenazah korban Awan sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
Pasutri di Tasikmalaya Aniaya Anak Disabilitas hingga Tewas, Ini Penyebabnya
Sementara itu di lain sisi, pasangan suami istri di Tasikmalaya tega menganiaya anaknya sendiri berinisial AN yang berkebutuhan khusus hingga tewas.
Pelaku adalah ibu kandung korban bernama Sumiati (50) dan Baihaki (61) selaku ayah kandung korban.
Kedua pelaku diketahui menganiaya korban dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Usut punya usut, pasutri itu kesal lantaran korban sering menangis saat meminta makan dan menolak dimandikan.
Kedua tersangka menganiaya korban dengan cara mencubit, memukul dan menampar, hingga menggusur tubuh mungilnya saat akan mandi.
Hal itu diungkap oleh Kapolres Tasikmalaya, AKBP Suhardi Hery Haryanto.
Baca juga: Remaja Disabilitas Tuntut Ibu, Kembalikan Uang Kompensasi Kecelakaan, Seharusnya Dapat Rp 220 Juta
Mendiang AN atau korban sendiri merupakan anak berkebutuhan khusus mengingat bagian tubuh sebelah kirinya tidak berfungsi, sehingga korban harus menggunakan kursi roda di kesehariannya.
Kasus kematian anak berkebutuhan khusus ini terjadi di Desa Sukaasih, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
"Tersangka memang tempramental, sering berbuat kasar pada anaknya ini sampai akhirnya anaknya tersebut wafat.
Kami juga sudah melakukan autopsi terhadap korban, dan dari hasil autopsi itu ditemukan adanya luka.
Salah satunya adalah luka yang sampai ke organ vital, yang bisa menyebabkan kematian," kata Kapolres.
Terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Tasikmalaya IPTU Ridwan Budiarta menambahkan, bahwa kedua tersangka menganiaya korban menggunakan alat-alat seperti gayung, sapu, hingga sendok.
"Jadi memang anak ini sering nangis kalau mau makan atau mandi, dilakukanlah kekerasan oleh tersangka," jelas Ridwan.
Pihaknya telah mengamankan sejumlah barang bukti, seperti foto korban dalam kondisi sehat saat masih bersama ayah angkatnya yang bernama Samsul Munajat.
Dan foto korban bersama kedua orang tua kandungnya yang tampak dalam kondisi mengkhawatirkan, bantal dan sarung dengan bekas luka darah, juga pakaian korban.
“Alat yang digunakan tersangka ada beberapa, yaitu sendok, gayung, dan beberapa alat rumah tangga lainya,” kata Ridwan.
Akibat perbuatan kedua tersangka, mereka terancam Pasal 80 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 351 KUHP.
"Ancaman kurungannya 15 tahun penjara untuk masing-masing tersangka," ujar Ridwan.
Baca juga: Hotman Paris Soroti Kasus Tewasnya Anak Adopsi Diduga Dianiaya Orang Tua Angkat, Siap Beri Bantuan
Sebelumnya, orang tua angkat sang anak, Samsul Munajat, angkat bicara terkait meninggalnya AN yang dinilai tak wajar.
AN sempat diangkat menjadi anak oleh Samsul Munajat sejak berusia tujuh bulan.
Selama diurus olehnya, Samsul mengaku bahwa kondisi anak tersebut sehat dan gemuk meski berkebutuhan khusus.
Pada saat anak tersebut berusia 10 tahun, AN diserahkan kembali kepada orang tua kandungnya.
“Setelah diserahkan kepada orang tua kandungnya, kurang lebih selama 8 bulan, anak ini terlihat kaku sebelah bagian kanannya, sedangkan yang bagian kiri aktif.
Dia juga tidak bisa jalan, tapi kalau dipapah bisa," terang Samsul.
Dia juga menjelaskan kecurigaan penyebab kematian anak tersebut, lantaran pada bagian kepala serta dahinya tampak lebam, sementara kondisi fisiknya juga tampak lebih kurus.
“Sebelum diserahkan (kepada orang tua kandungnya), anak ini sehat, gemuk, ceria.
Tapi pas sama orang tuanya, ada perubahan.
Malah ada luka di tangan yang diakuinya karena gigitan nyamuk dan digaruk terus-menerus," ujar Samsul.
“Lebam di kepala dan dahinya juga katanya itu bekas gigitan nyamuk," kata Samsul mengakhiri.
***
Artikel ini diolah dari TribunJakarta