Berita Viral

Diculik 7 Jam, Siswa MAN 1 Medan Diduga Dibully karena Tolak Masuk Geng Motor, Dipaksa Minum Ludah

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu Siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)1 Kota Medan menjadi korban pembullyan dan penyiksaan oleh teman-temannya dan viral di sosial media.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan pihaknya telah menerima laporan korban.

Pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi-saksi.

"Iya, sudah kami tangani," kata Teuku pada Sabtu (25/11/2023), dikutip dari Tribun-Medan.

"Tim penyelidik unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan sudah melaksanakan olah TKP dan pemeriksaan para saksi," lanjutnya.

Baca juga: MIRIS Siswa MAN 1 Medan Jadi Korban Bully, Disiksa & Dipaksa Makan Lumpur, Pembully Ada 20 Orang

Siswa MAN 1 Medan disiksa kakak kelasnya, sang ibunda nangis pilu tak terima anaknya dibully (Tribun Medan)

Diduga Tolak Masuk Geng Motor

Ibunda korban, Khairani Anwar mendapatkan informasi mengenai dugaan alasan sang putra bisa sampai menjadi korban perundungan.

Diduga, korban disiksa para pelaku karena menolak bergabung ke dalam geng motor yang berisikan pelajar MAN 1 Medan dan alumninya.

Selain itu, salah satu pelaku yang adalah alumni tidak suka melihat korban berteman akrab dengan siswa SMA lain yang dianggap musuh MAN 1 Medan.

Padahal, kata Khairani, anaknya berteman akrab dengan siswa sekolah lain karena temannya itu adalah alumni rumah Tahfiz Quran Anwar Saadah, yang dibina oleh Kairani sendiri.

"Anak saya kan baru masuk kelas 1 dan anak sekolah SMA negeri 6 ada mantan anak didik saya, itulah kawan Habib," ujar Khairani saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Medan Amplas, Sabtu, dikutip dari Tribun-Medan.

"Mereka gak senang habib berteman dengan anak SMA negeri 6," sambungnya.

Lanjut Khairani, anaknya diduga sempat ditawari hal lain oleh para anggota geng motor itu.

Tawaran tersebut adalah untuk menjebak teman korban dari sekolah lain untuk datang.

Tetapi, korban menolak tawaran tersebut sehingga dirinya mendapatkan perlakuan penganiayaan dan kekerasan dari para pelaku.

"Karena si Habib enggak tega. Dari hatinya dia gak mau karena takut kawannya mati," ujar Khairani.

Halaman
123