Pilpres 2024

Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Dicap Pengkhianat karena Membelot dari PDIP, Santai: Enggak Apa-apa

Editor: ninda iswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanggapan santai Gibran Rakabuming dicap pengkhianat karena membelot dari PDIP, ini jawaban soal belum kembalikan KTA.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah pun membela Gibran.

Partai Gelora diketahui berada di barisan partai pendukung Prabowo Subianto.

"Mas Gibran clear, tidak ke luar dari partai (PDIP)," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Apalagi, kata Fahri, tak ada aturan yang mengharuskan seorang calon presiden atau wakil presiden harus terikat salah satu partai.

Sebab itu, lanjut Fahri, banyak capres atau cawapres saat ini bukan merupakan anggota partai, termasuk Anies Baswedan yang diusung NasDem, PKB, dan PKS.

Baca juga: Janji Gibran Jika Jadi Cawapres Terpilih Dampingi Prabowo di Pilpres 2024, Apa Saja? Ini Programnya

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam deklarasinya sebagai bacapres dan cawapres (kompastv)

"Jadi tidak ada masalah sebenarnya," ujar Fahri.

Fahri pun menyinggung cerita Pemilu 2004, yakni Jusuf Kalla yang kalah dalam konvensi capres Partai Golkar.

Meski kalah, namun akhirnya Jusuf Kalla bisa tetap maju pada Pilpres 2004 menjadi wakil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Enggak lama setelah itu menjadi Ketua Umum Golkar karena dia tetap dalam status keangotaannya sebagai kader Golkar gitu," ujarnya.

Lebih lanjut, menurut Fahri tradisi serupa bisa saja dilakukan PDIP, yakni mengutus kadernya ke beberapa partai untuk maju menjadi peserta pilpres.

"Artinya ya PDIP sebenarnya mungkin karena partainya besar, jadi kadernya memang bisa menyebar di mana-mana kan bisa jadi begitu," kata Fahri.

(Tribunnews.com)

 

Diolah dari artikel di Tribunnews.com