Saat dia duduk di selnya, dia khawatir tentang keluarganya di kampung halaman dan apa yang mungkin terjadi di masa depan baginya.
Karena dia sudah tahu hari ini akan tiba. Hadiahnya akhirnya sesuai dengan hipotetis: Dia juga akan dihukum karena kejahatan suaminya.
Kenang perdebatan di persidangan
Di ruang sidang, para remaja putri sedang asyik berdiskusi tentang topik hangat di Culiacán: hukuman yang akan dijatuhkan terhadap Emma Coronel Aispuro, yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi di gedung pengadilan di Washington, DC.
Emma adalah seorang selebriti di sini. El Chapo telah memilihnya dari kontes kecantikan sekitar 14 tahun sebelumnya, ketika dia baru berusia 17 tahun, dan memilihnya sebagai istrinya. Sebagai pemimpin salah satu kartel narkoba paling produktif di dunia, dia mampu melakukan hal tersebut.
Sekarang, ketika Emma menghadapi hukuman karena membantu suaminya dan kartel, semua orang punya pendapat. “Sejujurnya, menurut saya ini tidak adil, karena dia tidak terlibat langsung,” kata Karla Castro dalam bahasa Spanyol tentang Emma.
“Kami harus mempertimbangkan bahwa dia adalah seorang ibu, dan, sebagai istrinya, tetap diam tentang apa yang dilakukan suaminya.”
“Saya percaya bahwa lebih dari segalanya, dia melakukan ini demi anak-anaknya,” tambah Iskra Burgueño, salah satu pendukung Emma.
Baca juga: Bisa-bisanya Selebgram Ini Umrah Pakai Uang Narkoba, Pulang-pulang Langsung Ditangkap Polisi
Yang dia maksud adalah Emma yang bepergian ke Amerika Serikat pada awal tahun itu, di mana dia hampir pasti akan ditangkap.
Bagi sebagian orang, Emma adalah korban kartel yang tidak punya pilihan selain melakukan apa yang diperintahkan, termasuk melanggar hukum.
Bagi yang lain, dia adalah korban dari jaksa AS yang terlalu bersemangat dan ingin menjadikan dirinya sebagai contoh, kemungkinan besar mengetahui bahwa dia tidak dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintah AS tanpa mengkhawatirkan konsekuensi terburuk dari kartel jika dia kembali ke tanah airnya.
Dan bagi yang lain, dia bukanlah korban sama sekali, melainkan seorang wanita dewasa yang menjadi kaya melalui penampilan dan kontribusinya pada sindikat narkoba internasional.
“Setelah kamu masuk, bagaimana kamu meninggalkan dunia itu?” Castro berkata, mula-mula dalam bahasa Spanyol, lalu dalam bahasa Inggris. “Hanya itu yang dia tahu.”
“Sangat sulit untuk meninggalkan hal itu,” kata Burgueño. “Jadi, aku yakin lebih dari segalanya, dia—” “Dia takut,” sela Castro.
“Saya pikir dia takut kehilangan keluarganya lebih dari apapun,” kata Burgueño sambil mengangguk. (Tribun Medan)
Diolah dari artikel di Tribun Medan