Berita Viral

Trauma Gegara Dipaksa Lihat Proses Operasi Caesar Istrinya, Pria Ini Gugat Rumah Sakit Rp9,8 Triliun

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi operasi caesar. Seorang pria di Australia menuntut rumah sakit sebesar Rp9,8 triliun usai dipaksa melihat istrinya dioperasi caesar

Benda tersebut tidak terdeteksi dalam waktu yang lama, karena "tidak tembus radio" sehingga tidak dapat dilihat dengan sinar-X.

McDowell mengatakan otoritas kesehatan Auckland telah gagal dalam tugasnya merawat wanita tersebut.

Dewan kesehatan telah meminta maaf atas masalah ini tetapi harus meminta maaf lagi secara tertulis dalam waktu tiga minggu.

"Saya mengakui stres yang ditimbulkan oleh peristiwa ini pada wanita tersebut dan keluarganya," kata McDowell dalam laporannya.

"Wanita tersebut mengalami episode rasa sakit selama jangka waktu yang signifikan setelah operasinya hingga alat itu dikeluarkan pada tahun 2021."

"Saya menerima kekhawatirannya mengenai dampak masalah ini terhadap kesehatan dan kesejahteraannya serta keluarganya."

Laporan tersebut mengatakan bahwa retraktor luka berukuran besar digunakan selama operasi caesar tersebut.

Baca juga: Demi Suami, Wanita Rela Kesakitan Jalani Operasi Tambah Tinggi Badan, Kini Menyesal Setelah Cerai

Ilustrasi alat medis Alexis

Namun ahli bedah memutuskan bahwa retraktor itu terlalu kecil dan meminta versi ekstra besar.

Laporan tersebut mengatakan bahwa retraktor tidak termasuk dalam penghitungan rutin peralatan medis di departemen rumah sakit, sesuai standar.

“Saya memiliki sedikit kesulitan untuk menyimpulkan bahwa retensi instrumen bedah dalam tubuh seseorang berada jauh di bawah standar perawatan yang diharapkan,” tulis McDowell dalam kesimpulannya.

"Meninggalkan sesuatu di dalam tubuh pasien adalah peristiwa yang tidak pernah terjadi”, tambahnya.

Mike Shepard, direktur operasi organisasi kesehatan Te Whatu Ora untuk Auckland, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media:

“Saya ingin menyampaikan betapa kami menyesal atas apa yang terjadi pada pasien, dan mengakui dampak yang akan ditimbulkannya terhadap dirinya dan whānau [keluarganya]."

"Karena alasan etika dan privasi, kami tidak dapat mengomentari rincian perawatan pasien secara individual."

“Namun, kami telah meninjau perawatan pasien dan hal ini menghasilkan perbaikan pada sistem dan proses kami yang akan mengurangi kemungkinan kejadian serupa terulang kembali.”

Halaman
1234