TRIBUNTRENDS.COM - Pilu kehilangan dirasakan Yuni Mauliza, kekasih Imam Masykur warga Aceh yang meninggal dunia diduga dianiaya oknum Paspampres.
Yuni Mauliza diketahui merupakan mahasiswi Universitas Al Muslim Peusangan Bireuen, Aceh.
Yuni Mauliza terpantau aktif di media sosial, ia juga kerap membagikan aktivitasnya.
Terbaru ia juga mengunggah momen mengantarkan sang kekasih ke tempat peristirahatan terakhir.
Terlihat Yuni berada disamping peti tengah memeluknya dan menangis pilu.
Bahkan diceritakan Yuni bahwa Imam Musykur sempat mengungkapkan janji ketika pulang ke Aceh akan melamar dirinya.
Baca juga: Imam Masykur Tewas Dianiaya Paspampres, Sang Ibu Histeris, Panggil Jokowi : Apa Salah Anak Saya?
Namun takdir berkata lain, Yuni kini harus mengikhlaskan sang kekasih.
Ia berdoa semoga sang kekasih diberikan jalan yang terbaik.
"Terima ga terima tetap harus ikhlas, pergi mu begitu cepat sayang. Tugasmu disini sudah selesai sayang, kamu sudah tenang, Allah lebih menyayagimu, sekarang kita pulang negara ini sungguh kejam untukmu syg.
Semoga keadilan tetap berpihak padamu dengan seadil2nya hukum dinegara ini, padahal rencana terakhirmu sungguh baik "Tunggu aku pulang puasa ini untuk bertemu orang tuamu" tapi lain lagi rencana Tuhan kita tidak dijodohkan didunia ini kita hanya dipertemukan saja.
Doa terbaik menyertaimu, kamu diperlakukan bagaikan nyawa tidak berharga sama sekali bagi mereka, dengan tanpa disadari jalan mu ke surga sudah ditunjukkan oleh mereka yang tidak layaknya disebut manusia," tulisnya.
Seperti diketahui, pemuda tewas diduga dianiaya oknum TNI ini berasal dari Aceh desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh bernama Imam Masykur (25).
Adapun kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Imam Masykur ini terjadi di Jakarta, pada Sabtu (12/8/2023).
Kronologi kejadian
isi rekaman kronologi kejadian penculikan dan penganiayaan pria asal Aceh hingga tewas.
Oknum Paspampres mengilangkan nyawa Imam Masykur diduga berinisial Praka RM.
Adapun isi rekaman kronologi kejadian salah satunya diunggah oleh pengacara Hotman Paris Hutapea.
Baca juga: Apa Hubungan Paspampres Praka RM dengan Imam Masykur? Motif Pembunuhan Terungkap : Uang Tebusan
Dalam unggahanya, Hotman siap turun tangan membantu korban yang diduga dianiaya Paspampres ini.
"Apa benar Oknum TNI pembunuhnya?? Mohon Panglima TNI berikan tanggapan!! Ayok semua Netizen ikut bersuara! No viral no justice! People power bantu Tim Hotman 911," tulisnya.
Pada rekaman itu dijelaskan bahwa Imam Masykur sebelumnya sempat menjadi korban penculikan oleh oknum TNI yang membuatnya meninggal dunia.
"Assalamualaikum, jadi pada rekan-rekan semua, sedikit info tentang Masykur," ucapnya.
Dijelaskan dalam rekaman bahwa korban bernama Imam Masykur ini merantau ke Jakarta tepatnya di Tangerang.
"Masykur ini yaitu berumur 25 tahun dia merantau ke Jakarta tepatnya di Tangerang," sambungnya.
Dijelaskanya, saat itu sebelum kejadian tak hanya Masykur yang diculik namun ada kedua rekannya yang turut diculik dan dimintai tebusan uang sebesar Rp13 juta.
Namun saat itu, rekan Masykur akhirnya memberikan uang tebusan tersebut sehingga mereka sempat berhasil.
"Sebelum kejadian, Masykur dan rekannya berdua mereka telah diculik juga diminta tebusan sekitar Rp 13 juta dan sudah ditebus dengan rekannya Leman waktu itu," ujarnya.
Rupanya dalam aksi tersebut kembali dilakuakn , sang oknum TNI kembali meminta tebusan dengan nominal yang jauh lebih besar.
Baca juga: Kejamnya Praka RM Aniaya Imam hingga Tewas, Punggung Berdarah & Rusuk Patah, 3 Pelaku Diringkus
"Dan ini adalah kejadian kedua, berarti 2 minggu sebelum kejadian ini sudah diminta tebusan," sambungnya.
Saat itu Masykur dan kedua rekannya dijemput paksa oleh oknum TNI ini ditempatnya bekerja, dan dimintai uang tebusan sebsar Rp50 juta.
"Dan ketika kejadian hari H diminta tebusan Rp 50 juta, yaitu dijemput di tempat usahanya si Masykur," ungkapnya.
Namun saat itu, kedua rekannya ini rupanya berhasil melarikan diri, dan yang tertinggal hanya Imam Masykur.
"Mereka berdua dengan rekannya, namun rekannya berhasil melarikan diri," sambungnya.
Menurut cerita tersebut, Imam Masykur tak sempat ditolong oleh warga lantaran alasan yang tidak disebutkan.
"Masykur dimasukan ke dalam mobil, sebelumnya warga disitu sempat ingin membantu namun karena ada satu hal jadi tidak bisa," ujarnya.
Pelaku dijelaskan berjumlah lima orang, dan sudah tertangkap tiga.
Sementara yang duanya tengah dalam pengejaran.
"Mereka berjumlah 5 orang pelaku yang sudah tertangkap 3, yang lagi dalam pengejaran 2 orang," jelasnya.
Adapun kondisi korban setelah dianiaya mengalami patah tulah dibagian rusuk dan rahang hingga penganiayaan dibadan.
"Masykur mengalami patah tulang dibagian rusuk, rahang, dan penganiayaan di badan bagian lain," pungkasnya.
Sebelum meninggal, Imam Masykur dikabarkan sempat menelepon keluarganya dan mengaku dirinya sedang dianiaya pelaku yang menjemputnya.
Setelah itu, korban tidak lagi bisa dihubungi dan tidak pulang-pulang lagi ke rumah.
Karena itu, keluarga korban pun melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
Setelah beberapa hari tak ada kabar lagi tentang Imam Masykur, baru pada tanggal 24 Agustus 2023, keluarga mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.
Jenazahnya lantas diterbangkan ke Medan, lalu diangkut menggunakan ambulans ke Bireuen.
Jenazah tiba sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (25/08/2023) dan dikebumikan beberapa saat kemudian di perkuburan keluarga. (Tribun Sumsel)
Diolah dari artikel di Tribun Sumsel