TRIBUNTRENDS.COM - Terungkap sosok pria yang berhasil kalahkan Anies Baswedan di lomba gebuk bantal hingga membuat capres rival Prabowo itu jatuh ke sungai.
Momen pria tersebut mengalahkan Anies Baswedan terekam dalam momen lomba 17an di kawasan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Kamis (17/8/2023).
Anies Baswedan mengikuti dua lomba sekaligus yakni gebuk bantal dan tarik tambang.
Anies sempat menang di lomba gebuk bantal putaran pertama.
Namun masuk ke putaran kedua, Anies dikalahkan oleh seorang pria menjabat ketua RT bernama Malkan.
Alhasilb Anies pun harus ikhlas terjungkal dan tercebur ke sungai.
Baca juga: IKUT Lomba HUT RI, Anies Baswedan Hampir Kalah Tarik Tambang, Tercebur ke Waduk Digulingkan Pak RT
Malkan sendiri diketahui merupakan Ketua RT 06 RW 04 Kelurahan Cilandak Barat.
Ia merupakan orang yang sama dengan sosok RT yang sempat viral lantaran berseteru dengan Dewi Perssik.
Ya, kejadian pada momen Haji beberapa bulan lalu, Malkan menjadi trending topic.
Ia dan Dewi Perssik terlibat cekcok hanya karena sapi kurban.
Dewi Perssik mengaku sapi kurban miliknya ditolak oleh Ketua RT setempat.
Sehingga tak terima dengan perlakuan tersebut membuat Dewi Perssik menguak kejadian di media sosial.
Namun kini konflik antara pedangdut Dewi Perssik dengan sang ketua RT, Malkan akhirnya berakhir damai.
Keduanya sudah saling minta maaf dan menerima kesalahan yang sudah dilakukan.
Berita sebelumnya, dalam video yang diunggah Dewi Perssik di Instagram, terdapat empat sapi yang akan dikurbankan.
Dewi Perssik mengaku hewan kurban tersebut dikirim dari Brebes dan dititipkan ke masjid dekat rumahnya.
Baca juga: TERJAWAB! Penyebab Elektabilitas Prabowo Melejit, Salib Ganjar, Anies Makin Tertinggal, 2 Faktor Ini
Karena tak ingin alamat rumah tersebar, Dewi Perssik memberikan lokasi masjid di daerah Lebak Bulus, Cilandak.
Dewi Perssik berniat untuk menyembelih sapi tersebut di kediamannya sendiri. Ia lantas meminta list warga yang kurang mampu.
Ketika hal itu terjadi, Dewi Perssik ternyata mendapat respon yang tidak baik.
Melalui asisten rumah tangga dan sekuritinya, Dewi Perssik mendapat laporan bahwa sapi yang dititipkan ke masjid ingin dilepas ketua RT.
Nampaknya Ketua RT tidak setuju dengan niat Dewi Perssik ingin menyembelih sendiri.
Dewi Perssik semakin meradang lantaran ketua RT meminta bayaran sebesar Rp100 juta.
"Kalau gak diambil sampai jam 7, kita lepas sapinya. Kalau mau bantuin sini bayar sama saya Rp100 juta, imbuhnya." ujar Dewi Perssik menirukan ketua RT dikutio Sripoku.com dari Instagramnya, Rabu (28/6/2023).
Bayaran tersebut diungkap Dewi Perssik diminta sebagai imbalan kepada warga yang mau membantu mengambil hewan kurban Dewi Perssik.
"Sapinya mau kita ambil karena gak mau mengotori tempat orang," katanya.
"Kita minta tolong, ayo pak, warga untuk membantu ada toleransi gitu. Jawabnya apa 'kalau mau dibantu bayarnya Rp100 juta'," sambungnya.
Sikap ketua RT membuat Dewi Perssik bertanya-tanya karena menurutnya tak masuk akal.
Ia mengaku ingin berbuat baik dengan warga Lebak Bulus namun direspon tidak menyenangkan dari ketua RT.
"Saya mau ngasih ke warga Lebak Bulus yang membutuhkan pak. RT Lebak Bulus 2 belakang RS Mayapada, opo sih," ucapnya.
"Kita kan sesama warga ya harus mengayomi. Kita bayar setiap bulan buat lingkungan, masak kayak gitu," imbuhnya.
"Warganya aja sayang sama Dewi Perssik kok ini RT nya sewot, gak boleh kayak gitu pak," tambahnya.
Anies Masih Santai, Tak Khawatir Sering Kalah dari Prabowo & Ganjar di Hasil Survei
Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan tak masalah selalu kalah di berbagai hasil Survei dari Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Banyak yang penasaran mengapa Anies Baswedan selalu terlihat santai meski dirinya selalu kalah di berbagai hasil Survei.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu punya alasan tersendiri menyikapi hasil survei elektabilitasnya yang rendah dibanding dua bakal capres lainnya.
Anies mengatakan justru bersyukur dirinya selalu kalah dari Prabowo dan Ganjar berdasarkan hasil survei dari berbagai lembaga.
Hal tersebut lantaran pihaknya masih belum menggunakan sumber daya yang lebih masif untuk mengkampanyekan dirinya tetapi selisih suara dengan Prabowo dan Ganjar tidak terpaut jauh.
Baca juga: Hasil Survei Lembaga Australia Prabowo vs Ganjar vs Anies Bersaing Ketat, Sosok Ini Menang Tipis
"Kenapa kami merasa bersyukur? Dengan sumber daya yang kita miliki amat-amat sedikit.
Dengan apa-apa yang kita kerjakan secara logistik, sangat sedikit dan mengandalkan basis kerelawanan yang luar biasa kuat."
"Mereka mengerjakannya dengan sepenuh hati, antusias, dan self-funding.
Dengan itu saja, kita mendapat selisih dua margin of error (dari Prabowo dan Ganjar)," ujarnya dikutip dari YouTube Karni Ilyas, Sabtu (29/7/2023).
Anies pun menilai, meski selalu di bawah raihan suara Prabowo dan Ganjar dari hasil berbagai lembaga survei, tetapi selisih yang terpaut tidak terlalu jauh.
Menurutnya, hal tersebut membuktikan bahwa dirinya dengan Prabowo maupun Ganjar tidak memiliki perbedaan signifikan terkait raihan suara.
"Kita lihat, nomor 1 dan nomor 2, selisihnya satu margin of error.
Dengan nomor tiga, maksimal selisih dua margin of error.
Artinya tidak ada perbedaan yang luar biasa, padahal kita belum menggunakan sumber daya yang banyak," katanya.
Baca juga: MAAF Anies Baswedan, Mahfud MD Tolak Tawaran Jadi Cawapres : Jangan Saya, Nanti Koalisi Pecah
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan strategi terkini terkait pencalonan dirinya sebagai capres di Pilpres 2024.
Ia mengatakan pihaknya masih membangun basis massa terlebih dahulu untuk dimaksimalkan saat masa kampanye telah dimulai.
Kemudian, strategi selanjutnya yaitu memastikan gagasan keadilan diwujudkan dalam semua aspek, lalu jaringan relawan dibangun secara luas, dan mengkoordinasikan antar koalisi partai agar gagasannya dapat diterima sampai akar rumput.
"Jadi itu semua dilakukan, infrastruktur itu dikerjakan, baru nanti kemudian kerja besarnya," ujarnya.
Di sisi lain, Anies menganggap hasil survei hanyalah pembentukan opini saat ini saja.
Namun, sambungnya, hasil yang sesungguhnya adalah saat masyarakat melakukan pencoblosan di 14 Februari 2024 mendatang.
Kemudian, Anies juga mengatakan salah satu penentuan menang atau tidaknya dirinya dalam Pilpres 2024 adalah saat masa kampanye mendatang untuk menarik simpati masyarakat.
"Kampanye yang sesungguhnya yang dilakukan mulai Oktober-Februari, itu yang akan berdampak. Kami tidak terlalu menghabiskan waktu untuk membentuk opini di dalam posisi nomor berapa dalam survei."
"Kenyataannya ketika sudah jalan, itu (hasil survei) tidak diingat-ingat lagi. Survei bulan Maret kemarin, Mei kemarin. Sudah tidak ingat, kita fokusnya ke depan, di situ saja," tegasnya.
Baca juga: Prabowo vs Ganjar vs Anies Siapa Capres Pilihan Generasi Muda? Survei Buktikan Sosok Ini Pemenangnya
Seperti diketahui, dalam berbagai lembaga survei terakhir, Anies selalu berada di peringkat ketiga dibanding pesaing terdekatnya yaitu Prabowo dan Ganjar.
Hal tersebut dibuktikan dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menempatkan Anies berada di peringkat ketiga.
Dalam simulasi 34 nama semi terbuka, Prabowo menempati peringkat teratas dengan elektabilitas sebesar 31,6 persen dan diikuti Ganjar di posisi kedua dengan raihan 31,4 persen suara.
Sementara Anies terpaut jauh dengan raihan 17,6 persen suara.
Lalu di simulasi 19 nama semi terbuka, Prabowo dan Ganjar lagi-lagi bersaing ketat.
Baca juga: Akhir-akhir Ini Mesra, Ternyata Sosok Terkuat Jadi Cawapres Prabowo Bukan Erick Thohir, Lalu Siapa?
Menteri Pertahanan tersebut pun meraih 33,4 persen suara dan diikuti Ganjar dengan 31,5 persen.
Lagi-lagi Anies kalah jauh ketimbang Prabowo dan Ganjar dengan raihan 17,4 persen suara.
Anies pun kembali kalah ketika simulasi dikerucutkan menjadi tiga nama.
Prabowo lagi-lagi berada di puncak dengan raihan 36,8 persen suara dan kembali diikuti dengan Ganjar yang meraih 21,5 persen suara.
Sementara Anies berada di posisi ketiga dengan suara 21,5 persen.
Sebagai informasi, survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 secara tatap muka.
Survei dilakukan terhadap 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan usia minimal 17 tahun atau sudah bisa mengikuti pemilu.
Sementara responden dipilih dengan metode simple random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Sripoku)
Diolah dari artikel di Sripoku