Berita Viral

Desa Ini Dihuni 237 Kembar Identik, Diduga Hasil Inses, Ilmuwan Syok Temukan Ini di Tanah dan Airnya

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret wanita dan laki-laki kembar yang ada di desa Haragonan, Bangalore, India.

TRIBUNTRENDS.COM - Unik sekali, desa ini dihuni oleh 237 orang kembar identik, benarkah hasil hubungan sedarah atau inses?

Menjejakkan kaki di tempat di mana ada ratusan orang yang identik pasti akan menjadi pengalaman yang mengesankan.

Sebuah desa di India telah membingungkan para ilmuwan selama bertahun-tahun, pasalnya ada lebih dari 200 orang memiliki wajah yang sama.

Kisah desa itu pun membuat para ilmuwan tercengang, seperti apa kisahnya?

Baca juga: SOSOK Kades Sembung Bangun Kantor Desa 8 Lantai Pakai Lift, Untung Terinspirasi Tower Zam Zam Mekkah

Ilustrasi bayi kembar. (theduponthospital.com)

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita menjumpai anak kembar yang terlihat sangat mirip.

Bahkan ada anak kembar yang sangat mirip sehingga sulit bagi orang tua untuk membedakannya.

Terbentuknya kembar identik disebabkan oleh sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 embrio.

Mereka menerima kromosom dan materi genetik yang identik, jadi ketika mereka lahir, kembar ini akan sangat mirip.

Peluang memiliki anak kembar sudah sangat kecil, kembar tiga bahkan lebih kecil.

Dilaporkan bahwa kemungkinan memiliki kembar tiga identik adalah sekitar 1 dari 200 juta kelahiran.

Namun sebuah desa ajaib di India memiliki lebih dari 200 orang yang terlihat persis sama, seolah-olah mereka adalah lebih dari 200 orang yang lahir dengan telur yang sama.

Potret wanita kembar yang ada di desa Haragonan, India.

Baca juga: Kepala Desa Ini Ternyata Suami Artis, Istrinya Viral Dilantik Jadi Kades Juga di Usia 28 Tahun

Desa itu bernama Haragonan, terletak di negara bagian selatan Bangalore, India selatan.

Ada 237 orang di desa tersebut yang memiliki penampilan yang sama, tanpa memandang jenis kelamin.

Semua ciri wajah mereka seperti cetakan yang sama.

Desa ini dikunci untuk waktu yang lama dan baru setelah Perang Dunia II secara bertahap dibuka ke dunia luar.

Ketika turis diizinkan masuk, mereka tercengang melihat wajah serupa di desa tersebut.

Fenomena ini menarik perhatian seorang ilmuwan dan ahli genetika Jerman bernama Biharz.

Baca juga: Pungli Gaya Baru Pegawai Desa di Bandung: Tolak Bayar Rp 1 Juta, Bisa Diganti dengan Hubungan Badan

Setelah penelitian bertahun-tahun, ia mengatakan bahwa fenomena ini disebut "fenomena non-keluarga", yang sifatnya sangat langka.

Sebanyak 237 orang di desa tersebut semuanya memiliki penampilan dan tinggi badan yang sama.

Mereka memiliki hidung berbentuk kerucut, bibir tebal, dan garis alis yang menonjol.

Dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan di antara mereka, yang bahkan tidak dapat dijelaskan oleh genetika.

Potret laki-laki kembar yang ada di desa Haragonan, India.

Beberapa ahli percaya bahwa desa Haragonan memiliki sejarah panjang dan sudah lama ditutup.

Selama masa itu, mereka tidak menikah dengan orang luar, yang tentunya membuat penduduk setempat melakukan perkawinan sedarah.

Dalam komunitas sekecil itu, mereka tidak memiliki peraturan yang melarang pernikahan dalam 3 generasi kerabat dekat.

Jadi orang-orang di desa akan semakin mirip.

Seiring waktu, mereka berkembang menjadi sebuah desa dengan penampilan yang mencengangkan seperti sekarang ini.

Selain itu, ekspedisi pergi jauh ke dalam desa untuk mempelajari makanan dan air, serta unsur-unsur di dalam tanah.

Mereka menemukan bahwa tanah dan air setempat kaya akan unsur platina dan bismut.

Baca juga: VIRAL Desa Terpencil Dipenuhi Rumah Mewah Tak Berpenghuni, Mobil Tak Bisa Masuk: Gimana Bangunnya?

Oleh karena itu, para ilmuwan berpendapat bahwa unsur-unsur ini mungkin juga menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang di sini lebih mirip.

Mereka dapat mengubah sel-sel ibu hamil, sehingga mempengaruhi perkembangan janin.

Orang mungkin penasaran apakah wajah seperti ini membuat warga desa tidak nyaman dalam kesehariannya dan bagaimana cara mereka membedakan satu sama lain?

Dalam hal ini, seorang wanita lanjut usia di desa tersebut mengatakan bahwa kebanyakan orang tidak mengandalkan penampilan tetapi mengidentifikasi satu sama lain melalui suara, gaya berjalan, dan kebiasaan kecil.

Karena desanya sangat kecil, semua orang saling mengenal dengan baik.

Mereka dapat membedakan perbedaan halus, bahkan mengidentifikasi satu sama lain dengan cara mereka berpakaian.

Namun semua spekulasi di atas hanyalah dugaan, tidak ada bukti nyata yang membuktikan mengapa penduduk desa Haragonan begitu mirip.

(*)

(TribunTrends/Jonisetiawan)