Menurut keterangan sumber tersebut, peng gerebekan itu dilakukan warga karena sudah menaruh curiga terhadap keduanya yang terlihat sangat akrab.
"Ya, karena kabarnya mereka sudah dekat sejak lama, makanya warga merasa curiga karena status perempuan ini janda," ungkap sumber tersebut.
Informasi diperoleh Serambinews.com (grup TribunTrends.com) dari sejumlah sumber lain menyebutkan, setelah keduanya ditangkap, langsung diserahkan kepada aparatur Gampong Alue Jerjak, Kecamatan Babahrot, guna diproses sesuai ketentuan.
Namun kabar terakhir diperoleh, permasalahan tersebut sudah diselesaikan di tingkat desa.
Kapolres Abdya, AKBP Dhani Catra Nugraha S.Ik,SH,MH yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Babahrot, Ipda Syahrul Akhyar SE, Jumat (21/07/2023) membenarkan informasi bahwa kasus tersebut.
Bahwa kasus peng gerebekan pasangan non muhrim ini sudah diselesaikan di tingkat gampong.
"Iya benar, tadi langsung desa yang selesaikan," jelasnya singkat.
Baca juga: TEGA Oknum Kepsek di Flores Lecehkan Siswinya, Malah Utus 4 Guru Minta Maaf, Polisi Laporkan Saja
Kasus Lain: Kepsek di Flores Lecehkan Siswinya, Malah Utus 4 Guru Minta Maaf
Aksi bejat dilakukan oknum kepala sekolah di Flores Timur yang tega mencabuli siswinya sendiri.
Bahkan aksinya itu dilakukan di dalam ruang kepala sekolah.
Namun meski telah berbuat salah, oknum kepala sekolah ini malah menyuruh empat gurunya untuk meminta maaf ke rumah korban.
Polisi pun buka suara dan membua ruang pelayanan bagi masyarakat agar melaporkan kasus tersebut.
Lantas mengapa oknum kepala sekolah itu tak ikut datang ke rumah korban untuk minta maaf?
Seorang siswi 17 tahun pada salah satu SMA di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Provinsi NTT diduga dilecehkan kepala sekolahnya berinisial NE.
Dugaan kasus dengan korban AKL (17) itu menjadi buah bibir warga sekolah dan masyarakat setempat. Keluarga mengaku sejumlah guru utusan kepsek mendatangi rumah orang tua korban untuk menyampaikan permohonan maaf.
Baca juga: ASTAGA! Murid SD di Sumbar Bentak Guru Pakai Kata Kasar, Malah Gurunya yang Minta Maaf: Tertekan