Akad dilaksanakan di hadapan penghulu dan dibantu oleh penerjemah dari Kementerian Agama (Kemenag) Kulon Progo.
Baca juga: TKW Rawat Anak Majikan Disabilitas, Sampai Bisa Jalan, Kini Bawa ke Karawang: Kakaknya Ogah Sentuh
Prosesi ijab kabul antara pengantin pria dengan wali nikah pengantin wanita dilakukan dengan bahasa isyarat.
Selain itu terlihat penerjemah bahasa isyarat untuk menerjemahkan ke bahasa lisan dan sebaliknya.
Pernikahan yang dihadiri kerabat dan tetangga juga diwarnai tetesan air mata haru.
Kedua mempelai seketika terlihat selalu tersenyum.
Begitu pula dengan penghulu dan para saksi.
Dengan dibantu penerjemah, Taufik menceritakan awal pertemuannya dengan sang istri, Sita.
Mereka saling mengenal sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Meskipun berbeda sekolah, keduanya bertemu saat mengikuti ajang perlombaan.
"Pada waktu itu ada lomba membatik, pesertanya yang maju dua ada saya sama Sita. Dari perlombaan itu, kami mulai saling mengenal," kata Taufik saat ditemui usai akad nikah.
Beranjak dewasa, Taufik menekuni usaha ayam potong, sedangkan Sita bekerja sebagai penjahit.
Mereka kemudian berpacaran hingga akhirnya memutuskan ke jenjang yang lebih serius.
Setelah sah menjadi suami istri, Kusrini (44), ibu dari Sita tampak terharu dan berbahagia saat menyaksikan pernikahan anak pertamanya.
"Setelah dua tahun akhirnya bisa menikah hari ini," ungkap Kusrini, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Baca juga: Wajah Imut-imut, Pengantin Wanita Ini Dikira Masih SMA Lalu Menikah Dini, Faktanya Tak Terduga
Bahasa tak jadi kendala